Penulis | Editor:
Gerry Ngamel
LANGGUR, MARRINNEWS.com – Bupati Maluku Tenggara Muhammad
Thaher Hanubun menjamu santap malam Uskup Baru Keuskupan Amboina Monsinyur Seno
Ngutra, Kamis (5/5/2022) di kediaman dinas Bupati, Jalan Raya Ohoitel Kota Tual.
Inilah pertama kalinya Monsinyur Seno dijamu seorang sahabat
sekaligus kepala daerah muslim Negeri Raja-Raja, Maluku Tenggara dalam perjalanan
kanonik perdana sebagai Uskup di wilayah Kei Kecil-Kota Tual dan Kei Besar.
Pertemuan dua tokoh sepuh pada momen makan malam bersama berlangsung
sesaat setelah prosesi penyambutan dan perarakan sang Uskup mengitari wilayah Kei
Kecil. Hadir bersama juga Ketua MUI Maluku Sekretaris Sinode GPM, Wakil Bupati
Kepulauan Aru, Pejabat Pemkab Malra, Anggota DPRD, tokoh agama dan adat, imam, serta
biarawan dan biarawati.
Suasana santap malam di kediaman Bupati Malra tampak sebagai
perjumpaan yang 'informal dan bersahabat'. Ada senyum tawa bahagia diselingi tepuk
tangan diantara mereka, tatkala Monsinyur Seno mengisahkan kembali perbincangannya
dengan Bupati Thaher via telepon seluler pada 25 Maret 2021 kemarin.
Perbincangan itu sendiri soal penyebutan status ‘Uskup' oleh Bupati Thaher yang disematkan kepada mantan Vikaris Judicial Keuskupan Amboina (jabatan Mgr Seno sebelum menjadi Uskup).
Monsinyur Seno berkata bahwa saat berkomunikasi dengan Bupati
Thaher, Takhta Suci Vatikan belum mengesahkan dan mengumumkan dirinya sebagai Wali
Gereja Katolik Roma Keuskupan Amboina.
Entah bagaimana Bupati bisa langsung menyapa Seno Ngutra dengan
sebutan Uskup. Monsinyur pun sempat kebinggungan, lalu bertanya-tanya dalam hati.
“Jadi, waktu itu misa pagi sudah selesai, kira-kira jam 10 pagi
saya dapat telepon dari sahabat saya Bapak Bupati (Thaher Hanubun). Dan saya tidak
tau bagaimana, tapi saat ditelpon langsung bilang selamat pagi Bapa Uskup,” tutur
Uskup Seno.
“Saya tidak tau itu bisikan darimana, saya tidak tau Roh Kudus dengan cara apa Bapak Bupati langsung panggil saya ‘Uskup'. Saya lalu bilang ke Bapak Bupati, saya bukan Uskup, saya masih Pastor. Dia (Bupati Thaher) bilang tidak, saya su bilang duluan itu berarti pasti nanti akan jadi,” sambung Yang Mulia.
![]() |
Suasana acara jamuan makan malam bersama Uskup Seno Ngutra di Kediaman Bupati Malra. Sumber foto: Facebook-Galeri MTH |
Monsinyur meyakini, ucapan atau sebutan Uskup yang disampaikan
Bupati kala itu karena tuntunan Roh Kudus. Hal tersebut diyakininya lantaran tepat
di hari yang sama, Gereja Katolik memperingati Hari Maria diberi kabar gembira oleh
Malaikat Tuhan bahwa Ia akan mengandung dari Roh Kudus.
“Rupanya Roh Kudus dalam diri Pa Bupati bekerja terus, sehingga
belum pengumuman tapi Pa Bupati sudah umumkan duluan bahwa saya Uskup Amboina. Terima
kasih Pa Bupati, sahabat saya,” ucap Uskup kelahiran Desa Waur, Kei Besar 17 November
1970 itu.
Monsinyur lebih lanjut berbicara dua hal tentang sosok Bupati
Thaher. Pertama, ia mengilas balik goresan hatinya pada beranda akun Facebooknya
tentang Nabi-Nabi Muslim yang Membangun Gereja.
Ulasan dalam tulisan Sang Uskup pada tahun kemarin itu sendiri
berkaitan dengan progres Bupati Thaher dalam mengupayakan percepatan pembangunan
sarana peribadatan, baik Gereja Katolik maupun Protestan.
Uskup Seno tak memungkiri bahwa tulisan tersebut kemudian menuai
pro dan kontra. Meski demikian, bagi dia, tulisan itu semata-mata adalah ungkapan
hatinya terhadap realitas perjuangan Bupati Thaher yang merupakan penganut agama
Islam, namun berandil besar dalam pembangunan sejumlah gereja di wilayah Kabupaten
Maluku Tenggara.
“Saya tau, di dunia politik hal itu pasti akan pro kontra, tapi
bagi saya, itu ungkapan hati saya,” tegas Monsinyur.
![]() |
Bupati Malra M. Thaher Hanubun berada ditengah-tengah para biarwati. Sumber foto: Facebook-Galeri MTH |
Kedua, Monsinyur mengungkap soal busana kebesaran Uskup yang
dikenakannya nanti saat memimpin perayaan ekaristi syukur di wilayah Kei Besar dan
Kei Kecil. Menurut dia, komponen atribut tersebut diberikan atau dibelikan langsung
Bupati Thaher Hanubun.
“Pakaian kebesaran saya baik dari mitra, jubah, tongkat dan cincin
yang nanti akan saya pakai di Kei Besar maupun Kei Kecil, yang beli adalah Pa Thaher,”
imbuhnya.
Uskup Seno pun menilai perbuatan amal dari orang nomor satu Bumi
Larvul Ngabal itu begitu luar biasa.
“Pa Bupati (Thaher Hanubun) luar biasa. Bersyukur bahwa apakah
itu sebuah kebetulan ataukah tidak, tetapi begitulah di zaman pemerintahan beliau,
lalu saya hadir sebagai seorang Uskup yang berasal dari tanah Evav (Kei). Terima
kasih untuk semua, terima kasih,” tandas Uskup Seno Ngutra.