Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Pol M. Rum Ohoirat. Foto: istimewa |
Penulis | Editor: Gery Ngamel
TUAL, MARRINnews.com - Kepolisian Daerah (Polda) Maluku
menghimbau masyarakat tidak terprovokasi soal konflik antar warga yang tengah
terjadi di Kota Tual saat ini.
”Kami menghimbau kepada masyarakat untuk menahan diri dan tidak
terprovokasi agar konflik ini tidak meluas,” kata Kabid Humas Polda Maluku,
Kombes Pol M. Rum Ohoirat saat dihubungi via telepon seluler, Rabu (1/2/2023).
Rum lanjut mengungkapkan, bentrok antar dua kompleks itu
menyebabkan sejumlah warga dan anggota Polisi korban lemparan benda tumpul dan
tembakan senapan angin.
”Akibat konflik itu sekitar 10 warga dan 3 Anggota Polisi ikut
korban lemparan benda tumpul dan tembakan senapan angin,“ ungkap Rum.
Ia lanjut menjelaskan, konflik ini berawal dari salah satu warga
Banda Eli mengalami luka panah dari orang yang tidak kenal di kompleks sehingga
terjadi konsentrasi masa.
”Sangat disayangkan ya, tadi malam sekitar pukul 22.00 wit,
salah satu warga Banda Eli duluk- duduk disitu tiba-tiba dia bertarik bahwa dia
kena panah dan rupanya ada orang yang panah dia di komplek situ, akibat
kejadian tersebut mengakibatkan konsentrasi masa. Kebetulan sebelumnya, ada
kejadian antar masyarakat Banda Eli dan Yarler di situ,” ujar dia.
Akibat konfilik itu juga, lanjut kata dia, menyebabkan sejumlah
bangunan ludes terbakar.
”Akibat bentrok ini sejumlah rumah terbakar, sekitar 10 warga
Korban luka panah dan 3 anggota Polisi, korban ini ada luka panah, ada yang
luka tembakan senapan angin dan lemparan benda tumpul sedangkan korban matrial
sendiri kita belum data karena malam, ” terang Rum.
Kepolisan pun berharap agar masyarakat jangan terprovokasi
sehingga terjadi konflik yang meluas, dan masyarakat tetap menahan diri.
“Sekali lagi kami menghimbau kepada masyarakat bahwa, jangan terprovokasi agar bentrok ini jangan meluas dan ingat pesan orang tua-tua adat bahwa kita ini hidup bersaudara sesuai dengan Filsovi bahwa fuut Ain Mehe Ngifun Manut Ain Mehe Nii Tilur, artinya bahwa kita ini satu kesatuan yang hidup dalam tatanan adat,: tandas Rum.