Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Maluku Tenggara, Walken Raharusun. Sumber foto: Dok. Marrinnews.com |
Langgur, MARRINNEWS.com
- Kepala Dinas Komunikasi
dan Informatika (Kadis Kominfo) Maluku Tenggara, Antonius Walken Raharusun menyatakan
pembangunan sarana jaringan telekomunikasi di kabupaten berjuluk Larvul Ngabal itu
telah memenuhi target 78 persen. Pencapaian target tersebut sebagaimana tercantum
dalam RPJMD.
“Untuk jaringan
telekomunikasi, kita (Diskominfo Malra, red) telah mencapai target RPJMD, karena
sesuai target RPJMD adalah 78 persen. Dan sekarang kita sudah melebihi target
78 persen, itu berarti target RPJMD sudah tercapai,” ujar Walken kepada Wartawan
saat ditemui di ruang kerja Kantor Diskominfo Malra, Jumat (25/2/2022).
Capaian target
RPJMD telah terpenuhi, tapi menurut Walken bahwa pihaknya masih terus mengupayakan
target yang lebih luas, dimana koneksi jaringan telekomunikasi harus dapat menjangkau
hingga wilayah-wilayah blank spot, khususnya di wilayah Kei Besar Utara Timur dan
Kei Besar Utara Barat.
“Untuk wilayah
Kei Besar Utara Timur, ada sekitar 12-15 ohoi (desa, red) yang butuh adanya pengadaan
maupun penguatan sarana jaringan telekomunikasi. Sedangkan di wilayah Selatan dan
Selatan Barat Kei Besar, tersisa Desa Kilwat, dan di wilayah Tengah ada 5 hingga
6 desa juga yang belum terkoneksi. Jadi, kita akan fokus kesana nantinya,” kata
dia.
Kenny, sapaan
akrab Kadis Kominfo Malra itu lanjut mengungkapkan bahwa jaringan telekomunikasi
di wilayah Kei Besar Utara Timur agak sulit terkoneksi secara baik. Oleh karena
kontur (kondisi permukaan, red) wilayah Kei Besar Utara Timur yang berbukit-bukit
sehingga mengganggu arus frekuensi jaringan.
“Jadi untuk satu
menara bisa menjangkau 2-3 desa atau lebih, memang agak sulit. Kalaupun satu desa,
satu menara, juga agak tidak mungkin karena wilayah itu tidak termasuk dalam kategori
daerah tertinggal sehingga tak memungkinkan adanya intervensi layanan BAKTI (Badan
Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika),” jelas Kenny.
Selanjutnya untuk
wilayah Utara Barat Kei Besar, kata Raharusun, seperti di desa Waer dan Ohoiraut
maupun desa-desa lainnya yang belum terkoneksi, sudah termuat dalam target perencanaan
dan sementara dalam proses pelaporan ke pusat.
“Dalam usulan
kita, alasan dasar pengadaan menara di wilayah-wilayah itu adalah karena termasuk
daerah rawan bencana. Alasan ini menjadi dasar kuat untuk penentuan kebijakan di
pusat,” sebut dia.
Kenny menambahkan,
optimalisasi konektifitas jaringan telekomunikasi di wilayah Kei Besar Utara Barat,
akan didahului dengan penguatan akses jaringan pada menara-menara BTS di Kota Tual, yang
bisa menjangkau ke pesisir utara Barat.
“Setelah pertemuan
saya dengan pihak Telkomsel dan Telkom baru-baru ini memang ada tanda-tanda baik,
dimana pembangunan menara jaringan telekomunikasi akan dilakukan disana,” ujar Walken.
Sementara di
wilayah daratan Kei Kecil, Kenny menyatakan hingga hari ini konektivitas jaringan
telekomunikasi sudah mencapai sebagian besar wilayah itu.
“Kalau menara
jaringan di Desa Warbal dan Marfun sudah dibangun, berarti sudah mencapai 98-99
persen konektivitas. Sedangkan dibeberapa lokasi juga diperlukan penguatan jaringan,
seperti Desa Ngayub, Ohoiluk, dan Ohoidertutu. Oleh karenanya, kita akan melakukan
program-program penguatan di titik-titik tersebut,” kata dia.
Kadis Walken
menyebut, menara jaringan telekomunikasi yang akan dibangun di Desa Warbal setinggi
62 meter. Dengan ketinggian seperti ini diharapkan dapat menjangkau hingga ke Ur
Pulau dan Tanimbar Kei.
“Kalaupun nantinya
tidak terjangkau ke Tanimbar Kei, maka akan kami usulkan untuk pembangunan menara
disana (Tanimbar Kei, red). Tapi kondisi real sejauh ini, hempasan jaringan dari
menara di Ohoi Somlain dan Ohoidertom terkoneksi ke Tanimbar Kei,” tandas Raharusun.