Penulis/Editor: Gerry Ngamel ||
“Gelar yang diberikan Partai Perindo ini bukan sekedar euforia belaka. Tapi dalam pengamatan langsung kami maupun melalui media sosial, beliau ini (Bupati Thaher, red) adalah tokoh Islam yang taat tetapi memperlakukan semua masyarakat Maluku Tenggara sama di mata Tuhan walaupun berbeda agama,” _Isa Raharusun, Ketua DPW Perindo Provinsi Maluku.
Langgur, MARRINNEWS.com – Dewan
Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Indonesia (DPW Perindo) Provinsi Maluku menganugerahkan
gelar Bapak Toleransi kepada Bupati Maluku Tenggara, Muhammad Thaher
Hanubun.
Penganugerahan dilakukan dalam momentum syukuran ulang
tahun Partai Perindo ke 7 dan Pembukaan Rapat Pimpinan Wilayah Partai Perindo Provinsi
Maluku, yang berlangsung di Ballroom Kimson Center Ohoijang-Langgur, Jumat
(22/10/2021).
Adapun piagam penghargaan kepada Bupati tersebut diserahkan
Ketua DPD Perindo Maluku Tenggara Sebastian Masreng, didampingi Ketua DPW Maluku
dan Ketua Fraksi Perindo Amanat Berkarya Jantje Wanna.
Ketua DPW Perindo Maluku M Isa Raharusun mengemukakan,
anugerah Bapak Toleransi yang disematkan kepada Bupati Thaher bukan sekedar
euforia atau sensasi ‘cari nama' partai belaka.
Namun, semata-mata merupakan suatu bentuk penghargaan dan
apresiasi dari Perindo Maluku terhadap sikap hidup dan dedikasi mulia Bupati Thaher
dalam membangun kehidupan toleransi antar umat beragama di Bumi Larwul Ngabal.
“Gelar yang diberikan Partai Perindo ini bukan sekedar
euforia belaka. Tapi dalam pengamatan langsung kami maupun melalui media sosial,
beliau ini (Bupati Thaher, red) adalah tokoh Islam yang taat tetapi memperlakukan semua masyarakat Maluku Tenggara sama di mata Tuhan walaupun berbeda
agama,” ujar Isa Raharusun kepada Wartawan saat ditemui usai kegiatan tersebut.
Isa mengatakan bukti dari sikap hidup sang Bupati sebagaimana
dimaksud dapat dilihat saat Bupati Thaher berkunjung ke rumah-rumah warga.
“Kita lihat saja
ketika beliau masuk ke rumah-rumah warga, tidak sebatas menyapa di ruang tamu, melainkan
hingga ke ruang dapur, bahkan sampai ikut masak dan mencicipi makanan yang dimasak
warga. Beliau tidak memandang agama, suku, usia, maupun status sosial warga yang
ditemuinya,” ungkap Raharusun.
Lebih lanjut, Isa menyebut peran Thaher dalam upaya perdamaian
konflik 1999 di Maluku Tenggara. Dalam upaya itu, Thaher mendedikasikan seluruh
hidupnya, bahkan keluarga hingga rela menanggalkan pekerjaan (Guru) di Jakarta.
Hal itu dilakukan Thaher semata-mata demi mengembalikan
tatanan hidup antar umat beragama di Bumi Larwul Ngabal sebagaimana tradisi dan
filsofi Leluhur Kei “Vu'ut Ain Mehe ni Ngifun, Manut Ain Mehe ni Tilur”. Lantas
tak butuh waktu lama, misi dibalik perjuangan itu akhirnya terwujud dan tetap terjaga
hingga kini.
Tak sampai disitu, setelah terpilih menjadi Bupati periode
2018-2023, Thaher senantiasa mengedepankan dan menegakan kemaslahatan umat beragama.
Hal itu, kata Isa, ditunjukan dengan peran Bupati Thaher dalam mendukung percepatan
pembangunan rumah-rumah ibadah, baik gereja maupun masjid yang bertahun-tahun tak
dapat terselesaikan.
Diketahui, melalui kebijakan Bupati Thaher selama kurang
lebih 3 tahun ini, Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara telah mengucurkan dana hibah
milliaran rupiah untuk pembangunan rumah-rumah ibadah, baik gereja maupun masjid.
“Beliau juga ikut mensuplay dana dari kantong pribadinya,
bahkan bersama istri ikut terlibat langsung angkat batu, campur semen dan bangun
gereja. Bagi umat Islam, itu hal yang tabuh tapi beliau betul-betul menunjukan ketaatannya
dalam menjalankan ajaran agama. Semboyan kita itu teguh dipegangnya, agama itu nanti
tapi adat harus didahulukan,” kata Isa.
Atas wujud dedikasi Thaher tersebut, Isa menekankan gelar
Bapak Toleransi sangat layak dianugerahkan kepada Bupati Thaher Hanubun.
“Pa Thaher Hanubun layak jadi Bapak Toleransi Maluku Tenggara.
Siapa tahu, kedepan menjadi Bapak Toleransi Provinsi Maluku,”
“Saya melihat, sampai saat ini belum ada figur bupati,
walikota atau gubernur yang semacam beliau ini (Bupati Thaher, red),” ujar Isa.
Terpisah, Bupati Thaher Hanubun menyampaikan apresiasi
dan terima kasih kepada Partai Perindo atas penghargaan yang diberikan.
Bagi dia, semua yang dilakukannya adalah karena kasih dan
keluhuran Tuhan untuk masyarakat Maluku Tenggara. Ia hanyalah perantara saja. Sementara
penghargaan itu adalah anugerah Tuhan melalui Partai Perindo.
“Hari ini sesuatu yang luar biasa bagi saya. Tak ada kata
lebih yang bisa diungkap. Saya hanya bekerja dan ini balasan Tuhan kepada saya.
Saya ucapkan terima kasih kepada Partai Perindo,” tandas Thaher.