Kepala Disperindag Tual, Darnawati Amir saat diwawancarai wartawan di ruang kerja Kantor Disperindag Tual. Sumber foto: Dokpri |
Penulis |
Editor: Redaksi/Gerry Ngamel
TUAL, MARRINNEWS.com - Dinas Perindustrian dan
Perdagangan (Disperindag) Kota Tual terus berupaya mendorong pembentukan
ekosistem pasar digital, yakni dengan mendorong masyarakat melakukan pembayaran
non tunai lewat QRIS.
Quick Response Code Indonesian Standard atau yang disingkat
QRIS (dibaca KRIS) adalah penyatuan berbagai macam QR dari berbagai
Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) menggunakan QR Code.
QRIS dikembangkan oleh industri sistem pembayaran bersama
dengan Bank Indonesia agar proses transaksi dengan QR Code dapat lebih mudah,
cepat, dan terjaga keamanannya.
Kepala Disperindag Tual Darnawati Amir mengatakan, upaya
membentuk ekosistem pasar digital bukan hanya dalam rangka mengikuti
perkembangan zaman, tetapi pembayaran non-tunai memiliki banyak manfaat. Salah
satunya adalah menghemat, khusus bagi masyarakat di Kei.
Amir menjelaskan, sebagian besar masyarakat di Kei masih
alergi menggunakan uang tunai pecahan di bawah nominal Rp1.000. Ini yang
menurut Amir, merugikan masyarakat sebagai konsumen.
“Sedikit menggambarkan misalnya nih, barang yang harganya
Rp10.250. Nah kalau masih tunai, maka kita akan melakukan pembulatan ke atas,
jadinya Rp11.000. Akhirnya keuntungannya pada pedagang, merugikan masyarakat.
Cuman kita masyarakat masih belum sadar, karena hobi kita tidak senang dengan
uang receh,” kata Amir kepada wartawan saat ditemui di ruang kerjanya, Senin
(24/1/2022).
“Kalau kita menggunakan transaksi bayar dengan menggunakan
QRIS, maka kita tinggal menginput Rp10.250,” sambung dia.
Oleh sebab itu, pada tahun 2022 ini, Disperindag Tual akan
terus mendorong dan mewujudkan digitalisasi pasar, yang bertujuan menciptakan
ekosistem pasar yang stabil dan menguntungkan bagi pembeli dan penjual.
“Memang ini butuh proses penyadaran, butuh edukasi,
bagaimana mengubah kebiasaan tunai menjadi non tunai, mengubah kebiasaan non
digital menjadi digital. Semua harus punya peran di dalam pola-pola ini,” kata
dia.
Amir mengimbau agar warga masyarakat bisa menggunakan mobile
banking atau dompet digital, sebagai alat pembayaran yang lebih aman dan
terawasi oleh sistem.