Marrin News

Atasi Masalah Pembangunan Jalan Kei Besar, Bupati Thaher Turun Tangan

Bupati Maluku Tenggara Muhammad Thaher Hanubun saat berada di Ohoi Bombay Kecamatan Kei Besar, Kamis (2/12/2021). Sumber foto: Gerry Ngamel. 

Penulis/Editor: Gerry Ngamel ||

Langgur, MARRINNEWS.com - Bupati Maluku Tenggara Muhammad Thaher Hanubun, pada Kamis (2/12/2021) turun tangan langsung menangani masalah dalam tahapan pembangunan ruas jalan di Ohoi Bombay Kecamatan Kei Besar dan Ohoi Weduar Kecamatan Kei Besar Selatan.

Bupati Thaher didampingi Anggota DPRD Malra Stephanus Layanan dan Blandina Fautngilyanan, Kepala Bappelitbanda Malra Bernardus Rettob, Staf Ahli Bupati Bidang Perekonomian, Keuangan dan Pembangunan Fillips Lodwick Rahantoknam dan sejumlah pimpinan OPD terkait.

Bupati bersama rombongan sebelumnya mengikuti kegiatan sosialisasi dan konsultasi masyarakat untuk pekerjaan tiga ruas jalan di Kei Besar, di Gedung Siloam Elat. Anggaran peningkatan tiga ruas jalan itu sendiri dibiayai melalui pinjaman dana PT. Sarana Multi Infrastruktur (SMI).

Setelahnya, Bupati dan rombongan melanjutkan perjalanan ke Ohoi Bombay. Di Ohoi Bombay, Bupati berdialog dengan perwakilan tokoh adat, masyarakat, serta pemerintah ohoi.

Ohoi Bombay merupakan salah satu ohoi yang akan dilalui proyek peningkatan jalan hotmiks, yakni ruas jalan Simpang Ngurdu - Bombay - Ad - Ohoiraut, sepanjang 14 km.

Diketahui, keberadaan tugu batu sakral atau woma yang terletak tepat di tengah jalan Ohoi Bombay menjadi kendala utama dalam rencana peningkatan jalan hotmiks yang melintasi ohoi ini. Disisi lain, tepat di sebelah woma, terdapat juga rumah doa.

Lantas, dua pilihan yang menjadi pertimbangan Pemkab Malra dan Pemerintah Ohoi Bombay, yaitu rumah doa tetap dan tempat woma dimodifikasi. Ataukah, woma dibiarkan begitu saja dan rumah doa direlokasi atau dipindahkan ke tempat lain.

Bupati Thaher sepakat dengan usulan masyarakat bahwa tempat woma dimodifikasi, yaitu dibuat semacam gapura besar, dimana woma dan segala ritual adat akan dipusatkan di atas gapura tersebut.

Namun Ia juga ingin agar rumah doa dipindahkan ke tempat yang lebih sunyi, sehingga umat berdoa lebih khusyuk dan tidak terganggu dengan aktivitas kendaraan.

Walau demikian, Bupati mengembalikan dua pilihan itu kepada pemerintah ohoi dan masyarakatnya yang memutuskan. Bupati harap sudah mendapat hasil keputusan sebelum jadwal pembangunan di ruas jalan tersebut mulai dilaksanakan.

Pertemuan Bupati Malra M Thaher bersama pihak pemilik lahan dan pemerintah Ohoi di  wilayah Kecamatan Kei Besar Selatan. Sumber foto: Gerry Ngamel. 

Setelah di Ohoi Bombay, rombongan Bupati melanjutkan perjalanan ke Ohoi Weduar di Kecamatan Kei Besar Selatan.

Bupati harus menuntaskan tuntutan ganti rugi tanaman oleh sejumlah pemilik lahan yang akan dilalui pembangunan jalan baru. Jalan tersebut yakni ruas jalan Simpang Elat - Weduar (Segmen Tamangil - Weduar Feer), sepanjang 5,8 km.

Di Kantor Kecamatan Kei Besar Selatan di Ohoi Weduar, Bupati mengadakan pertemuan dengan Pemerintah Ohoi Weduar dan para pemilik lahan.

Bupati juga membawa serta Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Malra Felix Tethool ikut dalam pertemuan itu.

Hasil pertemuan berakhir dengan kesepakatan bahwa Pemkab Malra akan mengganti rugi tanaman yang terdampak pembangunan jalan baru.

Realokasi Gedung Doa

Warga Ohoi Bombay telah bersepakat untuk memindahkan rumah doa. Kesepakatan tersebut diambil dalam pertemuan lanjutan Anggota DPRD Malra Blandina Fautngiljanan bersama masyarakat Ohoi Bombay, pasca hasil pertemuan dengan Bupati Thaher Hanubun.

Rapat lanjutan dilaksanakan di Balai Ohoi Bombay, Kamis malam (2/12/2021) melibatkan pemerintah ohoi, Badan Permusyawaratan Ohoi (BPO), tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda, tokoh perempuan, Linmas, dan masyarakat setempat.

Dilansir dari Suaradamai.com, Anggota DPRD Malra Blandina Fautngiljanan menyatakan berdasarkan hasil rapat, warga menyepakati untuk memindahkan rumah doa.

Soal lokasi rumah doa yang baru, menurut Legislator Dapil II Kei Besar itu, belum diputuskan. Pihaknya menunggu keputusan dari Keuskupan Amboina, sebab rumah doa tersebut milik pihak Keuskupan.

Bupati Thaher dalam rapat sebelumnya mengatakan bahwa segala urusan pembangunan ulang rumah doa atau tugu batu menjadi tanggungjawab pemerintah.

“Biaya pembangunan ulang rumah doa ataupun tugu batu menjadi tanggungjawab pemerintah daerah. Yang terpenting adalah masyarakat Bombay mendukung program pembangunan jalan ini,” ujar Thaher.

Baca Juga

Berita Populer

Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar