Penulis | Editor: Gerry Ngamel
LANGGUR, MARRINnews.com - Sejumlah warga Desa Faan, Kecamatan Kei Kei Kecil, di Kabupaten Maluku Tenggara (Malra), Maluku memasang portal di jalan utama Desa Faan yang terhubung ke Desa Wearlilir-Sathean, Kamis (15/9/2022).
Aksi itu mereka lakukan lantaran kecewa terhadap Presiden Jokowi bersama rombongan yang tak melewati ruas jalan tersebut, saat melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Maluku Tenggara.
Padahal, sebelumnya sesuai informasi yang diterima warga setempat bahwa Presiden dan Ibu Iriana Jokowi akan melintasi ruas jalan Sathean-Faan-Wealilir. Berbagai persiapan pun dilakukan warga, mulai dari pembersihan desa hingga memasang umbul-umbul sepanjang ruas jalan.
Warga juga bahkan sudah menanti kehadiran Presiden, sejak kedatangannya di Maluku Tenggara pada Rabu (14/9/2022) siang hingga Kamis (15/9/2022) pagi. Namun, penantian itu seketika sirna. Presiden bersama rombongan tak kunjung melewati jalur Faan.
"Ada pengumuman dari Kepala ohoi (desa) bahwa jam 7 Presiden akan lewat jalur Faan, tapi kaget lai Presiden sudah naik pesawat. Kita (warga) kecewa, jadi kita bikin aksi ini, kita kecewa," kata warga, Gina Fangohoi kepada wartawan saat ditemui ditengah aksi tersebut.
Adapun warga hanya akan bersedia menghentikan aksi ini jika Presiden mau kembali di Maluku Tenggara, setelah kunjungannya ke Kabupaten Aru, dan kemudian melintasi jalur Wearlilir-Faan-Sathean.
"Sampai kapan-kapan saja, sampe Presiden datang, baru kita berdiri,” ucap Gina.
Kordinator lapangan, Anakletus Fangohoi mengatakan hal yang sama bahwa aksi itu dilakukan atas keinginan mereka sendiri, sebagai bentuk kekecewaan.
“Sesuai hasil rapat antara kepala ohoi (desa) dengan Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara dan Protokoler Istana, Presiden Joko Widodo melewati jalan dari Sathean-Faan-Wearlilir. Kenyataan di lapangan, beliau (Presiden) tidak melawati jalur kami,” ujar Fangohoi.
Menurut dia, apabila ada perubahan rute maka perlu ada pemberitahuan ke warga. Sehingga tidak menimbulkan keresahan dari warga.
Lantas, Anakletus lanjut mengatakan, pihaknya tidak akan membuka palang sebelum ada informasi dari Istana Negara.
"Kami tidak butuh Kantor Bupati mengambil keputusan, kami tidak butuh Kantor Gubernur mengambil keputusan, yang kami butuh adalah Istana Negara angkat bicara," tegas Fangohoi.
"Presiden Joko Widodo itu kami punya Presiden juga. Kami merindukan beliau," ujarnya menambahkan.
Pemasangan portal di jalan, Desa Faan dilakukan sejak Presiden Jokowi diketahui melintasi jalur yang berbeda ke arah Bandara Karel Sadsuitubun Langgur, sekitar pukul 08.00 WIT.
Warga memasang portal dengan bebatuan dan potongan kayu. Selain itu, membakar ban bekas di tengah jalan. Sejumlah perempuan dan ibu-ibu juga ditempatkan berderat membentuk portal.
Aksi warga tersebut mengakibatkan akses di jalur itu macet total. Warga desa sekitar harus mengambil rute jalur bandara. Aksi serupa juga dilakukan di Desa Sathean.