![]() |
Kapolda Maluku Irjen Pol Royke Lumoa. M, M saat menuju Kabupaten Maluku Tenggara Barat dari Kota Tual pada Rabu 27/11/2019 |
Tual, Marrinnews.com.- Kapolda Maluku Irjen Pol Royke Lumoa. M, M yang mengendarai Jet Ski dari Pulau Banda Kecamatan Kepulauan Banda Kabupaten Maluku Tengah ke Kota Tual dalam kegiatan Patroli Perairan jarak jauh yang di rencanakan berakhir di Pulau Wetar saat memasuki Kepualauan Kei disambut Lumba – lumba.
“Start dari banda jam 7 pagi saat memasuki
laut Tual Luar biasa saya disambut Lumba – Lumba banyak sekali mungkin mereka
sekitar 50 ekor,” Ujar Kapolda kepada media ini di Pelabuhan Tual Selasa 26/11/2019.
Selain itu Jet Ski yang dikendarainya diterpa
ombak dan hujan sehingga sekujur tubuhnya basah saat tiba di Tual, dalam
patroli dirinya menyambangi dan mampir ke Pulau Kur yang berada pada pulau terjauh
dari Kota Tual, disana dirinya menyempatkan
waktu mengobrol dengan warga.
“Pak tolong perhatikan kami,kami pulau
terjauh ni, betul juga saya setuju,” Ucapnya sambil meniru obrolanya bersama warga.
Dijelaskanya apa yang dikeluhkan warga Kur
benar, karena Kementrian Ekonomi hanya menetapkan pulau terluar dalam
nomenklaturnya padahal pulau pulau yang ada di Maluku tidak terluar karena berada
didalam wilayah Indonesia tapi terdapat pulau yang terjauh dari Kabupaten Atau
Kota sehingga berdampak pada tingginya biaya dan mahalnya barang.
“Memang bukan terluar tapi terjauh sehingga
butuh perhatian juga, kenapa butuh karena transportasi jadi mahal sehinga
barang mahal,perlu ada tunjangan khusus,” Pintanya.
Pria asal Manado Provinsi Sulawesi Utara itu
menyampaikan gagasanya agar kondisi Pulau terjauh juga menjadi perhatian Pemerintah
Pusat sehingga bukan hanya menetapkan Pulau Terluar tetapi juga pulau terjauh
dan terpencil sehingga keberadaannya juga mendapat perhatian serta tunjangan
Khusus.
“Saat mengobrol dengan warga saya juga sempat
mempelajari bahasa kur Ngam Ha Be yang
artinya siapa namamu,” Ujarnya sambil senyum bahagia.
Diakhir wawancaranya Kapolda mengatakan perjalalanan yang ditempuhnya memang tidak mudah bagi orang biasa, apalagi bagi yang tidak mencintai laut hal ini dikarenakan dirinya yang sudah terbiasa sempat memiliki perasaan was was saat berada ditengah lautan yang bebas dan luas.
“Cuman memang bagi yang tidak biasa di laut, sendiri naik kendaraan kecil dengan kedalaman 12 ribu kilo meter kalo tidak biasa memang perasaan ngeri ngeri kalo tiba tiba ada yang muncul, perasaan itu ada saja, jadi kalo tidak terbiasa dan mencintai laut saya pikir itu berat juga,” Tutupnya. (MN_86)
Editor : Ridwan Kalengkongan