Marrin News

Pameran Produk Pangan Lokal di Malra Memaknai Keindahan Untuk Maluku Tenggara Hebat

Bupati Maluku Tenggara, M Thaher Hanubun menikmati hidangan produk pangan lokal di salah satu stand pameran, yang digelar di Gedung Dekranasda Malra, Sabtu (5/3/2022). Sumber foto: Dok FB Infohumas Malra. 

“Sejatinya, pangan lokal tak kalah bermutu akan gizi dan nutrisi bagi masyarakat. Mengonsumsinya pun membawa pada kedaulatan pangan. Dalam kandungan pangan lokal Kei termuat nilai keindahan dan cita rasa tersendiri”


Kontributor | Penulis : Gerry Ngamel
Editor : Gerry Ngamel

Langgur, MARRINNEWS.com – Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Maluku Tenggara menggelar pameran produk lokal bertemakan “Keiindahan Untuk Maluku Tenggara Hebat”. Pameran tersebut dibuka pada Sabtu (5/3/2022). Selain pameran, turut disajikan juga festival pangan B2SA.

Pembukaan pameran dan festival ini diresmikan langsung oleh Bupati Maluku Tenggara (Malra) Muhammad Thaher Hanubun. Bupati Thaher didampingi Ketua TP-PKK Malra Eva Elliya Hanubun, bertempat di gedung Dekranasda Malra.

Pembukaan pameran dan festival berlangsung unik sesuai dengan konsep, yang mana menampilkan berbagai produk kerajinan serta pangan lokal khas Kepulauan Kei. Pameran ini akan berlangsung selama lima hari, dari tanggal 5 Maret hingga 8 Maret 2022.

Adapun pameran diikuti oleh 43 industri kecil menengah (IMKM), baik yang berada di Pulau Kei Besar maupun Kei Kecil.  Sedangkan Festival pangan B2SA diikuti oleh 11 peserta dari Tim PKK Kecamatan se-Kabupaten Maluku Tenggara.

Pergelaran pameran dan festival pangan lokal, kali ini bekerjasama dengan Tim Penggerak PKK, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Dinas Koperasi dan UKM, Rumah BUMN Telkom Malra.

Panitia penyelenggara menyatakan bahwa penyelenggaran pameran kerajinan dan festival pangan B2SA terinspirasi dari roda keberlangsungan kerajinan dan pangan lokal, yang senantiasa menopang kehidupan masyarakat Kei di Bumi Larvul Ngabal, Kabupaten Maluku Tenggara.

Dikatakan, kesadaran publik Maluku Tenggara terhadap keberadaan dan keberagaman produk pangan lokal yang bergizi, seimbang dan aman (B2SA) masih perlu ditingkatkan.

Sejatinya, pangan lokal tak kalah bermutu akan gizi dan nutrisi bagi masyarakat. Mengonsumsinya pun membawa pada kedaulatan pangan. Dalam kandungan pangan lokal Kei termuat nilai keindahan dan cita rasa tersendiri.

Oleh karenanya, lanjut kata pihak penyelenggaran bahwa penyeragaman terhadap pangan lokal Kei perlu ditingkatkan. Dengan begitu, melalui pameran diharapkan dapat memberikan peluang bagi produk potensial daerah untuk berkembang sehingga dapat bersaing di pasar nasional maupun global.

“Diharapkan juga mampu meningkatkan akses pemasaran dan promosi produk lokal yang unggul dan berkualitas. Meningkatkan jejaring pemasaran antar peserta pameran. Menghadirkan ragam pangan lokal yang digemari seluruh elemen masyarakat,” sebut Panitia dalam laporan yang dibacakan saat acara pembukaan pameran.

Sementara itu, Bupati M. Thaher Hanubun mengatakan, olahan produk pangan lokal di Maluku Tenggara, sejauh ini sangat luar biasa. Walau begitu, menurut dia, perlu ada dukungan dan inovasi kreatif terhadap produk yang ada.

“Kita perlu memberikan dukungan dan dorongan kepada masyarakat untuk meningkatkan kreatifitas dalam mengolah pangan lokal secara baik dan berkesinambungan, sehingga menghasilkan nilai konsumsi yang bergizi, berdaya ketahanan pangan dan meningkatkan ekonomi masyarakat ditengah pandemi Covid-19 dan waktu mendatang,” ujar Thaher kepada Wartawan.

Thaher memastikan akan mencari dan mendatangkan investor guna mendorong keberlangsungan pemasaran produk pangan lokal.

Walau begitu, menurut Thaher, untuk sementara ini hasil olahan produk lokal masyarakat, akan dipasarkan di gedung Dekranasda Maluku Tenggara.

“Akan diupayakan agar ada kerjasama dengan pihak bank dan pengusaha lainnya. Yang penting bahwa semua pihak juga harus ikut membantu, bagaimana caranya produk-produk pangan lokal yang ada ini bisa dijual keluar daerah maupun di ritel-ritel modern, seperti Alfamidi,” tegas dia.

Ia menjelaskan, syarat utama suatu produk pangan lokal bisa dinikmati dan bersaing di pasar modern nasional dan global, maka produk tersebut harus mendapat izin produksi dan pemasaran dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Lebih lanjut, menanggapi permintaan peserta pameran, dimana diharapkan pameran diselenggarakan tiap 3 bulan sekali dalam setahun, Bupati Thaher pun menyanggupi keinginan tersebut. Hanya saja, kata dia, pelaksanaan itu tergantung animo masyarakat dan hasil olahan produk.

“Boleh saja, bisa 3 bulan ataupun 6 bulan, tapi akan kita sesuaikan dengan hasil evaluasi penyelenggaran pameran kali ini. Jika sesuai target, maka nanti bukan saja dipamerkan di Dekranasda, tapi juga bisa dipamerkan ke ibukota provinsi bahkan hingga di Jakarta,” tandas Thaher.

Baca Juga

Berita Populer

Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar