Potret Bupati Maluku Tenggara Muhammad Thaher Hanubun bersama jajarannya kala berada ditengah Warga Ohoiren di Gereja Bethania Wab Ngufar, Rabu (27/7/2022). Sumber foto: Gerry Ngamel |
Penulis | Editor: Gerry Ngamel
LANGGUR, MARRINnews.com – Bupati Muhammad Thaher
Hanubun melakukan perjalanan misi kemanusiaan selama dua hari ke wilayah
Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku pasca konflik sosial
antarwarga Desa Ohoidertutu dan Ohoiren. Bupati Thaher akhirnya mengunjungi warga
desa yang berkonflik.
Situasi di wilayah Kecamatan Kei Kecil Barat sendiri
terbilang sudah kondusif. Namun, aktifitas warga di Desa Ohoidertutu dan Ohoiren
masih lumpuh. Aparat keamanan pun hingga kini masih berjaga.
Misi kemanusian Bupati Thaher Hanubun bersama jajaran
Pemerintah Daerah Maluku Tenggara dimulai pada Rabu (27/7/2022) sekira pukul
14.20 waktu setempat.
Sang bupati dan rombongan lebih dulu mengunjungi 319 warga
Ohoiren yang tengah bermukim sementara di Desa Wab Ngufar, Kecamatan Hoat
Sorbay. Sebagian besar dari mereka adalah lansia, anak-anak dan perempuan.
Dalam momen tersebut, bupati mengungkapkan keprihatinannya
melihat kondisi warga.
Konflik antarwarga desa Ohoidertutu dan Ohoiren mengakibatkan
warga Ohoiren berpindah tempat tinggal sementara di desa-desa tetangga.
Anak-anak, baik di Desa Ohoiren maupun Ohoidertutu juga
tidak bisa mengikuti proses belajar mengajar di sekolah-sekolah.
“Kita semua bersedih
atas peristiwa ini. Afa im bir ras ras, ya'a te u ras fuk (apa yang kalian
rasakan, saya juga merasakannya)”
“Saya akan mencari jalan keluar untuk membantu meringankan beban keluarga-keluarga, termasuk soal pendidikan anak selama masih berada disini (di tempat pengungsian, red),” kata Thaher
Bupati juga mengungkapkan kepedulian pemerintah daerah
terhadap dampak konflik.
Sebagai cermin kepedulian dan keprihatinan itu, Pemerintah
Daerah Maluku Tenggara menyalurkan bantuan berupa sembako, makanan siap saji, pakaian,
perlengkapan masak hingga tidur kepada setiap kepala keluarga.
Bantuan tersebut secara simbolis diserahkan Bupati Thaher di
Gereja Bethania Wab Ngufar.
“Bantuan ini mungkin dirasa belum cukup, tapi ini adalah
bentuk perhatian pemerintah daerah. Sebab negara harus hadir memberikan
pelayanan di tengah-tengah masyarakat,” ujar Thaher.
Bupati Thaher Hanubun menyerahkan bantuan kepada warga Ohoiren secara simbolis kepada kordinator di Desa Wab Ngufar. Sumber foto: Gerry Ngamel |
Komitmen
Bupati tak ingin melihat warganya menahan derita selama kondisi
di dua desa belum pulih. Sehingga dia pastikan bahwa bantuan masih akan terus
diberikan.
“Saya tidak mau melihat rakyat saya lapar. Pemerintah daerah
akan selalu hadir melayani selama mereka (warga) masih berada di sini,” cetus Thaher.
Setelahnya bupati bersama rombongan bertolak menuju Desa
Ohoira. Ada 92 warga Ohoiren bermukim di desa itu.
Di Ohoira, bupati kembali bercengkrama dengan warga, dan memberikan
mereka sentuhan moral. Tak luput, warga juga diberikan bantuan-bantuan serupa.
Dari situ, Bupati Thaher bertolak menuju Desa Ohoiren. Bersama
rombongan, bupati meninjau rumah-rumah penduduk yang rusak. Kemudian, bersama
pihak kepolisian memberikan wejangan kepada sejumlah warga di balai desa
setempat.
Dalam kesempatan itu, bupati menghimbau warga yang
mayoritasnya adalah laki-laki untuk tidak lagi bertikai.
Ia juga menyatakan komitmen pemerintah daerah untuk senantiasa
memberikan pelayanan terhadap warga terdampak konflik.
“Tidak ada orang lain yang datang mengatasi, kecuali diri
kita sendiri. Berserah diri lah pada Tuhan. Jangan lagi bertikai karena tak ada
arti apa-apa,” pesan Thaher.
“Sebagai saudara, keluarga dan kepala pemerintahan, saya akan
berusaha semampu bisa untuk membantu memberi makan dan lainnya tapi semuanya
tergantung diri anda sendiri. Tanamkan cinta kasih dalam diri masing-masing,
dan jangan lagi bertindak di luar akal sehat,” tegas sang bupati.
Setelah kurang lebih lima jam berada di tengah-tengah warga
Ohoiren di tempat pengungsian, sekitar pukul 19.20 bupati bersama rombongan meninggalkan
kawasan Kei Kecil Barat.
Misi Hari
Kedua
Orang nomor satu Bumi Larvul Ngabal, julukan Kabupaten
Maluku Tenggara kembali menjamu sejumlah warga Ohoiren di kediamannnya, di
jalan raya Kota Tual, Kamis (28/7/2022) pagi.
Sejumlah warga Ohoiren itu juga terdampak konflik, dan kini bermukim
sementara di Desa Fiditan dan Ohoitel, Kota Tual.
Dalam pertemuan di kediaman dinasnya, bupati tak
henti-hentinya memberikan penguatan spritualitas dan sosial kepada warga atas kondisi
yang dialami. Diakhir pertemuan, bupati menyerahkan bantuan sembako dan
kebutuhan lainnya secara simbolis.
