Penulis/Editor: Gerry Ngamel ||
Langgur, MARRINNEWS.com – Sekolah
Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Langgur sukses menggelar Wisuda Angkatan XVI-XVII
pada Senin (29/11/2021) di Aula Kampus STIA, jalan Langgur-Kolser, Kabupaten Maluku
Tenggara, Maluku.
Wisuda diikuti 55 wisudawan lulusan program Sarjana Administrasi
Bisnis (S. Ab) dan Administrasi Publik (S. Ap).
Bupati Muhammad Thaher Hanubun secara khusus memberi sambutan
dalam wisuda STIA kali ini. Ia menyebut STIA sebagai kekuatan besar yang turut membantu
berkontribusi melahirkan generasi bangsa yang tangguh dan profesional, tanpa harus
mengeluarkan biaya besar untuk studi di luar daerah.
“Bayangkan saja kalau STIA Langgur tidak ada, berapa biaya
yang harus dikeluarkan untuk bisa mendapatkan predikat Sarjana. Sangat luar biasa,
STIA telah melahirkan alumni yang berkarya diberbagai bidang di dalam maupun luar
daerah, di pemerintahan maupun pengusaha dan politisi,” ungkap Thaher.
Bupati menekankan wisuda bukanlah akhir dari sebuah proses.
Perjuangan sesungguhnya adalah bagaimana seorang lulusan sarjana bisa mengimplementasikan
pengetahuan dan kompetensi bidang ditengah kebutuhan masyarakat.
“Berperan secara aktif untuk kemajuan bangsa dan
negara dengan membagikan pengetahuan dan kompetensi yang dimiliki, sangat
diperlukan masyarakat luas. Bukan saja pengetahuan akademik, tetapi juga kemampuan
non akademik (soft skill) dan kompetensi harus diimplemetasikan dengan mengedepankan
nilai-nilai integritas dan profesionalisme,” tegas Thaher.
Lulusan Sarjana, Lapangan Kerja dan Pengangguran
Bupati menyatakan dewasa ini angka lulusan Sarjana sangat
banyak namun tidak berbanding lurus dengan ketersediaan lapangan kerja. Akibatnya,
angka pengangguran tergolong cukup tinggi.
Menurut Thaher, berdasarkan kajian Lippi dan Bank
dunia bahwa permasalahan pengangguran di Indonesia dipicu oleh adanya ketidaksesuaian
jenjang pendidikan dan ketersediaan lapangan
pekerjaan.
Selanjutnya, ketimpangan dalam akses informasi antara kebutuhan
pencari kerja dan pengusaha sebagai pemberi kerja. “Kondisi ini banyak terjadi pada
kalangan anak muda yang baru lulus sekolah atau kuliah,” ujar Thaher.
Permasalahan lainnya, lanjut kata Thaher, yakni soal ketrampilan
kerja yang rendah. Ia mengungkapkan, banyak pekerja yang hebat dan tekun dalam teknis
pekerjaan, hanya saja lemah dalam ketrampilan lunak (softskill).
“Dari data yang ada kebanyakan tenaga kerja kita kurang
trampil dalam kecerdasan sikap, kemampuan berbahasa Inggris dan mengoperasikan komputer,”
papar dia.
Thaher mengaku realitas permasalahan sebagaimana disebutkan
tersebut terbukti dalam pelaksanaan tes PPPK tahun ini.
Ia menjelaskan, Pemerintah daerah Maluku Tenggara telah
membuka peluang lapangan kerja dengan menyediakan kurang lebih 300 formasi pada
kategori PPPK. Sayangnya, dari ratusan pelamar yang mengikuti test, hanya 26 orang
saja yang berhasil lulus seleksi tahap pertama.
“Pemerintah daerah telah berupaya menghadirkan peluang
itu, tapi nyatanya kita (peserta test) tidak mampu melewati proses dalam seleksi,
apalagi mencapai standar passing grade,” ucap Bupati.
Thaher lantas berharap lembaga Peguruan Tinggi di Malra
dapat menyiapkan tenaga-tenaga terampil dan berkompeten sesuai kebutuhan. Begitu
juga dengan para mahasiswa dan lulusan Sarjana diharapkan dapat terus mengasah ketrampilan
dan kemampuannya.
“Saat ini yang dibutuhkan adalah tenaga kerja yang memiliki kemampuan menggunakan IT. Jadi ketika anda menjadi tenaga honorer ataupun PNS, ketrampilan utama yang harus ada adalah IT. Biarpun punya intelegensi tinggi tapi tidak dibarengi dengan penguasaan IT, itu sangat tidak efektif,” tandas Thaher.