Tual,
Marrin News.com.- Jika
anda sempat melewati wilayah
pinggiran Desa Taar, Kecamatan
Dullah Selatan, Kota Tual maka
perhatian Anda
akan terkesima menyaksikan hutan -hutan Mangrove yang subur dan terjaga. Pemandangan
ini semakin berkesan mengingat lokasi hutan Mangrove Desa Taar terletak sangat dekat
dari pusat kota Tual.
Pemandangan
mangrove nan hijau itu hanya mungkin lestari karena Desa Taar memberlakukan
Sasi Darat dan Sasi Laut. Sasi Darat atau larangan mengambil hasil di kawasan
tertentu di darat membuat beberapa areal dalam wilayah petuanan Taar tetap
lestari dan terjaga.
Wilayah
ini menjadi paru-paru bagi tempat di sekitarnya yang tumbuh kian pesat. Hutan
yang membentang di sakitar Teluk Un menjadi rumah bagi satwa endemic; burung
Tarang, Kakaktua jambul kuning dan beberapa spesies Bangau.
Sasi
Darat diberlakukan untuk waktu tidak tertentu. Bapak Buce, tetua adat yang
selalu dipercaya memimpin upacara Buka dan Tutup Sasi saat
ditemui Tim Pendamping Inovasi Desa (TPID) mengatakan bahwa sampai saat ini warga masih menimbang perlu
untuk terus menutup Sasi Darat, karena beberapa jenis kayu masih dalam proses
berkembang. Selain itu juga untuk menjamin kelestarian beberapa jenis tumbuhan
di dalamnya.
“ Sementara Sasi Laut baru seminggu lalu dibuka setelah
ditutup untuk masa sekitar 2 tahun. Pasca pembukaan Sasi warga dibebaskan
mencari ,”
Ujarnya kepada TPID Belum Lama ini.
salah satu Hasil Tangkapan Warga Saat sasi dibuka |
Di lokasi terpisah, Ketua BPD Taar yang ditemui TPID Kecamatan Dullah Selatan mengatakan bahwa berbagai
manfaat tidak langsung diperoleh warga dari Sasi Laut.
“Yang pasti masa Tutup Sasi memberi keleluasaan biota
laut untuk berkembang biak dan memberi hasil cukup banyak ketika masa Buka
Sasi. Manfaat
lain adalah proses pewarisan ilmu dan kearifan lokal dalam hal merawat
kelestarian lingkungan laut. Hal seperti ini penting untuk generasi kita kedepan
”
Terangya.
Di
luar wilayah Sasi,
pemerintah Desa Taar juga mengelola teluk Taar menjadi kawasan komersil yang
sudah mulai direalisasikan sejak tahun lalu. Saat ini sudah berdiri beberapa
gazebo yang akan digunakan sebagai warung lesehan yang menyajikan aneka menu
makanan khas Kei. Harapannya warung ini akan menarik minat para pelancong
mengingat lokasinya yang cukup strategis, yakni berada di tepian teluk Taar
yang terjaga dan asri.
Kawasan
ini merupakan area Sasi Laut yang dibuka sekali setahun (tahun ini jadwalnya
pada awal November). Tempatnya memiliki pemandangan bagus dengan air laut
tenang karena berada di teluk. Tahun ini adalah tahun kedua pembangunan, dan diharapkan tahun 2019 sudah bisa dioperasikan
dan kelak bisa memberi pemasukan bagi desa.
Kendala yang dihadapi
pemerintah desa Taar dalam rangka pengembangan potensi desa adalah kewenangan
desa yang belum jelas. Mulai dari penegasan batas wilayah, sampai pada
bentuk-bentuk kewenangan desa yang bisa dikelola oleh pemerintah desa.
Sebenarnya inisiatif dari desa sudah diupayakan, tetapi belum ada payung hukum
berupa Peraturan Daerah tentang Kewenangan Desa. Harapannya Pemerintah Kota
segera menuntaskan regulasi ini, supaya Desa segera menindaklanjuti dalam
Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa. Dengan demikian pemerintah desa memiliki landasar
hukum dan landasan gerak untuk memanfaatkan semua potensi yang ada.
Oleh Buce Songyanan.
Penulis Adalah Tim Pendamping Inovasi
Desa (TPID) Kecamatan Dullah Selatan.