Penulis | Editor: Gery Ngamel
MALUKU TENGGARA, MARRINnews.com - Uskup Diosis Amboina Mgr. Seno (Inno) Ngutra dan Bupati Maluku
Tenggara (Malra) M. Thaher Hanubun, meresmikan Gereja Kristus Raja Semesta Alam
Stasi Ohoiel, Keuskupan Amboina, Minggu (2/7/2023).
Acara peresmian
ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Uskup dan Bupati. Kegiatan
tersebut juga disatukan dengan acara pemberkatan dan peresmian Menara Lonceng
Gereja Ebenhaezer dan Pastori Jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM) Ohoiel.
Pantauan Suara
Damai, turut hadir Ketua DPRD Provinsi Maluku Benhur G. Watubun, Wakil
Sekretaris Umum MPH Sinode GPM Pdt. Rudy Rahabeat, pimpinan dan anggota DPRD
Malra, Forkopimda, dan jajaran pimpinan OPD, dan para tokoh agama dari tiga
golongan: Islam, Protestan, dan Katolik.
Ketua Panitia
Peresmian Gereja, Menara Lonceng, dan Pastori, Titus Betaubun menjelaskan,
kegiatan pemberkatan dan peresmian secara bersamaan ini bertujuan untuk
memperkuat solidaritas dan keutuhan masyarakat, umat, dan jemaat, dalam
membangun toleransi antar umat beragama di Woma El Banyal Ngon Selis.
Kegiatan tersebut
juga bertujuan untuk memulihkan sebuah peristiwa sejarah masa lampau tentang
penolakan yang dilakukan oleh pemerintah ohoi (orangkai/kepala
ohoi dan balrayat/masyarakat) terhadap misionaris Katolik pada
tahun 1896.
Acara peresmian berlangsung meriah. Tari Samra yang bernuansa Islami dari Kelompok Tari Wandan Culture dan Kelompok Tari Ohoi Daftel turut menambah suasana toleransi di Bumi Larvul Ngabal, khususnya di Ohoiel.
Sementara itu, Wakil Sekretaris
Umum MPH Sinode GPM Pdt. Rudy Rahabeat dalam sambutannya mengatakan, kegiatan
tersebut bukan hanya sekadar membangun fasilitas peribadatan. Lebih-lebih,
menurut dia, merupakan momentum membangun kemanusiaan, persaudaraan, dan
persekutuan.
“Peristiwa ini
menunjukkan kepada dunia bahwa di Tanah Evav (Kei) ini, perbedaan agama
dipersatukan di dalam semangat persaudaraan (dari segi adat istiadat),” ujar
Rahabeat setelah menjelaskan peran tradisi Kei.
Uskup Diosis Amboina
Mgr. Seno Ngutra juga berpendapat yang sama. Ia kemudian menyampaikan terima
kasih kepada masyarakat, umat, dan jemaat Katolik dan Protestan di Ohoiel, atas
toleransi dan persaudaraan yang terus terpupuk.
“Hari ini rupanya
menjadi tonggak sejarah, bahwa dua agama melakukan hajatan yang berbeda-beda
dalam satu momen. Ini memang sangat luar biasa. Terima kasih,” ujar Uskup Inno.
Hal senada
disampaikan oleh Bupati Malra M. Thaher Hanubun. Ia harap peristiwa yang
terjadi di Ohoiel hari ini menjadi teladan bagi umat beragama di Bumi Larvul
Ngabal.
Bupati menambahkan,
dalam beberapa waktu kedepan, akan ada peresmian sejumlah rumah ibadah, salah
satunya di Ohoi Wain. Ia berharap acara peresmian Gereja Katolik dan Masjid di
Wain juga dilakukan dalam satu momen seperti di Ohoiel.
Khusus untuk Ohoiel, menurut Bupati, ohoi ini memang tidak punya cerita sejarah Katolik yang populer seperti di Langgur, tetapi dari Ohoiel telah lahir dua Uskup yaitu Mgr. John Philip Saklil (yang berasal Ohoiel) dan Mgr. Seno Ngutra (yang memiliki hubungan perkawinan dari Ohoiel).