Penulis |
Editor: Gerry Ngamel
MALUKU, MARRINnews.com – Hingga Minggu (26/6/2022), ruas
jalan Reyamru yang terhubung ke wilayah lain di utara timur Kei Besar, Maluku Tenggara,
masih lumpuh pasca jembatan di ruas jalan itu ambruk.
Jembatan Sungai Wear Lakes di ujung jalan Ohoi atau Desa Reyamru,
Kecamatan Kei Besar Utara Timur mengalami kerusakan pada Jumat (24/6/2022) setelah
dihantam banjir drastis yang melanda Kepulauan Kei Besar selama Juni 2022.
Tim dari Dinas PUTR Kabupaten Maluku Tenggara Bersama
Tim dari Dinas PUPR Provinsi Maluku telah
melakukan survey langsung terhadap jembatan yang ambruk di Ohoi Reyamru.
Berdasarkan hasil survey Tim, Jembatan Wear Lakes berada tepat
di ujung Ohoi Reyamru. Panjang jembatan tersebut 12,5 meter dan lebar 4,2 meter.
Kepala Dinas PUTR Malra Herling Priartha mengatakan, jembatan
Wear Lakes merupakan jembatan tua. Jembatan itu sendiri dibangun sejak 30 tahun
silam, sekitar tahun 1990.
Konstruksi jembatan itu pun, diakui dia, tidak lah sempurna.
Berlantai aspal dan hanya memiliki 2 gelagar.
“Dari keterangan warga desa setempat dan pihak-pihak terkait,
umur jembatan ini sudah tua. Konstruksi jembatan juga memang tidak sempurna,” ungkap
Herling kepada wartawan Marrinnews.com di Ambon saat dihubungi via telepon WhatsApp,
Minggu (26/6/2022) siang.
Herling lanjut mengungkap penyebab jembatan ambruk. Menurut dia,
Jembatan Wear Lakes ambruk karena terjadi gesekan pada bagian badan jembatan dan
abutmen.
Gesekan dimaksud terjadi karena intensitas curah hujan sangat
tinggi dalam beberapa hari terakhir. Dan terdapat kiriman air dari gunung dengan
debit sangat besar.
“Selain curah hujan tinggi, debit aliran air dari gunung juga
sangat besar sehingga terjadi gesekan. Akibatnya salah satu abutmen patah,” kata
Kadis PUTR Malra.
Herling sebut, abutmen yang patah tersebut berada disisi jalan
yang mengarah ke Desa Reyamru, tepat berada dibawah gunung.
“Ada dua abutmen di jembatan itu. Satunya di sebelah jalan ke
arah Elat dan satunya di sisi utara jalan. Abutmen yang patah berhubungan langsung
dengan gunung,” jelas dia.
Untuk diketahui, abutmen adalah substruktur yang berada di
ujung bentang jembatan atau bendungan untuk menopang superstrukturnya. Jembatan
dengan bentang tunggal memiliki abutmen di kedua ujungnya yang bertindak
sebagai perletakan vertikal maupun lateral.
Lantas dengan lumpuhnya ruas jalan di Desa Reyamru ini tak hanya
berdampak pada mobilitas warga, tetapi juga pasokan berbagai kebutuhan pokok termasuk
bahan bumi bangunan (BBM) dari Elat dan sekitarnya menuju kawasan Kei Besar Utara
Timur.
Herling kembali menyebutkan, saat ini akses jalan masih
belum bisa dilalui. Arus air sangat deras dan kondisi angin juga sangat
kencang.
Sementara kebutuhan logistik warga yang terisolir dibantu
dan dipasok oleh pihak desa dengan berjalan kaki. Kendaraan roda dua yang
melintas pun dipikul oleh warga setempat dengan ongkos pikul Rp50 ribu per motor.
Herling berkata, pihaknya akan kembali melakukan survey pada
lokasi Jembatan Wear Lakes. “Insya Allah, besok (Senin, 27/6/2022) kami akan lakukan
survey lanjutan. Saya juga akan membawa serta tim teknis untuk langsung mendesain
jembatan darurat,” imbuhnya.
Priartha menekankan, kondisi Jembatan Wear Lakes sudah tua.
Sehingga konstruksinya harus dibenahi.
Jembatan tersebut merupakan satu-satunya akses penghubung
antara Desa Reyamru dan desa-desa lainnya yang berada di sebelah Utara Timur
Kei Besar. Sehingga perlu penanganan segera mungkin.
Herling mengatakan, perbaikan akan segera dilakukan. Pemprov
Maluku berencana membangun kembali jembatan Wear Lakes secara permanen. Namun untuk
memperlancar akses warga, maka lebih dulu akan dibangun jembatan darurat
“Tim Survey segera melakukan tindak lanjut untuk merencanakan pembangunan jembatan darurat. Dan selanjutnya menjadi program prioritas untuk dianggarkan penanganan jembatan permanen pada APBD perubahan anggaran 2022 Provinsi Maluku,” tutup Priartha.