Penulis/Editor: Ghege Ngamel ||
Malra, MARRINNEWS.com - Alat
penyulingan air laut menjadi air tawar di Ohoi atau Desa Rahangiar, Kecamatan Kei
Besar Selatan Barat, Kabupaten Maluku Tenggara akhirnya dapat beroperasi untuk melayani
kebutuhan air bersih di desa setempat.
Hal itu seiring telah diresmikannya pemanfaatan alat desanilasi
tersebut oleh Bupati Maluku Tenggara Muhamad Thaher Hanubun, pada Sabtu (4/9/2021).
Bupati Thaher menyebutkan kucuran dana yang diperuntukan
untuk proyek tersebut sebesar kurang lebih Rp. 1,8 Milyar. Proyek pembangunannya
meliputi, pengadaan mesin, pembangunan bak penampung dan jaringan perpipaan.
“Ini hanya upaya kecil dari Pemerintah daerah bagi masyarakat,
dengan anggaran kurang lebih 1,8 Milyar,” kata Thaher dalam sambutannya saat itu.
Peruntukan sarana air tawar melalui proses penyulingan
air laut ini nantinya juga untuk melayani kebutuhan masyarakat di lima desa sekitar.
Untuk itu, Thaher menyatakan proyek pembangunan ini masih
akan berlanjut.
“Bak penampung sudah dibangun, tinggal bagaimana caranya
bisa dialirkan ke Ohoi Uwat, Ngan, Ohoilean,
Watkidat dan Weduar Fer. Bak penampung yang sudah dibangun jangan sekedar dibangun
begitu saja, harus difungsikan sebagaimana peruntukannya,” ujar Thaher.
“Masih akan berlanjut. Jadi, saya minta pihak Dinas PU
untuk bekerja lebih cerdas sehingga perencanaan berikutnya tidak boleh ada kata
tidak, lima desa lainnya juga harus bisa teraliri air bersih,” tegas Bupati.
Bupati Thaher bersama Wakil Ketua DPRD Malra Yohanes Boscho
Rahawarin dan sejumlah pimpinan Forkopimda telah melakukan uji coba ku0alitas air
tawar, hasil dari alat penyulingan air laut tersebut. “Dari hasil coba, airnya sangat
baik,” ungkap Thaher.
Sementara itu, Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PU
Malra, Eky Ruban mengungkapkan alokasi mesin deselinasi di Desa Rahangiar merupakan
program kegiatan Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2021.
Ia mengatakan, program ini dilaksanakan karena ketersediaan
sumber air bersih di wilayah tersebut sangat minim.
“Penanganan pemenuhan kebutuhan air bersih dengan cara
penyulingan air laut perlu dilakukan di wilayah ini karena sumber air bersih di
desa sekitar sangat susah didapatkan. Bukan saja desa Rahangiar, tapi juga di desa
Uwat, Ngan, Ohoilean, Weduar Fer dan Watkidat mengalami hal yang sama,” imbuhnya.
Ruban menjelaskan, penempatan bak penampung pada dataran
tinggi di wilayah desa Rahangiar dimaksudkan agar air yang disuplai dari mesin penyulingan
ke bak tersebut dapat di distribusikan kembali ke lima desa lainnya.
“Saat nanti mesin yang ada di Desa Rahangiar ini sudah
dapat beroperasi dan mensuplai air ke bak penampung yang telah dibangun di ketinggian,
pastinya akan diupayakan juga untuk dapat dialirkan ke lima desa lainnya,” ujar
Eki.
Eki memastikan kapasitas alat penyulingan itu sendiri mampu
melayani kebutuhan warga di enam desa.
Ia menyebut, kapasitas mesin dimaksud mampu mensuplai debit
air sebesar 1 liter per detik, dengan daya tekanan 15-20 bar.
Walau begitu, ia mengatakan bahwa alokasi paket program
tahun ini diperuntukan hanya untuk Desa Rahangiar. Sementara lima desa lainnya diproyeksikan
untuk tahun mendatang.
“Karena tahun ini paketnya untuk Desa Rahangiar, jadi kami upayakan terlebih dahulu untuk Desa Rahangiar. Tetapi untuk kapasitas layanan dari mesin ini mampu melayani enam desa yang ada,” pungkas Ruban.