Sumber foto: Istimewa |
Penulis: Redaksi
TUAL, MARRINNEWS.com
- Hortikultura masih jadi pilihan utama di Kota Tual dan kecamatan kepulauan,
selain untuk memastikan ketersediaan bagi masyarakat lokal, juga untuk memenuhi
kebutuhan dari luar, seperti kapal ikan yang mempunyai pangkalan di kota tual
dan juga memenuhi permintaan daerah sekitar.
Kepala Dinas
Pertanian Kota Tual, Irene Ngabalin mengatakan, pulau kur beberapa tahun lalu
dalam perencanaannya, akan dikembangkan lumbung pangan, dengan komoditi ubi
kayu.
“Kalau Kur
ini memang sudah dikenal sebagai lumbung pangan, kita juga kembangkan di sana,
tapi saya melihat kalau misalnya di sana mau hasilnya dan di bawa ke sini,
biaya jadi lebih besar,” ujar Kadis, beberapa waktu lalu.
Strategi
dinas itu, kata kadis, kalau kita kembangkan untuk melayani masyarakat disitu,
kalau mau hitung untung ruginya, pasti mereka rugi, misalnya tanaman sayur dan
ubi kayu untuk melayani masyarakat disana saja kami pikir lebih praktis.
masyarakat
disitu, kalau mau hitung untung ruginya, pasti mereka rugi, misalnya tanaman
sayur dan ubi kayu untuk melayani masyarakat disana saja kami pikir lebih
praktis.
Disinggung
lebih jauh mengenai hasil perkebunan lainnya di pulau Kur, yang notabene lebih
banyak dijual ke pulau seram dan Ambon, Ngabalin menegaskan, hal itu sudah
melalui pertimbangan petani di sana, karena jarak kota Tual yang lebih jauh
ketimbang pulau seram.
“Untuk hasil
bumi yang dijual ke seram dan Ambon dari pada ke Tual, contohnya ada hasil
perkebunan pala, cengkeh, kenari, tapi mereka tidak pernah bawa ke sini karena
jauh, jadi mereka jualnya ke Seram, ke Ambon, untuk jangkauannya lebih dekat,
tapi untuk mau bawa ke kota Tual ini memang karena cost-nya besar, makanya
mereka lebih memilih keluar Tual,” ungkap Kadis.
Ngabalin
juga menambahkan, selain Pulau Kur yang dikembangkan sebagai sentra lumbung
pangan kecamatan, Kecamatan Tayando Yamtel juga difokuskan untuk jadi sentra
pengembangan dengan memanfaatkan lahan pekarangan.
“Sama dengan di kecamatan Tayando, sekalipun pulaunya penuh batu-batuan, tapi kita mencoba ke pekarangan, nanti lewat kerjasama dengan dinas ketahanan pangan, tapi itu tetap kami masih mengunggulkan hortikultura karna memang dipersiapkan sambil menunggu kapal ekspor ini,” jelasnya