Marrin News

Bupati Pastikan Pemkab Malra Akan Bangun Kembali Rumah Warga yang Rusak Akibat Konflik di Kei Besar

Potret Bupati Maluku Tenggara M. Thaher Hanubun merangkul dia sosok wanita lansia saat mengunjungi warga korban konflik di Kecamatan Kei Besar, Selasa (15/11/2022). Foto: Istimewa. 

Penulis | Editor: Gerry Ngamel

LANGGUR, MARRINnews.com -
Bupati Maluku Tenggara M. Thaher menyatakan, Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara akan membangun kembali rumah warga yang rusak akibat terdampak konflik antarwarga desa, di Kecamatan Kei Besar. 

Hal itu disampaikan Bupati Thaher saat mengunjungi warga korban konflik, Selasa (15/11/2022). 

"Bantuan untuk membangun kembali rumah-rumah warga akan menjadi perhatian serius. Begitu juga seperti sekolah anak-anak maupun pemenuhan air bersih serta hal lainnya," kata Thaher, melansir Antaranews.com.

Bupati Thaher pada Selasa (15/11) kemarin, telah meninjau rumah-rumah warga korban konflik. Bupati juga sempat bertatap muka dan berdialog langsung dengan warga, baik di Ohoi Ngurdu dan Bombay maupun Elat. 

Tak luput, dia juga membagi-bagikan sejumlah bantuan tanggap darurat, dan bersama dinas terkait mendirikan kamp penampungan bagi warga di Ohoi (Desa) Ngurdu. 

"Hari ini, kita membangun tenda untuk kamp penampungan bagi warga Ohoi (desa) Ngurdu. Kita juga menyalurkan bantuan tikar (alas tidur), peralatan makan dan masak. Begitu pula sembako yang akan kita salurkan kepada masyarakat," sebut Thaher.

Bupati Thaher dalam kesempatan tersebut hadir untuk memastikan keadaan warga dan kamtibmas di wilayah setempat terkelola dengan baik. 

Sebagaimana diketahui, konflik antarkelompok warga Ohoi Elat dan Ohoi Bombay-Hoar Ngutru pada 12 November 2022 lalu mengakibatkan dua warga meninggal dunia, puluhan warga luka-luka, puluhan rumah dan dua gedung sekolah rusak dibakar.

Bupati lantas menyampaikan bahwa dirinya memahami emosional warga akibat peristiwa tersebut. Meski begitu, ia menghendaki agar situasi kamtibmas dapat tetap terjaga kondusif.  

Bupati berharap warga Desa Bombay-Hoar Ngutru maupun Elat mampu menahan diri dan tidak mudah terprovokasi dengan informasi-informasi hoaks yang beredar. Warga juga diminta agar dapat memastikan kebenaran atas setiap informasi yang diterima. 

Bupati menegaskan, tragedi yang terjadi bukan merupakan konflik antaragama atau SARA. Oleh karenanya, warga kembali dihimbau untuk tidak mudah diprovokasi. 

Ia pun mengingatkan pemerintah ohoi untuk berperan aktif sebagai perpanjangan tangan pemerintah daerah dalam mengontrol aktivitas masyarakat di desa masing-masing. Seiring itu pula, maka setiap kepala ohoi beserta perangkatnya tidak diperkenankan meninggalkan desanya.

"Kepala ohoi beserta perangkat lainnya diminta tidak boleh meninggalkan ohoi. Harus tetap berada di tengah-tengah masyarakat," tegas Thaher. 

Bupati lanjut mengatakan, saat ini Anggota TNI/Polri sudah berada di Kei Besar untuk melakukan pengamanan. 

Dengan demikian, Bupati imbau warga agar tak perlu khawatir terhadap hal-hal yang tidak diinginkan. "Percayakan semuanya kepada aparat yang bertugas," imbuhnya. 

Sementara itu, menurut Bupati, untuk berbicara damai diantara kedua belah pihak belum bisa pemerintah daerah paksakan untuk terjadi saat ini. 

Meski begitu, Thaher bilang bahwa semua pihak berkewajiban untuk bersama pemerintah daerah mencari solusi agar perdamaian itu dapat terjadi. Dalam proses mediasi, Pemda Maluku Tenggara tentunya juga akan melibatkan seluruh elemen masyarakat.

"Apa yang dirasakan oleh masyarakat saat ini, lebih khusus masyarakat Ohoi Ngurdu turut juga dirasakan pemerintah daerah. Sehingga Pemda, Pemprov, maupun negara melalui Kementerian Sosial tidak tinggal diam untuk membantu meringankan apa yang dirasakan masyarakat," pungkas Thaher.

Baca Juga

Berita Populer

Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar