Marrin News

Air Mata di Balik Perayaan Hari Nen Dit Sakmas ke-4 Maluku Tenggara

Foto kiri-kanan: Ketua TP-PKK Maluku Tenggara Eva Elliya Hanubun bersama anggotanya berziarah ke makam Nen Dit Sakmas (kiri), pada perayaan peringatan Hari Nen Dit Sakmas ke-4, Rabu (7/9/2022). Bupati Maluku Tenggara M. Thaher dan Bunda Eva memeluk dan menghibur Putri dari Alm. Peni Renwarin (kanan, atas-bawah). Sumber foto: Istimewa

Penulis | Editor: Gerry Ngamel

LANGGUR, MARRINnews.com - Pemerintah daerah dan masyarakat di Kabupaten Maluku Tenggara baru saja memperingati Hari Nen Dit Sakmas yang ke-empat. Perayaan puncak berlangsung di kawasan makam Nen Dit Sakmas, tepatnya di Ohoi atau Desa Semawi, Kecamatan Kei Kecil Timur, Maluku Tenggara, Maluku, Rabu (7/9/2022).

MARRINnews merangkum, perayaan Nen Dit Sakmas ke-4 tahun 2022 nampak berbeda dari dua tahun sebelumnya (2020-2021) saat ditempa pandemi Covid-19. Dua tahun beruntun itu dirayakan cukup sederhana, apalagi di tahun 2020 (awal pandemi) hanya ada ziarah ke makam Nen Dit.

Sementara di tahun 2022 ini, menjelang hari puncak peringatan (7/9), Pemerintah daerah bekerjasama dengan Tim PKK Maluku Tenggara dibawah pimpinan Bunda Eva Elliya melakukan serangkaian kegiatan berbasis festival budaya.

Adapun kegiatan yang telah dilangsungkan tersebut berupa parade karnaval budaya yang digelar selama dua hari, 2-3 September 2022.

Kemudian, pentas seni (2-5 September 2022). Lomba tarian sawat, nyanyian adat ngel ngel dan wa'war, snehat, puisi dan stand up komedi dalam bahasa Kei (3-4 September 2022).

Ada juga pameran budaya, pada 3-6 September 2022. Dan napak tilas perjalanan Nen Dit Sakmas, pada 5 September 2022. Seluruh rangkaian kegiatan tersebut dilaksanakan di sejumlah lokasi berbeda.

Adapun dalam perayaan hari puncak, siang tadi (7/9/2022) dihadiri berbagai kalangan masyarakat. Mulai dari Bupati Muhammad Thaher Hanubun, Wakil Bupati Petrus Beruatwarian, Anggota DPRD, jajaran PNS/ASN Maluku Tenggara, Pimpinan Forkopimda, Aparatur desa hingga Tokoh agama, adat dan Komunitas Sastra hadir di sana. Mereka kompak mengenakan beragam motif busana adat Kei.

Decak Kagum dan Air Mata

Berbagai atraksi seni dan budaya khas Kei disuguhkan dalam peringatan Hari Nen Dit Sakmas ke-4. Dari atraksi-atraksi yang ditampilkan mampu menuai decak kagum hingga meneteskan air mata.

Ya, ada sejumlah wanita meneteskan air mata kala Presley Talaut menyanyikan lagu 'Dit', ciptaan Ayahanda Alm. Eky Talaut. Balutan kisah emosional anak dan ibu dalam lirik lagu Dit, ditambah suara khas Presley, tak ayal berhasil mengaduk perasaan mereka, tangis pun tak terbendung.

Seorang wanita paru baya bahkan terlihat merunduk sembari bersandar pada sebuah mobil. Ia merunduk dan berulang kali menyeka air matanya hingga Presley selesai bernyanyi.

Selain sosok wanita itu, Bupati Thaher Hanubun yang tengah berdiri di mimbar usai membacakan sambutan, juga seakan tak kuasa menahan air mata. Bupati tampak sesekali mengusap air matanya.

Haru dan air mata, tak sampai disitu. Bukan karena symphony Ibu ala Presley, kali ini dari sang Putri Venska, anak Almarhum Peny Renwarin, mantan Kepala Dinas Kebudayaan Maluku Tenggara.

Putri tak kuasa menahan tangisnya saat melihat Bupati Thaher dan Bunda Eva Hanubun. Dia terkenang sosok sang Ayahanda yang telah berpulang beberapa bulan kemarin.

Kala itu, Putri bersama Bupati dan Bunda Eva serta rombongan lainnya tengah berjalan keluar dari makam Nen Dit Sakmas, usai melakukan ziarah. Bupati Thaher lalu meraih tangan Putri dan mendekapnya. Tak luput, Bunda Eva juga ikut merangkul Putri sembari memberi penghiburan.

Ziarah ke Makam

Sudah menjadi tradisi dalam momentum perayaan peringatan Hari Nen Dit Sakmas, Bunda Eva Elliya bersama kaum wanita berziarah ke makam Nen Dit Sakmas. Bupati Thaher bersama para Raja dan pimpinan Forkompimda juga ikut dalam ziarah tersebut.

Ziarah dilakukan usai pembacaan sinopsis perjalanan Nen Dit Sakmas. Selama perziarahan, alunan bunyi tipa gong disertai hembusan nada-nada khas Kei dari peniup suling bambu digaungkan.

Sebelum memasuki area makam, penjaga makam Nen Dit Sakmas, Pit Jaflean melakukan ritual adat dengan mengangkat sesajian.

Ritual ini dimaksudkan sebagai bentuk pemberitahuan sekaligus permohonan izin kepada Nen Dit Sakmas, barulah para peziarah diperkenankan masuk ke area tersebut.

Setibanya di makam, Bunda Eva bersama peziarah lainnya kemudian meletakan dan menabur bunga di atas pusara makam sang leluhur.

Puncak peringatan Hari Nen Dit Sakmas 2022, ditutup dengan tarian sawat massal.

Hari Nen Dit Sakmas tiap 7 September

Hari Nen Dit Sakmas diperingati setiap tahun pada tanggal 7 September. Hari ini ditetapkan pada tahun 2019 dan diprakarsai oleh Bupati Maluku Tenggara Muhammad Thaher Hanubun.

Hari Nen Dit Sakmas dibuat sebagai bentuk pengakuan atas kontribusi dan untuk menghormati dedikasi Nen Dit Sakmas dalam meniti keberadaan dan keluhuran kaum Perempuan Kei.

Kisah perjalanan Nen Dit Sakmas tempo doeloe disebut-sebut memiliki peran sangat besar dalam memperjuangkan hak azazi perempuan di Tanah Kei.

Beranjak dari kisah Nen Dit itu lah yang kemudian mendorong tercetusnya hukum hanilit (hukum adat yang mengatur tatanan harkat dan martabat Perempuan Kei) sebagaimana tercantum dalam bagian ketiga, Hukum Adat Larvul Ngabal.

Baca Juga

Berita Populer

Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar