Marrin News

Presiden Jokowi Kunjungi PT SIS, Wujud Dukungan Negara untuk Industri Olahan Ikan di Tual

Presiden Joko Widodo mendengar penjelasan dari COO PT SIS Arif Wijaya Siswanto saat meninjau Pabrik Pengolahan Ikan di PT SIS, Kota Tual, Maluku, Rabu (14/9/2022). Foto: istimewa

Reporter | Editor: Gerry Ngamel

TUAL, MARRINnews.com - Presiden Joko Widodo bersama Ibu Iriana Jokowi telah melakukan kunjungan kerja ke PT Samudera Indo Sejahtera (SIS) di Kota Tual, Maluku, pada Rabu (14/9/2022).

Dalam kunjungannya di PT SIS pekan kemarin, Jokowi dan rombongan sempat berkeliling meninjau keberadaan pabrik pengolahan ikan. Presiden juga melihat langsung tangan cekatan karyawan-karyawati PT SIS dalam mengolah ikan-ikan segar hasil tangkapan dari perairan Maluku.

Demikian disampaikan Biro Humas PT SIS dalam keterangan pers yang diterima MARRINnews.com, Selasa (20/9/2022) siang.

Sebagaimana keterangan tertulis tersebut, disebutkan bahwa Presiden juga sempat berdialog dengan para nelayan dan pembudidaya rumput laut. Dialog itu sendiri dilakukan sebab Jokowi ingin tahu prospek hasil tangkapan hasil laut di Maluku. Hasilnya, produksi tangkapan ikan masih bisa ditingkatkan lagi.

Presiden Joko Widodo melihat langsung cara kerja karyawan-karyawati PT SIS dalam mengolah ikan-ikan segar hasil tangkapan. Foto: istimewa

Sementara itu, COO PT SIS Arif Wijaya Siswanto saat mendampingi Presiden Jokowi, memberikan penjelasannya bahwa PT SIS saat ini masih beroperasi dalam keadaan yang sangat minim (dibawah kapasitas maksimal), dimana hanya memiliki ABF mencapai 80 ton dan CS 1.200 ton per 24 jam.

“Sebenarnya masih bisa ditingkatkan. Hanya saja, jumlah tangkapan nelayan lokal belum memenuhi kapasitas industri PT Samudera Indo Sejahtera,” kata Arif kepada Presiden.

Seiring itu, Arif pun lanjut meminta dukungan Presiden. "Kami sangat mengharapkan dukungan dari Bapak terkait pengesahan peraturan pemerintah terhadap Penangkapan Ikan Terukur KKP yang mewajibkan kapal perikanan melakukan pendaratan ikan di pelabuhan pangkalan sekitar daerah penangkapan ikan," ucap dia.

Dokumentasi kunjungan kerja Presiden Jokowi di PT SIS. Foto: istimewa. 

Arif menuturkan, dengan ketersediaan bahan baku kemaritiman, khususnya bidang perikanan yang melimpah akan menciptakan smelter maritim atau food estate maritim.

Smelter maritim, lanjut kata dia, akan sangat membantu terwujudnya ketahanan pangan kemaritiman, penyerapan tenaga kerja, mendatangkan investasi kemaritiman di Indonesia Timur.

Termasuk pula terciptanya industri pertambahan nilai di Indonesia Timur, mencakup fillet ikan, loin tuna, surimi, fishmeal, pengalengan ikan, dockyard, shipyard, pabrik karagenan (hasil turunan rumput laut Eucheuma Cottoni) dan sebagainya.

"Diharapkan juga bisa dilakukan ekspor Langsung (Direct Call) ke negara pasar tujuan ekspor, karena akan menurunkan biaya logistik transportasi. Adanya efisiensi biaya transportasi dapat digunakan untuk meningkatkan harga beli dari nelayan lokal ataupun kapal kapal perikanan berukuran besar. Selain itu juga bisa dilakukan pengembangan perikanan budidaya di Indonesia," ujar Arif.

COO PT SIS Arif Wijaya Siswanto memberikan penjelasan kepada Presiden Joko Widodo. Foto: istimewa. 

Arif mengklaim soal penggunaan ahli penangkapan ikan luar negeri (fishing master) di kapal perikanan berbendera Indonesia, tidak perlu dipermasalahkan selama ikan didaratkan di pelabuhan pangkalan.

Hal ini lantaran, menurut Arif bahwa bisa memberikan multiplier effect kepada ekonomi lokal. Mulai dari usaha bongkar muat, prosesing hingga penyediaan logistik supply hasil pertanian atau perkebunan ke atas kapal.

"PT SIS adalah salah satu sumber daya nasional dan aset ekonomi yang harus diperkenalkan dan didukung sebagai penggerak ekonomi di Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara," cetus COO PT SIS.

Dalam kunjungan ke PT SIS Tual, Presiden Jokowi turut didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Perikanan dan Kelautan Sakti Wahyu Trenggono. Ada pula Pengusaha Nasional Tomy Winata, Gubernur Maluku Murad Ismail, Bupati Maluku Tenggara Muhamad Thaher Hanubun, Wakil Bupati Maluku Tenggara Petrus Beruatwarin, dan Wali Kota Tual Adam Rahayaan.

Presiden Joko Widodo meninjau proses distribusi ikan di PT SIS. Foto: Istimewa. 

Sekilas Eksistensi PT SIS

Keberadaan PT SIS sebagai salah satu perikanan terbesar di Kawasan Timur Indonesia, tentu menjadi berkat bagi seluruh masyarakat Kota Tual, khususnya para nelayan tradisional dalam rangka meningkatkan taraf hidup keluarga dan membangkitkan perekonomian.

PT SIS memiliki nelayan binaan sebagai pemasok ikan ke pabrik. Bagi nelayan mitra ini sangat menguntungkan nelayan, karena sudah ada pasar yang menyerapnya.

PT SIS sudah sering bermitra dengan berbagai pihak. Sebut saja dengan Kodam XVI Pattimura yang pada awal 2022 dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan pada sektor perikanan.

Kodam XVI Pattimura menggandeng kerjasama dengan PT SIS guna mengatasi masalah yang selama ini dihadapi nelayan di wilayah Tual. Kerjasama tersebut adalah dengan membeli dan menampung seluruh hasil tangkapan para nelayan.

Kerja sama ini dilakukan karena PT SIS memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Untuk itu lah Kodam mengajak kerja sama untuk membantu para nelayan yang ada di Tual.

“Diharapkan dengan berjalannya program ini, akan semakin banyak nelayan dapat meningkatkan taraf ekonomi melalui pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan,” tulis Biro Humas PT SIS dalam keterangan tertulisnya.

Presiden Jokowi bersama Ibu Iriana Jokowi serta sejumlah Menteri berkeliling melakukan peninjauan di seputar kawasan PT SIS. foto: istimewa. 

Baca Juga

Berita Populer

Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar