Marrin News

70 Tahun Berlalu! Pulau Kei Besar Maluku Tenggara Segera Miliki Rumah Sakit Pratama

Gubernur Maluku Murad Ismail didampingi Ibu Widya Murad bersama Bupati Maluku Tenggara M. Thaher Hanubun berjabat tangan dengan para Raja usai meletakan batu pertama pembangunan Rumah Sakit Pratama MTH di Desa Elat, Kecamatan Kei Besar pada 3 Mei 2023. Foto: Ichad Ohoira_Bag. Prokopim Malra.


Penulis | Editor: Gery Ngamel

MALUKU TENGGARA, MARRINnews.com - Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara menaruh perhatian serius dan berkelanjutan untuk meningkatkan layanan kesehatan di wilayah Pulau Kei Besar dengan memperluas aksesibilitas masyarakat.

Pemerataan asksesibilitas layanan kesehatan tersebut ditandai dengan peletakan batu pertama pembangunan Rumah Sakit Pratama Maluku Tenggara Hebat (MTH) di kawasan Desa Elat, Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku.

Peletakan batu pertama RSP MTH dilakukan oleh Gubernur Maluku Murad Ismail bersama Bupati Maluku Tenggara M. Thaher Hanubun pada Rabu 3 Mei 2023 siang.

Turut juga dalam momentum bersejarah itu yakni Pangdam XVI Pattimura Mayjend Tni Ruruh Setyawibawa, Danrem 151 Binaiyal Brigjen Tni Aminton Manurung, Wakapolda Maluku Brigjen Pol Stephen Napiun serta sejumlah Raja Kepulauan Kei.

Gubernur Maluku Murad Ismail menyatakan, kehadiran rumah sakit pratama di Pulau Kei Besar merupakan kontribusi nyata pemerintah dalam upaya meningkatkan layanan Kesehatan di Kabupaten Maluku Tenggara. 

Ia pun memberikan apresiasi kepada Bupati M. Thaher Hanubun dan jajarannya atas usaha dan pencapaian tersebut. Murad berharap pembangunan rumah sakit type d ini dapat memudahkan layanan kesehatan masyarakat wilayah Pulau Kei Besar di lima kecamatan, Kabupaten Maluku Tenggara.

“Kita merasa bersyukur karena hari ini dengan dibangunnya Rumah Sakit Pratama di Kei Besar menunjukan perhatian pemerintah kepada Maluku perlahan-lahan mulai meningkat,” ujar Gubernur Murad dalam sambutannya, kemarin.

Sementara itu, Bupati Thaher Hanubun menyebut proyek pembangunan Rumah Sakit Pratama MTH dibangun dengan anggaran dana alokasi khusus (DAK) fisik dari Kementerian Kesehatan sebesar Rp74,5 milyar.

“Rp40 milyar untuk bangunan fisik dan sekitar Rp30 milyar untuk alat kesehatan,” jelas Thaher dalam laporannya.

Kepala Dinas Kesehatan Malra, dr. Katrinje Notanubun menambahkan, RSP MTH berlantai satu dan memiliki lima belas ruang bangunan dengan total luas mencapai 600 meter persegi.

“Di dalamnya nanti ada baik itu unit gawat darurat, ruang pelayanan kebidanan, ruang jenazah sampai ruang radiologi. Sekaligus juga akan dibangun pagar keliling di sini (RSP MTH),” jelas dr. Ketty kepada wartawan di Elat.

Hanya saja, lanjut kata Putri Ohoiwait kelahiran Makassar ini bahwa nantinya masih ada kekurangan sarana pada RSP MTH yakni rumah atau tempat tinggal untuk tenaga medis.

“Kami akan upayakan lagi ke Bappenas untuk rumah paramedis ini,” imbuhnya.

Adapun progres tahapan pekerjaan fisik bangunan Rumah Sakit Pratama MTH direncanakan selama enam bulan, hingga November 2023.

“Untuk tahap awal, pelelangan landscapenya (penataan kawasan) sudah selesai dengan anggaran sekitar Rp4 milyar. Ini sekarang sementara dilakukan penimbunan dan sehari dua hari lagi pekerjaan bangunannya sudah dimulai,” terang dr. Ketty.

Pindah Lokasi, Pembangunan Terlambat

Dibalik perencanaan pembangunan Rumah Sakit Pratama MTH di Pulau Kei Besar nampaknya tidak berjalan mulus. Rencana awal, bangunan rumah sakit ini harusnya berada di kawasan Desa Hulurat, Kecamatan Kei Besar.

Namun begitu, lokasi tersebut kemudian dipindahkan ke kawasan reklamasi di pesisir pantai Desa Elat, tepatnya sekitar 1 kilometer dari kawasan pelabuhan Elat. Alasan pemindahan lokasi karena kendala teknis berupa sertifikat lahan.

Kadis dr. Ketty mengatakan, akibat dari pemindahan itu pun progres pembangunan RSP MTH mengalami keterlambatan dari perencanaan yang telah disepakati bersama antara Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara dan Kementerian Kesehatan.

“Kalau normal harusnya enam bulan tapi kami mengalami sedikit keterlambatan karena perpindahan lokasi. Yang harusnya ada di Hulurat tapi kita pindahkan ke sini (Desa Elat),” ungkap dia.

“Sertifikat tanah (lokasi Desa Hulurat) ada sedikit bermasalah sehingga dipandang perlu untuk memindahkan. Memang tidak masalah dalam pemindahan karena terletak dalam satu kecamatan, hanya saja sangat memakan waktu,” jelas dr. Ketty.

Penantian panjang masyarakat Pulau Kei Besar selama 70 tahun untuk mendapatkan akses layanan kesehatan yang lebih baik dan cepat bakal segera terwujud, dengan hadirnya rumah sakit pratama yang akan segera dibangun di kawasan pulau tersebut.

Masyarakat pun diharapkan mendukung percepatan pembangunan rumah sakit unit pelaksana teknis ini sehingga dapat segera rampung dan beroperasi melayani masyarakat.

“Kita mohon doa dan dukungan semua elemen masyarakat, mudah-mudahan semua berjalan sesuai rencana, harus selesai tahun ini (tahun 2023),” tandas dr. Ketty.

Baca Juga

Berita Populer

Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar