Marrin News

Ancaman Resesi 2023, Bupati Thaher Imbau Kepala Ohoi se Malra Bangun “Ve'e Kes Yang”

Bupati Maluku Tenggara M. Thaher Hanubun saat menyampaikan himbauan kepada para kepa ohoi dan penjabat kepala ohoi se Malra pada pertemuan di Aula Kantor Bupati Malra, Senin (12/12/2022). Foto: Akun Facebook @Galeri MTH. 

Penulis | Editor: Gerry Ngamel

LANGGUR, MARRINnews.com – Bupati Maluku Tenggara Muhammad Thaher Hanubun menyatakan, keberadaan “Ve'e Kes Yang” (bahasa Kei) atau kebun perbekalan sebagai sarana penting bagi Maluku Tenggara untuk menjaga pasokan pangan murah daerah menghadapi krisis ekonomi 2023.

“Kebijakan antisipasi dini harus dilakukan pemerintah menghadapi ancaman krisis 2023. Salah satunya adalah dengan membangun Ve'e Kes yang di awal 2023,” kata Thaher di Langgur, Senin (12/12/2022).

Bupati menyebut saat ini ada sekitar 100 negara akan mengalami ancaman kelaparan pada 2023 mendatang, tidak mencakup Indonesia.

Meski begitu, ia kembali menekankan bahwa antisipasi perlu dilakukan sejak dini guna menimalisasi segala kemungkinan yang terjadi.

Pengalaman membuktikan, lanjut kata Bupati bahwa selama masa-masa sulit ditengah pandemi Covid-19, Ve'e Kes Yang menjadi garda terdepan sekaligus solusi dalam menjaga stabilitas ketahanan pangan daerah.

Diawal masa pandemi hingga kurang lebih dua tahun, Maluku Tenggara terbantu dengan pasokan pangan hasil Ve'e Kes Yang.

Poin tambahannya adalah Ve'e Kes Yang mampu menetralisir roda ekonomi pasar. Daya kebutuhan pangan terjaga kondusif, harga pasar pun tetap terjangkau.

Pengalaman hidup lainnya, sekitar tahun 1970-an di Kabupaten Malra kala itu mengalami wabah kelaparan amat dahsyat. Dan untuk bertahan hidup, warga makan biji bakau (kamor, bahasa Kei) yang ditumbuk dan diperas berulang kali hingga dijemur, barulah kemudian dimakan.

Dalam konteks tersebut, Bupati menghimbau kepada kepala ohoi se Maluku Tenggara agar mengalokasikan sebagian dana dari cakupan APBO/des 2023 untuk membangun kebun-kebun perbekalan

“Di awal 2023, selama tidak terbentur ketentuan undang-undang maka setiap ohoi sudah harus menganggarkan untuk Ve'e Kes Yang. Kita harus siap untuk kondisi krisis global, jangan sampai masyarakat kita kelaparan karena pangan terbatas dan mahal,” imbau Thaher.

Ia menegaskan, kebijakan yang dibuat tidak sekadar omong kosong belaka. Kebijakan itu, menurut Bupati, sesuai instruksi Presiden RI yang mana menghendaki setiap daerah di Indonesia sedini mungkin mengantisipasi gejolak resesi 2023 melalui kebijakannya masing-masing.

“Gejolak terbesar adalah inflasi, kenaikan harga barang. Kita harus mampu bertahan dalam kondisi ini,” tandas Thaher.

Baca Juga

Berita Populer

Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar