Marrin News

Desa Ohoiren-Ohoidertutu Punya Potensi Wisata Luar Biasa, Kapolda Maluku: Hentikanlah Pertikaian

Pertemuan Kapolda Maluku, Pangdam Pattimura, Sekda Maluku Tenggara bersama Warga Desa Ohoiren di Mapolsek Kei Kecil Barat dan warga Ohoidertutu di halaman rumah Kepala Desa Ohoidertutu, Selasa (26/7/2022). Sumber foto: Marrinnews.com

Penulis | Editor: Tim Redaksi

LANGGUR, MARRINnews.com – Kapolda Maluku Irjen Pol Lotharia Latif, Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Ruruh Aris Setyawibawa dan Sekretaris Daerah Maluku Tenggara Ahmad Yani Rahawarin melakukan pertemuan dengan Masyarakat Desa Ohoiren dan Ohoidertutu di Wilayah Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku, Selasa (26/7/2022).

Pertemuan dihadiri pula pimpinan TNI/Polri di wilayah hukum Maluku Tenggara, Pastor Paroki Ohoidertutu RD.Erick Mara, dan sejumlah pimpinan di lingkup Pemerintahan Kabupaten Maluku Tenggara, tokoh adat dan pemuda.

Adapun pertemuan dilakukan secara terpisah, dimana dengan warga Ohoiren berlangsung di halaman Mapolsek Kei Kecil Barat. Sedangkan bersama elemen masyarakat Ohoidertutu, dilangsungkan di halaman rumah Kepala Desa Ohoidertutu. Pertemuan tersebut membahas soal konflik dan perdamaian antar warga Desa Ohoiren dan Ohoidertutu.

Sebagaimana diketahui, Kecamatan Kei Kecil Barat sempat menjadi sorotan lantaran terjadi bentrokan antar warga Desa Ohoiren dan Ohoidertutu pada 25 Juli 2022. Konflik tersebut diduga terjadi karena aksi sekelompok pemuda Ohoiren yang menghilangkan nyawa salah satu pemuda Ohoidertutu di Desa Somlain pada Sabtu (23/7/2022) dini hari.

Dalam pertemuan di Mapolsek, perwakilan warga Ohoiren Leo Rahayaan menyampaikan penyesalan warganya atas tindakan kriminal yang berimbas pada konflik kemarin. Ia bersama warga Ohoiren lantas menyatakan komitmen untuk berdamai.

“Kami sangat menyesal atas tindakan, kelakuan sebagaimana kita ketahui. Kami sangat menyesal. Kami semua siap untuk berdamai. Kami sangat berharap dan ingin secepatnya perdamaian ini dilakukan,” ujar Leo.

Harapan damai yang sama disampaikan juga Penjabat Kepala Desa Ohoiren Anderias Hanoatubun. Anderias mengatakan, konflik kemarin telah mengakibatkan ratusan warga Desa Ohoiren mengungsi ke desa-desa tetangga. Sedangkan, sebanyak 22 rumah warga mengalami kerusakan

“Kondisi kamtibmas di Desa Ohoiren untuk saat ini sudah aman terkendali. Untuk sekarang, warga masyarakat, khususnya wanita dan anak-anak diungsikan ke desa-desa tetangga. Oleh karenanya, kami tetap inginkan untuk adanya perdamaian,” cetus dia.

Selanjutnya dalam pertemuan di Desa Ohoidertutu, Kepala Desa Ohoidertutu James Teniwut menginginkan perdamaian dilakukan secara adat-istiadat Kei. Proses damai ini juga, bagi dia, sekiranya dapat dilakukan secepat mungkin sehingga aktivitas masyarakat bisa kembali normal.

“Kalau bisa secepat mungkin. Dan yang lebih saya harapkan lagi, penyelesaian konflik ini dilakukan dengan adat Kei sehingga dapat terselesaikan secara baik,” kata James.

Baik warga desa Ohoiren dan Ohoidertutu menyambut baik kehadiran Kapolda Maluku dan Pangdam Pattimura bersama rombongan. Warga pun berharap kehadiran pimpinan tinggi TNI/Polri di Maluku ini bisa menjembatani perdamaian antara warga kedua desa.

