Marrin News

Warga Islam-Protestan Tual Ukir Sejarah Besar pada Pesparani IV Maluku

Panggung utama Pesparani IV Maluku, di lapangan Lodar El, Kota Tual. Foto: Gerry Ngamel. 

Penulis | Editor: Gerry Ngamel

TUAL, MARRINnews.com - Pesta paduan suara gerejani (Pesparani) ke-IV Maluku 2022 di Kota Tual telah berakhir, pada Kamis (29/9/2022) kemarin. Ajang seni budaya liturgi gereja Katolik tersebut secara resmi ditutup oleh Wakil Gubernur Maluku Barnabas Orno. Ia didampingi Wakil Wali Kota Tual Usman Tamnge dan Uskup Diosis Amboina Mgr. Senno Ngutra.

Wakil Gubernur Maluku dalam sambutannya menyatakan, kesan positif yang ditunjukan masyarakat Kota Tual pada Pesparani ke-IV Maluku seakan mengulangi bukti bahwa Maluku telah benar-benar menjadi laboratorium kerukunan hidup orang bersaudara bagi Indonesia dan dunia. 

Kesan tersebut adalah tentang keterlibatan semua elemen warga atau umat beragama, khususnya warga Kota Tual dalam penyelengaraan Pesparani IV Maluku. Sebagai tuan rumah, warga setempat juga telah menjamu para peserta dengan baik. 

"Ini artinya momentum Pesparani sudah menjadi milik semua umat beragama. Kontingen yang datang dari 11 kabupaten/kota tentu sudah mendapatkan kesan tentang negeri ini (Kota Tual) yang rukun dan damai," kata Orno. 

Orno bilang, semua orang boleh buat sejarah tapi tidak semua orang bisa buat sejarah besar. Masyarakat Kota Tual, lanjut sebut dia, telah menciptakan sejarah besar dalam kehidupan umat beragama di Maluku, melalui event Pesparani Katolik. 

Sejarah yang diciptakan masyarakat Kota Tual, jelas Orno, sebagaimana mengutip pernyataan Wali Kota Tual bahwa umat Katolik di Kota Tual hanya 0,4 persen. 

Ditengah keberadaan itu, lantas warga mayoritas, umat Muslim dan Kristen Protestan Tual melibatkan diri, berperan aktif mensukseskan event seni budaya Gereja Katolik tersebut. 

Untuk diketahui mayoritas penduduk di Kota Tual beragama Islam dengan persentase 74,91 persen, sisanya beragama Kristen Protestan. 

"Sejak pembukaan sampai dengan hari penutupan ini (Pesparani IV Maluku, red) masyarakat Kota Tual telah membuat sebuah sejarah besar. Cakupan 0,4 persen (Umat Katolik) dari sisi kearifan lokal dan budaya ain ni ain, ternyata tidak kelihatan 0,4 persennya tapi semua melebur menjadi satu," ujar Wagub. 

"Dengan 0,4 persen itu juga, tentunya keterlibatan power full dari masyarakat yang beragama Muslim dan Kristen Protestan. Ini sungguh luar biasa. Ini wujud dari pela gandong sebagai rumah besar kita (Filsofi hidup orang Maluku, red) ucap Orno menambahkan. 

Senada dengan Wagub, Uskup Diosis Amboina Mgr. Senno  Ngutra menegaskan, jumlah umat Katolik di Tual memang hanya 0,4 persen. Tetapi, melalui iven Pesparani, seluruh warga di Tual telah mengubah 0,4 persen itu menjadi 100 persen dalam kebahagiaan dan sukacita.

“Sebagai Umat Katolik, kami merasa bangga, terutama karena hidup di tengah basudara Muslim dan Protestan di Kota Tual. Anda telah mengukir kenangan dalam hati kami umat Katolik,” ujar Uskup Senno. 

Mewakili seluruh umat Katolik di Maluku dan Maluku Utara, Uskup Senno menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kelancaran event Pesparani, khususnya Wali Kota dan seluruh masyarakat Kota Tual.

Sementara itu, Wali Kota Tual Adam Rahayaan juga meyampaikan pandangan serupa. Ia menyatakan bahwa pelaksanaan Pesparani di Kota Tual menegaskan kembali komitmen “hidop orang basudara” di Bumi Raja-Raja.

Menurut Wali Kota, komitmen itu tampak dari sambutan hangat warga Muslim dan Kristen Protestan bagi kontingen selama berada di Bumi Maren.

“Pelaksanaan Pesparani ini telah meninggalkan kesan yang mendalam bagi kami pemerintah dan seluruh masyarakat Kota Tual, dimana momen Pesparani ini kembali menegaskan komitmen hidop orang basudara,” ujar Adam sebagaimana sambutannya yang dibacakan Wakil Wali Kota Tual Usman Tamnge pada acara penutupan Pesparani IV Maluku, Kamis (29/9). 

Wali Kota menambahkan, pelaksanaan Pesparani juga telah membawa berkat tersendiri bagi Kota Tual. Pada hari yang sama, sebelum acara penutupan, Wali Kota menghadiri penyerahan penghargaan dari Presiden kepada Kota Tual di Istana Negara, karena berhasil menekan inflasi.

“Sehingga mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat dalam bentuk Dana Insentif Daerah (DID). Kami yakin sungguh bahwa berkat ini tidak terlepas dari doa dan dukungan seluruh kontingen yang ada,” ujar dia. 

Bagi Wali Kota, Pesparani bukan ajang persaingan, melainkan peningkatan mutu iman dan kualitas kerohanian. Sebagai sebuah ajang, maka ia harap hasil akhir kegiatan tersebut harus mendatangkan kegembiraan dan persaudaraan sejati.

Baca Juga

Berita Populer

Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar