Marrin News

Hari Kedua Parade Budaya Kei Festival 'Nen Dit Sakmas' 2022 Pukau Warga Maluku Tenggara

Bupati Maluku Tenggara Muhammad Thaher Hanubun berpose dengan mobil hias bermotif replika Belan Bel Bel Nisyav dan Kepala Kerbau Siuw yang ditampilkan kontingen asal Desa Danar Ternate dalam Parade Karnaval Budaya Kei, Festival Nen Dit Sakmas 2022 di Maluku Tenggara, Sabtu (3/9/2022). Sumber foto: Ichad 

Penulis | Editor : Gerry Ngamel

LANGGUR, MARRINnews.com - Parade Karnaval Budaya, pada Sabtu (3/9/2022) di Kabupaten Maluku Tenggara, mampu menarik perhatian masyarakat Kepulauan Kei. Rangkaian kegiatan Festival Budaya Kei 'Nen Dit Sakmas' ke-4 tampil memukau dengan pesona budaya dari sejumlah kecamatan dan desa di Maluku Tenggara.

Tak ayal, ribuan warga dari anak balita hingga lanjut usia pun datang berbondong-bondong. Mereka bahkan terlihat berbanjar sepanjang rute karnaval meski dihantam terik matahari dan hujan gerimis.

“Senang sekali Pak, ada kegiatan seperti ini. Apalagi baru ada lagi event budaya di Malra pasca pandemi Covid-19,” tutur salah seorang warga Nurhayati kepada MARRINnews.com, Sabtu (3/9/2022).

Nur berharap, event kebudayaan dapat terus diadakan di Maluku Tenggara, paling tidak dua kali dalam setahun. Dengan begitu, kata dia, generasi muda dapat lebih mengenal dan mencintai kearifan budaya Kei.

Warga tak sekadar datang menyaksikan, mereka juga terlihat berebut foto selfie, dan mengabadikan aksi aktraktif para peserta karnaval dengan menggunakan kamare handphone. Tak luput warga pun memberi semangat kepada peserta karnaval.

Meriah dengan Balutan Ragam Budaya

Karnaval Budaya di hari kedua dalam rangka memperingati Hari Nen Dit Sakmas 2022, terpantau berlangsung meriah. Kemeriahan tampak serupa parade di hari pertama yang diikuti siswa-siswi kategori SD dan SMP.

Tema yang disuguhkan oleh para peserta hari kedua, terlihat beragam menyesuaikan ciri khas budaya masing-masing wilayah. Seperti halnya penampilan replika Belan Bel Bel Nisyav dan Kepala Kerbau Siuw dari Desa Danar Ternate, Tabob (hewan pusaka Nufit) dari Kecamatan Kei Kecil Barat hingga bagan ikan puri dari Desa Sathean.

Panitia penyelenggara mencatat, kurang lebih 5 ribu peserta perwakilan dari kalangan pelajar SMA, perguruan tinggi, komunitas sastra hingga kelompok masyarakat desa dan kecamatan di Maluku Tenggara ikut ambil bagian dalam event budaya ini. Ada juga satu perwakilan peserta dari Kota Tual.

Mereka (peserta, red) menampilkan kekompakan dalam beragam corak budaya unik, mulai dari baju adat, seni musik tradisional hingga pertunjukan tarian khas suku Kei. Selain mengenakan baju adat Kei, ada juga peserta yang mengenakan baju adat Tanjmbar dan sejumlah daerah lainnya di Indonesia.

Kelompok peserta Kecamatan Kei Besar Selatan, misalnya, mengenakan baju adat Kei bercorak warn merah dan kuning. Mereka juga menampilkan tarian Sawat massal dengan diiringi alat musik tipa gong khas Kei. Tari Sawat memiliki makna sukacita.

Beda lagi dengan kelompok seniman jalanan dari komunitas Bengkel Sastra Nuhu Evav yang menampilkan teatrikal mini perjuangan Nen Dit Sakmas dan Hukum Adat Larvul Ngabal.

Atraksi 13 pemuda-pemudia ini sontak mengundang decak kagum dari warga yang memadati kawasan Gedung Serbaguna Larvul Ngabal. Diketahui, teatrikal ini bakal dipentaskan secara keseluruhan pada acara puncak peringatan Hari Nen Dit Sakmad, pada 7 September 2022.

Karnaval budaya hari kedua ini dimulai sekira pukul 09.00 WIT. Bupati Maluku Tenggara, Muhammad Thaher Hanubun hadir dan membuka langsung kegiatan tersebut, ditandai dengan melambaikan bendera di lintasan start, depan Kantor Camat Kei Kecil.

Para peserta kemudian berararak melintasi rute karnaval dari kawasan Pasar Tradisional Langgur menuju Jalan Jenderal Soedirman dan berakhir finis di depan Gedung Serbaguna Larvul Ngabal, jalan Soekarno-Hatta Ohoijang.

Baca Juga

Berita Populer

Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar