Marrin News

Karnaval Budaya FPMK 2021 Dibalut Decak Kagum dan Pilu

Salah satu kelompok peserta Karnaval Budaya menyongsong Festival Pesona Meti Kei. Sumber foto: Gerry Marrinnews.com

Penulis/Editor: Gerry Ngamel ||

Langgur, MARRINNEWS.com – Sebanyak 823 pelajar tingkat TK hingga SMA dan Perguruan Tinggi ambil bagian dalam Karnaval budaya Festival Pesona Meti Kei (FPMK) 2021 di Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku pada Sabtu (23/10/2021) sore. Carnaval dipusatkan  di Stadion Maren Langgur.

Karnaval tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, yang mana peserta terdiri dari berbagai elemen dan melakukan konvoi sepanjang jalan pusat ibukota Maluku Tenggara sembari menampilkan berbagai atraksi seni dan tari.

Namun dalam karnaval budaya menyongsong puncak Festival Pesona Meti Kei tahun ini, hanya diikuti para pelajar dan dilaksanakan terpusat pada satu tempat (tidak berkonvoi, red). Hal itu lantaran kondisi pandemi Covid-19 yang masih menyelimuti bangsa Indonesia.

Adapun peserta karnaval yang mayoritas adalah para pelajar itu terdiri dari 36 kelompok, dengan jumlah peserta per kelompok sebanyak 22 orang. Peserta terbanyak yakni kelompok SMP Seminari St. Johannes XXIII Langgur, yang berjumlah 65 orang.

Setiap peserta menampilkan ragam atraksi kesenian tradisional etnis Kei, Tanimbar, kolobarasi Maluku, Tianghoa hingga tari kontemporer nusantara yang diperagakan mahasiswa STIS Mutiara Langgur. Kesenian yang ditampilkan juga disertai pembacaan sinopsis.

Tak hanya itu, peserta dari SMP Unggulan Malra turut menampilkan pakian adat se nusantara. Sama halnya dengan peserta kanak-kanak (TK) St. Agustinus dan TK Pembina.

Dari sekian peragaan karnaval seni, tari cakalele (tari perang) etnis Kei yang ditampilkan kelompok SMP Seminari St. Johannes XXIII Langgur sontak menyita perhatian dan membuat decak kagum ratusan pengunjung yang memadati Stadion Maren Langgur. Bagaimana tidak, ke-65 pelajar calon biarawan ini menampilkan gerak tari disertai hentakan tipa gong dan formasi spektakuler.

“Ya ya ya u e. Luar biasa, SMP Seminari main habis. Pokoknya, dari sekian peserta, SMP Seminari yang paling terbaik. Mudah-mudahan dong (mereka, red) bisa tampil kembali di acara puncak Festival Pesona Meti Kei nanti,” ujar salah satu pengunjung sembari bersorak-sorai saat peragaan tari cakalele berlangsung.

Panitia pelaksana karnaval dalam laporannya, menyebutkan bahwa karnaval budaya ini merupakan salah satu rangkaian acara FPMK 2021. Dalam karnaval budaya menampilkan iringan-iringan dari kelompok peserta, yang membawa keunikan adat dan budaya, yang ada di Maluku Tenggara.

Penyelenggaraan karnaval budaya ini, lanjut kata panitia, bertujuan memberikan kesempatan kepada masyarakat Malra untuk berperan aktif melestarikan kebudayaan bangsa, khususnya budaya masyarakat Kei. Sekaligus memotifasi regenerasi dalam mempertahankan, mengembangkan, melestarikan seni budaya secara kreatif.

Panpel Banjir Kritik Pedas

Pergelaran karnaval budaya Festival Pesona Meti Kei 2021 menyisakan kekecewaan mendalam bagi peserta, pelatih, guru dan orang tua peserta. Bahkan menjadi perbincangan hangat di media sosial akibat sikap yang ditunjukan pihak panitia penyelenggara.

Panitia penyelenggara karnaval budaya di Bumi Larwul Ngabal menuai kritik pedas dari berbagai pihak lantaran dianggap secara tidak langsung telah mencederai psikis peserta karnaval dan semangat dibalik penyelenggaraan karnaval budaya itu sendiri.

Sesuai pantauan Marrinnews.com, luapan amarah orang tua dan peserta atas sikap panpel dikarenakan durasi waktu pementasan atraksi dari setiap kelompok yang seharusnya masih berlangsung, tiba-tiba dihentikan begitu saja oleh pihak panitia dan kemudian peserta dipaksa keluar dari arena pementasan dan diganti dengan kelompok karnaval lainnya. Hal itu bahkan terjadi berulang kali.

Akibat dari sikap itu juga, penampilan dari sejumlah kelompok tampak tidak maksimal bahkan terkesan amburadur.

Pihak sekolah dan orang tua lantas merasa tersinggung dan menganggap panitia pelaksana karnaval tidak menghargai upaya para peserta yang sudah berhari-hari bahkan berminggu-minggu melakukan persiapan demi bisa menampilkan atraksi terbaik.

Saat karnaval berlangsung, pihak panitia telah diminta agar tidak membatasi durasi waktu pementasan dari para peserta. Hanya saja, hal itu tidak dihiraukan.

Tak tanggung-tanggung luapan kekesalan orang tua dari para peserta itu pun kemudian dituangkan di media sosial Facebook.

“Latihan capek capek, cari busana susah susah, antrean lama lama, giliran pentas 1 menit saja... baru dua gerakan menari, langsung kase mati lagu. Sioo, Panitia Karnaval ka apa barang eee. Beta pung anak anak ini psikologi sangat tergangu...kecewa sekali,”

“Panitia kerja apa saja...Sukses Kamong pung nama, tapi anak-anak ini korban psikis,” tulis akun PL.

“Hari ini sungguh luar biasa...sukacita hilang total.. katong anak-anak latihan dr pagi lanjut sore sampe malam sampe dong pung semua-semua sakit dg  blass..kamong zeng hargai itu e, anak-anak su semangat 45 kamong patahkan dong semangat, latihan hampir 2 minggu ini..terlalu....”

“Belum lagi pakaian yg orang tua dan sekolah sediakan su mahal-mahal, baru datang hanya tampil zg sampe 3 menit memang skli ee....”

“Yang bikin properti banyak-banykak ini sio kasian sekali dong pung lelah zeng terbayar e luar biasa kegiatan ini”

“Pikir anak pung psikologi ka sio sjjjjjjjj..orang tua sampe bataria krn pikir dong anak lelah..uang kluar baru hasil plg mengecewakan e,” tulis akun OC.

Baca Juga

Berita Populer

Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar