![]() |
Gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara. Sumber foto: Suaradamai.com |
Penulis/Editor: Gerry Ngamel
Langgur, MARRINNEWS.com - Minat
masyarakat untuk mengunjungi perpustakaan milik Pemerintah Kabupaten Maluku
Tenggara (Malra), terus meningkat. Trend ini tampak terlihat dari data Dinas Perpustakaan
dan Kearsipan (Dispusip) Malra selama tiga tahun terakhir, terhitung 2019-2021.
Data Dinas Perpustakaan Malra
menyebut, jumlah pengunjung pada 2019 sebanyak 118 orang, meningkat menjadi 756
orang pada 2020. Dan pada 2021, sebanyak 633 orang. Jumlah pengunjung di tahun
2021 itu terhitung 10 bulan, belum termasuk November dan Desember.
Adapun pengunjung terbagi dalam
lima kategori, yakni tingkat anak-anak (PAUD, TK), tingkat sekolah dasar
(SD/MI), tingkat SLTP/SMP sederajat, tingkat SLTA/SMA sederajat, dan tingkat
perguruan tinggi dan umum.
Kategori pengunjung terbanyak
periode 2019-2021 berasal dari kalangan perguruan
tinggi dan umum, yakni sebanyak 646 orang. Kemudiaan diikuti kelompok sekolah
dasar 500 orang, SLTP/SMP sederajat 250 orang, SLTA/SMA sederajat 107 orang,
dan tingkat kanak-kanak belum ada kunjungan.
Berdasarkan data Dispusip tersebut,
Marrinnews.com menganalisis sebagai berikut.
Terdapat 269 hari efektif kerja
selama setahun. Bila dihitung rata-rata per hari, hanya ada 0-3 orang yang
berkunjung ke Perpustakaan Daerah Malra. Kalau sebulan, hanya sekitar 30-63
orang.
Itu artinya, peminat perpustakaan
di Malra terbilang sangat rendah, meski grafik menunjukan adanya peningkatan. Hal
itu karena rasio jumlah pengunjung perpustakaan tak sebanding jumlah penduduk Malra yang berjumlah 128.000 jiwa. Jumlah
penduduk ini berdasarkan data Disdukcapil Malra tahun 2021.
Tak bisa dipungkiri bahwa
rendahnya kunjungan masyarakat ke perpustakaan dipicu perkembangan
digitalisasi. Teknologi digital telah memberi kemudahan bagi masyarakat untuk
mengakses informasi.
“Sekarang, minat baca dan
pengunjung di perpustakaan daerah Malra memang bersaing dengan dunia digitalisasi.
Warga lebih banyak mengakses informasi dan ilmu pengetahuan melalui internet,
ketimbang ke perpustakaan,” ujar Sekretaris Dinas Dispusip Malra Victor Renyaan
kepada Marrinnews.com, baru-baru ini saat ditemui diruang kerjanya.
Arus digitalisasi seakan tak terbendung. Sumber ilmu pengetahuan yang pada
masa lalu berada di ruang-ruang perpustakaan, kini berada dalam genggaman
gawai. Internet menjadi jalan pintas bagi publik untuk mengonsumsi informasi. Reputasi
perpustakaan di tengah masyarakat pun kian semakin pudar.
Lantas, bagaimana Pemerintah Kabupaten
Malra menyikapi hal ini. Adakah program-program strategis yang dilakukan untuk dapat menarik kembali antuasias masyarakat terhadap perpustakaan?
Perpustakaan
Digital
Ditengah kemerosotan peminat perpustakaan,
Pemerintah Daerah Maluku Tenggara melalui Dispusip terus berupaya meningkatkan
kunjungan sekaligus minat baca masyarakat di perpustakaan setempat. Salah satunya
dengan mengembangkan inovasi perpustakaan digital.
Viktor Renyaan mengungkapkan,
Dispusip Malra saat ini tengah mengembangkan inovasi program perpustakaan digital
berbasis online, berupa aplikasi e-book atau buku elektronik.