Sementara itu, menurut Pastor Paroki Ohoidertutu RD. Erik Mara, mediasi perdamaian antara kedua warga atau umat paroki di wilayah Kei Kecil Barat perlu dilakukan secara bertahap dan terpisah.

“Setelah mediasi berjalan baik, dan dilakukan proses adat, setelahnya kami berencana untuk melakukan misa perdamaian,” kata Pastor Erick.

Ia lanjut berkata, saat ini pihak keluarga korban (korban jiwa, kasus 24 Juli 2022 dini hari) telah menyerahkan sepenuhnya permasalahan tersebut kepada pihak kepolisian.

Kapolda Maluku dan Pangdam Pattimura menyambut baik niat dari kedua desa untuk melakukan perdamaian. Dua Jenderal Bintang Dua ini meminta warga di kedua desa berhenti bertikai. Mereka pun berharap mediasi perdamaian bisa berjalan sebagaimana mestinya.

“Sekarang yang paling utama adalah penanganan jangka pendek untuk merekonstruksi dampak konflik. Termasuk proses mediasi damai tetap dilakukan,” ujar Kapolda Maluku.

Kapolda Lotharia menilai, Maluku Tenggara, khususnya di Desa Ohoiren dan Ohoidertutu memiliki potensi pariwisata luar biasa, baik wisata bahari maupun budaya (adat istiadat).

Ia pun meminta warga membangun citra baik terhadap potensi-potensi tersebut sehingga bisa memikat wisatawan berkunjung ke wilayah setempat. Dan pada akhirnya berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat.

“Saya berharap ini kejadian pertama dan terakhir. Hentikanlah pertikaian. Semua (Warga Desa Ohoidertutu dan Ohoiren, red) adalah saudara,” ujar Lotharia.

“Jangan indentikan diri kita dengan kekerasan. Dua desa ini memiliki potensi luar biasa, tinggal bagaimana kita mengisinya. Kita sepakat ‘adat', tetapi adat yang dipertahankan adalah tradisi yang membangun dan memakmurkan kesejahteraan, bukan adat yang melanggar hukum. Jadikan adat-istiadat Kei sebagai ikon pariwisata,” imbuh Kapolda.

Kapolda juga meminta warga menyerahkan sepenuhnya proses hukum pelaku kepada kepolisian. “Karena kepolisian telah mengamankan pelakunya. Jangan lagi ada profokator yang membuat rusuh terus,” tegas Lotharia.

Kapolda mengaku, kehadiran dirinya bersama Pangdam Pattimura Ruruh Aris Setyawibawa di tengah-tengah warga Ohoiren maupun Ohoidertutu merupakan wujud kepedulian.

“Walaupun kasus ini sudah ditangani Kapolres dan Dandim. Kami ingin melihat, menyapa dan memastikan langsung kondisi warga. Mudah-mudahan kehadiran kami saat ini tidak sia-sia belaka,” cetus Kapolda.

Kapolda memastikan, proses hukum terhadap para pelaku pembunuhan dilakukan sesuai ketentuan hukum dan perundang-undangan yang berlaku.

“Komitmen untuk berdamai perlu diwujudkan. Penyelesaian konflik secara adat tetap dilakukan tetapi pertanggungjawaban hukum atas kejadian menghilangkan nyawa orang lain tetap harus dijalankan. Ini adalah negara hukum,” tegas Lotharia.

Sekretaris Daerah Maluku Tenggara Ahmad Yani Rahawarin turut memberikan tanggapannya dalam pertemuan itu. Ia menekankan bahwa pemerintah daerah akan menanggulangi kerusakan rumah  warga di Desa Ohoiren.

Kendati demikian, Sekda meminta warga menjaga stabilititas kamtibmas di wilayah setempat tetap terjaga kondusif. Lebih dari itu, warga juga diminta memberikan jaminan dan kepastian adanya perdamaian.

“U her tung ntal im besa (saya minta tolong dari kalian, warga semua) hentikan pertikaian. Terkait dengan permintaan warga Ohoiren, akan menjadi beban tanggung jawab pemerintah daerah,” kata Rahawarin.

Baca Juga

Berita Populer

Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar