Marrin News

Bupati Malra Soroti Kepemimpinan Wasit-Juri hingga Standar Atlet POPMAL IV

Bupati Maluku Tenggara M. Thaher Hanubun memberikan keterangan soal pelaksanaan POPMAL IV kepada wartawan disela-sela menyaksikan pertandingan pencak silat di Gedung Leimena, Lantamal IX Ambon, Sabtu (19/11/2022). Foto: MalukuPost.com.

Penulis | Editor: Gerry Ngamel

LANGGUR, MARRINnews.com - Bupati Maluku Tenggara Muhammad Thaher Hanubun berang dengan kondisi perhelatan Pekan Olahraga Provinsi Maluku (POPMAL) IV Kota Ambon 2022. 

Bupati Thaher Hanubun pun menyoroti kepemimpinan wasit dan juri POPMAL IV. Kepemimpinan wasit dan juri yang paling disoroti Thaher adalah di cabang olahraga bela diri. 

Bupati tak mengurai lebih dalam bentuk kinerja para pengadil cabor tersebut. Namun, ia meminta setiap wasit maupun juri menaati lima poin penegasan Gubernur Maluku tentang penyelenggaraan ajang POPMAL. 

Salah satu dari lima poin dimaksud menegaskan kepada para juri dan penyelenggara untuk menegakkan keadilan dan kejujuran, serta memberikan penilaian secara objektif.

“Saya sudah kelilingi olahraga body kontak, dan itu sangat sulit untuk dinilai. Orang awam tidak mungkin bisa menilai dan yang bisa menilai hanya juri. Tapi, hatinya juri juga harus bersih karena ini juga menentukan cabor untuk mewakili provinsi di PON nanti,” kata Thaher kepada wartawan disela-sela menyaksikan pertandingan pencak silat di Gedung Leimena, Lantamal IX Ambon, Sabtu (19/11/2022).

Kepala daerah berjuluk Bumi Larvul Ngabal itu lanjut berkata bahwa akan sangat berbahaya apabila dalam menentukan pemenang dinilai berdasarkan suku, agama, atau keluarga.

“Jadi kalau ikut kesenangan sendiri dan memenangkan seseorang berdasar pemikiran kalau ini orang dekat atau keluarga dan semacamnya, saya kira ini sangat berbahaya. Orang Maluku harus siap kembalikan kejayaan orang Maluku,” ujar Thaher. 

Sementara itu, Bupati juga menyoroti standar atau kelas atlet POPMAL. Menurut dia, atlet yang pernah bertanding di Olimpiade seharusnya tidak boleh diikutsertakan dalam kejuaraan olahraga sekelas POPMAL. 

“Itu kan lucu sebenarnya. Saya kasi contoh misalnya dari daerah Malra main untuk daerah lain itu saya kira biasa saja. Tapi, kalau dia sudah main ditingkat Olimpiade lalu turun main di Popmal itu kan jauh banget,” keluh Thaher. 

Bupati mengklaim, persoalan yang diutarakan itu bukan menunjukan bahwa ia sedang memprotes. Namun, kata dia bahwa jika tidak disampaikan maka akan kelihatan tidak wajar.

“Harusnya mereka menunggu event-event nasional dan internasional, kelasnya kan udah beda. Sebab, ajang ini untuk mencari bibit baru,” sebut Thaher. 

Ia menambahkan, seorang atlet kejurnas juga belum tentu menjamin bahwa akan keluar sebagai juara. 

Itu artinya, sambung kata Thaher, pelatihan dan olahraga di setiap daerah yang ada di Maluku sekarang ini sudah berkembang. Sehingga jangan menganggap atlet yang pernah ikut kejurnas bakal juara.

“Kebetulan saya orang olahraga jadi saya tahu. Untuk itu, marilah kita menjaga persatuan dan terkhusus untuk para wasit juri marilah bersikap adil. Olahraga itu harus sportif,” tutur MTH, akronim Muhammad Thaher Hanubun-Bupati Malra. 

Sebagai pusat venue POPMAL IV, Bupati berharap Kota Ambon memberikan contoh yang baik.

"Kabupaten/Kota yang ada di Maluku ini berusaha untuk mendapatkan yang terbaik,” tandas Thaher. 

Sebagian dari tulisan dalam berita ini sudah ditayang MalukuPost.com dengan judul Bupati Malra Minta Wasit-Juri Cabor Bela Diri “Jujur” Dalam Penilaian

Baca Juga

Berita Populer

Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar