Bupati Maluku Tenggara M. Thaher Hanubun-MTH (kiri) dan Wakil Bupati Petrus Beruatwarin-PB (kanan). Sumber foto: Dokpri |
Penulis |
Editor: Gerry Ngamel
LANGGUR, MARRINNEWS.com – Pandemi Covid-19 menjadi
momok mengerikan bagi Bupati M. Thaher Hanubun dan Wakil Bupati Petrus
Beruatwarin. Bupati Thaher mengungkap, pandemi telah menghambat visi misi-nya bersama
Wabup Beruatwarin untuk membangun daerah Maluku Tenggara dari pinggiran, desa
ke kota.
Gelombang Covid-19 telah memaksa Pemerintah memangkas
anggaran pembiayaan daerah selama dua tahun beruntun, dimulai tahun 2020 hingga
2021. Akibatnya, pembangunan akses konektivitas di wilayah pedesaan pun melamban,
dan berimbas pada target pembangunan di kawasan Kota Langgur, ibukota Kabupaten
berjuluk Bumi Larvul Ngabal yang belum dapat terlaksana.
“Kondisi Covid-19 sangat mengganggu laju pembangunan daerah
dan pertumbuhan ekonomi, karena recofusing anggaran yang begitu luar biasa,” ujar
Thaher dalam pertemuan bersama jajaran pemerintahan dan para kepala desa di
Aula Kantor Bupati Malra, Selasa (5/4/2022).
Jika dibandingkan dengan skenario tanpa pandemi, Bupati
Thaher menyebut, program membangun dari desa ke kota tersebut seharusnya sudah
tuntas pada tahun 2021 kemarin. Sayang, target itu diklaim tak tercapai,
seiring kebijakan recofusing anggaran pusat dan daerah.
“Saya dan Pa Etus bermaksud membangun daerah ini dari desa
ke kota. Program ini seharusnya sudah berakhir di tahun 2021, tapi apa mau
dikata recofusing anggaran pada tahun 2020 hingga 2021 sehingga kita tidak bisa
berbuat apa-apa,” kata dia.
Dipaparkan, pembangunan infrastruktur jalan raya, air bersih,
listrik menjadi program prioritas membangun Maluku Tenggara dari desa ke kota di
masa kepemimpinan Bupati MTH dan Wabup PB. Program prioritas tersebut dibarengi
dengan program berupa bantuan sosial.
Dengan membangun jalan raya, Bupati melanjutkan, akses
konektivitas terpenuhi. Konektivitas yang terjadi nantinya akan mengakselarasi
pertumbuhan ekonomi di Maluku Tenggara. Pembangunan jalan raya akan memudahkan
pengawasan, serta mengurangi kesenjangan dan ketimpangan antara desa dan kota,
terutama di wilayah perbatasan.
“Kita harus mengupayakan peningkatan ekonomi masyarakat,
salah satunya adalah melalui perluasan akses konektivitas berupa jalan raya,”
imbuh Thaher.
Capaian pembangunan ruas jalan di salah satu kawasan Pulau Kei Besar. Sumber foto: Dokpri |
Upaya
Maksimal
Meski terdampak pandemi, berbagai upaya telah dilakukan bupati
dan wakil bupati serta jajaran pemerintahan dibawahnya untuk mewujudkan harapan
bersama masyarakat desa di Bumi Larvul Ngabal. Harapan itu khususnya terkait ketersedian
infrastruktur yang memadai di kawasan Pulau Kei Besar dan sebagian wilayah
daratan Kei Kecil.
“Kita sudah berupaya maksimal membangun dari desa.
Alhamdulillah, hingga hari ini sarana air bersih, listrik, dan jalan sudah ada walau
baru sedikit,” kata Thaher.
Ia berujar, filsofi Leluhur Kei ‘lin n'tut yar mar' atau 'ketenangan
dari desa sampai ke kota' menjadi pijakannya dalam konsep membangun daerah
Maluku Tenggara.
Berlandaskan filsofi itu, Thaher berkomitmen, bakal terus
berupaya memperkuat akses perluasan konektivitas di wilayah pedesaan, juga kawasan
perkotaan hingga akhir periode kepimpinannya bersama Wabup PB pada 2023
mendatang.
Bupati juga mendorong reformasi penataan Kota Elat sebagai pusat
roda perekonomian masyarakat di Pulau Kei Besar. Hal ini untuk mengurangi hambatan
dalam perjalanan, biaya ekonomi, dan mendorong peningkatan usaha perdagangan.
“Penataan Kota Elat harus dilakukan sehingga masyarakat di
Pulau Kei Besar tidak perlu lagi menyebrang ke Kota Tual ataupun pusat Ibukota
Langgur hanya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Dalam hal ini maka para
camat dan elemen masyarakat lainnya harus berperan,” jelas dia.
Bupati menekankan, pembangunan harus dilakukan secara merata
hingga ke wilayah pelosok. Hal ini dilakukan untuk mengejar ketertinggalan Maluku
Tenggara dalam sektor ini dibandingkan daerah-daerah lain.
Fokus
Pembangunan Dialihkan
Adapun program pembangunan infrastrukur di wilayah Pulau Kei
Besar dan Kei Kecil masih terus berlanjut dan dilakukan secara bertahap hingga
akhir 2022. Sementara project membangun kawasan Kota Langgur direncanakan berlangsung
pada tahun 2023.
“Pembangunan Kota Langgur yang seharusnya sudah di tahun
2022, digeser ke tahun 2023. Kenapa kaya gini, karena soal anggaran yang
terbatas,” ungkap Thaher.
Bupati memastikan, pada tahun 2023 nanti fokus pemerintahan dialihkan pada pembangunan dan peningkatan kapastitas kawasan Kota Langgur. “Walaupun sedikit, wajah Kota Langgur harus ditata,” kata Thaher.