Ia menjelaskan, melalui aplikasi ini
semua koleksi buku di perpustakaan daerah nantinya akan tersedia dalam wujud digital.
Dengan begitu, pengunjung bisa mengakses buku dari aplikasi tersebut melalui smartphone
atau telepon pintar (HP android).
“Untuk nasional punya iPusnas,
untuk Maluku punya iMaluku. Kami di sini sementara dalam tahap persiapan.
Paling lama tahun 2023 itu e-book-nya mulai jalan,” kata Renyaan.
Menambah
Koleksi Buku
Saat ini, koleksi buku di perpustakaan
daerah Malra sejumlah 11.000-an eksemplar. “Ada sekitar 6.000 judul. Rata-rata
1 judul buku itu ada dua eksemplar,” sebut Renyaan.
Ia mengungkapkan, pada tahun 2022
ini pemerintah daerah akan menambah koleksi buku. Pengadaan buku-buku dibiayai dengan
anggaran APBD Malra senilai kurang lebih Rp200.000.000. “Buku-buku itu sementara
dalam proses pengiriman,” beber dia.
Selain itu, Maluku Tenggara juga mendapat
bantuan pengadaan mobiler dan rak buku dari pemerintah pusat, senilai kurang lebih
Rp516.000.000. “Kalau rak bukunya sudah ada, tahun depan kami akan menambah lagi
koleksi buku,” imbuh Renyaan.
Penuhi
Kebutuhan Pelajar dan Mahasiswa
Program strategis Dispusip lainnya,
kata Renyaan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dan mengundang semua perguruan
tinggi di Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual untuk berkunjung ke
perpustakaan daerah Malra.
Dispusip Malra juga menyurati
seluruh perguruan tinggi di dua daerah tersebut untuk mengirim judul buku yang
dibutuhkan, sehingga dapat dipenuhi lewat program pengadaan buku setiap tahun.
“Program ini telah kami lakukan.
Hanya saja, dari sekian perguruan tinggi yang ada di Malra, hanya dua perguruan
tinggi yang mengirim daftar judul bukunya,” sebut dia.
Renyaan menegaskan pihaknya akan
terus berkoordinasi untuk menjawab kebutuhan buku masyarakat Malra, terutama
pelajar dan mahasiswa.
Kerjasama
dengan Perpustakaan Desa
Renyaan menyebut jumlah perpustakaan
desa di Kabupaten Maluku Tenggara, yakni sebanyak 52 perpustakaan. “Di Malra ada
192 desa. Itu artinya masih ada 140 desa yang belum memiliki perpustakaan,” kata
dia.
Ditengah keberadaan Perpustakaan desa
tersebut, Renyaan memastikan Dispusip Malra akan membangun kerja sama dengan
ohoi-ohoi (desa-desa). Dimana nantinya pada setiap bulan, dinas akan mengirim
sejumlah buku ke ohoi sesuai kebutuhan ohoi setempat.
Di bulan berikutnya, buku
tersebut akan dikembalikan dan diganti dengan buku yang lain. Hal ini, kata Renyaan,
akan dilakukan secara rutin sehingga diharapkan minat baca di ohoi-ohoi bisa
meningkat.
“Buku yang dikirim ke perpustakaan
desa akan disesuaikan dengan permintaan kebutuhan desa. Misalnya terkait pertanian,
perikanan, pariwisata dan sebagainya,” jelas Viktor.
Ia menambahkan, dalam tahun ini juga
direncanakan Dispusip akan meninjau, sekaligus melakukan sosialiasi ke 52 perpustakaan
desa tersebut.
“Sejak gedung perpustakaan baru ini berdiri pada tahun kemarin, kami belum melakukan sosialisasi ke desa-desa. Sehingga di tahun ini juga kami akan melakukannya, termasuk nantinya menghimbau warga desa untuk mengunjungi perpustakaan daerah maupun desa,” cetus Renyaan.