Misi kemanusiaan Bupati Thaher Hanubun dalam lawatannya ke
wilayah Kecamatan Kei Kecil Barat masih berlanjut.
Setelah sebelumnya bersama warga Desa Ohoiren, sekira pukul 12.40
waktu setempat, Thaher melakukan perjalanan menuju Desa Ohoidertutu. Ia tiba di
Desa Ohoidertutu sekitar pukul 13.20, dan langsung bertemu keluarga almarhum IBR.
Bupati Thaher Hanubun memeluk salah satu keluarga almarhum IBR usai pertemuan di rumah keluarga di Desa Ohoidertutu, Kamis (28/7/2022) siang. Sumber foto: Gerry Ngamel |
Tak Kuasa
Berucap Kata
Dalam momen perjumpaan dengan keluarga almarhum IBR, bupati tampak
tak kuasa berucap kata. Sesekali ia terlihat termenung, merunduk lalu menyeka air
matanya.
Bupati hanya bisa sekadar mengungkapkan keprihatinannya, sekaligus
juga menyampaikan permohonan maafnya.
“Atas nama pribadi, keluarga dan seluruh jajaran pemerintah
daerah turut berduka. Saya mohon maaf sebesar-besarnya karena baru bisa datang bertemu
keluarga hari ini. Maafkan saya,” kata Thaher.
“Subian t'her fe Duad fo lan ya na’na wai bok bok fe warid, ubud,
yanad kot i (kita berdoa memohon kepada Tuhan agar memberi tempat yang layak bagi
adik, cucu, anak kita ini),” ucap Thaher mendoakan almarhum IBR.
Usat Tuntas
Kematian IBR
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Thaher mendengar langsung
ungkapan kekecewaan keluarga terhadap kematian IBR. Keluarga pun menyatakan telah
merelakan kepergian IBR dan menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada pihak kepolisian.
Bupati lantas menegaskan Kepolisian Maluku Tenggara untuk bekerja
profesional dalam mengusut tuntas para pelaku sesuai kententuan hukum.
“Pak Kapolres, penegakan hukum harus tetap dilaksanakan, harus
tuntas!” kata Thaher kepada Kapolres Maluku Tenggara yang duduk disamping keluarga
saat itu.
Tiga puluh menit lamanya bupati bertatap muka dengan keluarga
almarhum IBR. Setelahnya, ia berpamitan, lalu bertolak ke rumah Kepala Desa Ohoidertutu.
Di rumah tersebut, kepala desa dan sejumlah tokoh masyarakat
Ohoidertutu telah duduk bersila di atas tikar menyambut kehadiran bupati. Bupati
pun duduk diantara mereka.
Berselang kemudian, bupati memegang sebuah piring berisi gelang
mas adat, daun sirih, dan buah pinang. Hal ini merupakan serangkaian tradisi di
Kepulauan Kei.
Sembari memegang piring tersebut, Bupati Thaher mengungkapkan
kesedihannya melihat dampak konflik. Ia juga mengungkapkan harapannya agar warga
di dua desa tidak lagi bertikai.
“Saya datang tidak untuk meminta warga disini secepatnya berdamai,
tidak. Tapi saya datang meminta untuk jangan lagi ada pertikaian, hentikan sampai
disini saja,” ujar Thaher.
Pertemuan Bupati Thaher Hanubun dengan warga Desa Ohoidertutu di rumah Kepala Desa Ohoidertutu, Kamis (28/7/2022). Sumber foto: Gerry Ngamel |
Bantuan takan
Diberikan Sepihak
Bupati juga menyampaikan permohonan maafnya, seiring penilaian
warga terhadap keberpihakan dirinya dalam memberikan bantuan. Warga Ohoider menganggap
bupati hanya memberikan bantuan kepada warga Desa Ohoiren.
Bupati Thaher pun menegaskan komitmen kepeduliannya terhadap
dampak konflik antar warga di Kecamatan Kei Kecil Barat.
Dengan kemampuan yang ada, kata dia, Pemda Maluku Tenggara berusaha
memberikan kontribusi bantuan termasuk biaya pengobatan korban luka-luka dalam konflik
kemarin.
“Saya mohon maaf, apa pun yang kalian rasakan, saya juga merasakannya.
Jika ada warga yang berpikir saya hanya melihat atau membantu sepihak, saya mohon
maaf. Baik Ohoidertutu dan Ohoiren adalah sama. Saya pastinya juga memberikan bantuan
kepada warga di Desa Ohoidertutu,” kata Bupati Thaher dalam bahasa daerah Kei.
“Kemarin (Rabu, 27/7) saya sudah ingin ke sini (Ohoidertutu),
hanya saja ada tamu negara telah menunggu saya di kediaman sehingga saya harus kembali
untuk menemui mereka setelah dari Ohoiren. Barulah hari ini (Kamis, 28/7) saya bersama
dengan jajaran pemerintahan mengunjungi warga Ohoidertutu,” jelas bupati menambahkan.
Setelah dari penyampaian itu, bupati menyerahkan sesajian tersebut
ke salah satu toko adat. Dilanjutkan dengan penyampaian pernyataan sikap dari Kepala
desa dan tokoh masyarakat lainnya di desa Ohoidertutu.
Terakhir, Kepala desa mewakilkan warga setempat menyampaikan
terima kasih atas kunjungan bupati ke Desa Ohoidertutu.
Pertemuan bupati bersama warga Desa Ohoidertutu di kediaman kepala desa berlangsung kurang lebih tiga jam. Sekira pukul 15.14 WIT, bupati dan rombongan akhirnya meninggalkan kawasan Kei Kecil Barat.