Penulis | Editor: Gery Ngamel
TUAL, MARRINnews.com - Hasil kajian Rumah BUMN Tual – atau setidaknya expert Rumah BUMN Tual Vivi Hahury – menemukan bahwa kendala utama yang menghambat perkembangan usaha pelaku UMKM di Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara, terletak pada pasar.
Kajian itu tidak hanya dilakukan di belakang meja. Sejak 2017, Rumah BUMN Tual melaksanakan berbagai kegiatan sembari membuat kajian. Awalnya, Hahury menduga masalah utama ada pada packaging produk. Tetapi setelah menjawab masalah tersebut, hasil penjualan pun belum baik.
Kajian demi kajian, juga tentang modal usaha, perizinan, terus dilakukan. Hingga pada tahun ini, Hahury mengambil kesimpulan bahwa kendala utama ternyata terletak pada pasar. Sebab itu Rumah BUMN Tual mulai mendorong penciptaan pasar bagi pelaku usaha. Upaya itu dilakukan melalui kegiatan Bazar UMKM.
Rumah BUMN Tual menggelar kegiatan Bazar UMKM di halaman kantornya di Ohoijang, Langgur, Maluku Tenggara, Maluku, Sabtu (9/9/2023). Mereka berkolaborasi dengan Komunitas Rajut Evav Maluku Tenggara dan Pelaku UMKM Kuliner.
Dalam kegiatan tersebut, Rumah BUMN Tual membuka pameran jajanan kuliner khas Kei, pelatihan technical skill handycraft rajut, dan membantu membuat izin usaha pelaku UMKM.
Kepada Suaradamai.com di sela-sela kegiatan, Hahury mengatakan, melalui kegiatan ini, pihaknya tidak hanya menyediakan wadah bagi pelaku UMKM untuk menjual produknya dalam pameran. Tetapi, “memaksa” pelaku UMKM agar secara mandiri menciptakan pasar.
Rumah BUMN Tual mendorong penciptaan pasar dalam bentuk kegiatan yang lebih terintegrasi. Awalnya mereka melakukan sosialisasi, kemudian mendorong pelaku UMKM menciptakan produk yang berbeda dari yang biasanya. Selanjutnya melatih pelaku UMKM untuk berjualan secara online di media sosial dan marketplace lainnya.
Haury mengungkap, dalam kegiatan pameran di Bazar UMKM kali ini, melibatkan pelaku UMKM yang baru mulai merintis usaha. Juga menjual produk yang berbeda dari produk yang ada di pasar.
“Peserta pameran ini ada yang dari Ohoi/Desa Letman, Loon. Ada juga pegawai swasta,” ungkap Hahury. “Kalau dilihat dari produk yang ditampilkan, hampir sebagian besar bukan berbahan baku enbal (kuliner andalan di Kei)”.
“Kita mndorong mereka untuk lebih berinovasi, melihat sekitar. Apa yang bisa mereka manfaatkan dari bahan baku yang ada sekitar, selain enbal. Karena selain bahan baku enbal terbatas, juga sudah banyak produk dari enbal,” ungkap Hahury.
Hahury menambahkan, pihaknya tidak ingin memanjakan pelaku UMKM dengan menghadirkan pengunjung di pameran. Tetapi, lokasi pameran itu juga sebagai sarana untuk melatih pelaku UMKM mempromosikan dan menjual produknya secara online.
“Kita kasih gratis untuk mereka buka lapak di sini, jualan. Akses internet di sini cukup cepat. Seterusnya kita akan bantu mereka jualan di sini. Kita siapkan fasilitas, selebihnya mereka yang jualan. Bukan penyelenggara yang menghadirkan pembeli,” terang Hahury.
Menurut Hahury, kegiatan Bazar UMKM ini akan dilaksanakan setiap bulan untuk semakin mendorong orang-orang menjadi pelaku ekonomi kreatif. “Kita dari Rumah BUMN tidak hanya melatih, tetapi juga membantu memfasilitasi pelaku UMKM untuk menjual produknya,” pungkas Hahury.
Mendorong pelaku UMKM untuk Go Modern, Go Digital, Go Online, dan Go Global
Dalam membantu pengembangan usaha pelaku UMKM, Hahury mengatakan, Rumah BUMN Tual terus mendorong pelaku UMKM di Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual untuk go modern, go digital, go online, dan go global.
Lewat go modern, Rumah BUMN Tual melibatkan pelaku UMKM dalam berbagai kegiatan kumpul bersama yang kemudian dibentuk menjadi komunitas. Salah satunya adalah Komunitas Rajut Evav Maluku Tenggara.
“Lewat komunitas ini, kita kumpulkan pelaku UMKM yang punya hobi merajut. Nah, mereka disebut go modern. Ketika berkumpul di situ, mereka saling berbagi, saling sharing kreativitas, melihat inovasi terbaru. Saat ini, saya lihat produk-produk yang dihasilkan sudah cukup berkembang,” jelas Hahury.
Selanjutnya go digital. Rumah BUMN Tual juga mendorong pelaku UMKM untuk memanfaatkan media digital, media sosial, dan marketplace untuk menjual produk. Selain itu, juga mendorong pelaku UMKM untuk bertransaksi menggunakan media digital seperti QR Code atau Qris.
“Kalau kita kan punya produk Indibiz Pay. Itu untuk pembayaran non-tunai. Jadi pelaku UMKM bisa menyimpan saldo mereka. Mereka bisa mengatur penjualan mereka, pendapatan mereka lewat aplikasi itu,” tambah Hahury.
Kemudian, go online. Rumah BUMN Tual juga memperkenalkan portal PaDi UMKM atau Pasar Digital UMKM. Di portal itu, terlibat semua BUMN di dalamnya. “Mereka yang mau membeli produk UMKM, bisa mengakses di portal PaDi UMKM. Bukan saja produk fisik, tetapi produk jasa,” ungkap Hahury.
Selanjutnya, untuk mendukung pelaku UMKM di Tual dan Malra go online, Rumah BUMN Tual membantu membuat izin usaha sebagai syarat pendaftaran di PaDi UMKM
Terakhir, go global. Rumah BUMN Tual juga mendorong produk
UMKM dari Kepulauan Kei agar bisa dipasarkan di luar negeri.