Bupati Garut Rudy Gunawan SH. MH. saat memberikan oleh oleh sarung khas garut kepada Wali Kota Tual Adam Rahayaan S,Ag. M,Si. usai makan malam dipandopo yarler Tual pada Rabu (30/10/2019) |
Tual,
Marrinnews.com.- Wali Kota Tual Adam Rahayaan S,Ag. M,Si. menyambut baik rencana
Pemerintah Kabupaten Garut dalam kerjasama di sektor Perikanan lewat jamuan
makan malam yang digelar dipendopo yarler pada Rabu 30 Oktober 2019.
“Kerjasama
ini harus direspon karena nantinya akan ada ratusan kapal ikan yang masuk dan beroperasi di wilayah Kota Tual,”
Ujar Wali Kota Tual Adam Rahayaan S,Ag. M,Si usai makan malam bersama Bupati
Garut Rudy Gunawan SH. MH. di Pendopo yarler Kota Tual.
Dijelaskanya
walaupun sumberdaya nelayan lokal belum terbiasa dan mampu mengoperasikan kapal
diatas 20 Gros Ton (GT), untuk mensiasatinya maka nantinya setiap kapal yang
masuk sebagian Anak Buah Kapalnya akan menggunakan nelayan lokal.
“Disitu
nelayan kita selain ikut bekerja juga akan dilatih, ya kalo anak buak kapal
berjumlah 10 orang maka nelayan kita 5 orang nelayan garut 5 orang,” Jelasnya.
Lebih
lanjut dikatakanya selain kapal penangkap juga ada kapal penampung yang akan
menampung seluruh hasil tangkapan lalu kemudian di jual di garut, sehingga bagi
nelayan lokal bisa juga menjual hasilnya langsung kekapal pengangkut tersebut.
“Nelayan
yang ada di Desa desa yang ada disini harus bisa merespon peluang ini dengan merubah
pola penangkapan tradisional ke modern, selain itu perlu juga dilakukan
pelatihan mengoperasikan kapal diatas 20 GT,” Harapnya.
Selain
kapal penampung menjual hasil ikan, sesuai hasil diskusi nantinya setelah kapal
kembali akan membawa kebutuhan Sembako yang didatangkan dari Garut untuk para
nelayan sehingga harga barang juga relatif murah.
“Jadi
pengelolaanya melalui koperasi setelah sembako tiba akan dibagi kenelayan yang
ada sesuai kebutuhan, nanti setelah hasil tangkapan dijual tinggal dipotong
saja,jadi kapal kesana ada isi, kesini juga ada isi,” Terangnya.
Menurutnya
konsep ini merupakan ide saat kampanye dulu dimana ada persamaan harga antara
dipulau dan didaratan, sehingga dirinya berharap dengan cara ini akan ada
pemerataan terhadap harga barang.
“Kami
juga berpikir jangan sampai ada investor yang datang juga bisa mendorong usaha kecil untuk
itu ikan nantinya akan disilet dan dagingnya dijual sedangkan tulang tulang itu
diserahkan ke usaha mikro untuk dibikin makanan ternak,” Jelasnya.
Untuk
mendukung sambungnya sesuai hasil diskusi ada ide dengan harus bersamaan dengan
pengadaan bibit jagung untuk dikolaborasi dengan tulang diolah menjadi makanan
ternak.
“Pemerintah
ingin membantu baik itu peningkatan kapasitas nelayan maupun lainnya lewat APBD
tapi sudah terlambat, kerjasama ini baru diketahui setelah penetapan APBD 2020 sehingga diharapkan Desa bisa
mengintervensi melalui dana Desa,” Tutupnya. (MN_86)
Editor : Ridwan Kalengkongan