Penulis/Editor: Ghege Ngamel ||
Langgur, MARRINNEWS.com - Tepat
hari ini, Selasa (7/9/2021) Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara kembali
merayakan peringatan Hari Nen Dit Sakmas.
Wujud penghormatan kepada sosok pelopor kesetaraan gender
dalam peradaban masyarakat Suku Kei ini, sejatinya telah dirayakan selama tiga
tahun, sejak ditetapkan sebagai agenda daerah pada 7 September 2019.
Pada tahun pertama, perayaan dilaksanakan begitu meriah
dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat di wilayah Kepulauan Kei, Maluku.
Namun, pada tahun kedua dan ketiga ini, perayaan dilaksanakan
di tengah Pandemi Covid-19. Lantas, perayaan dilakukan dengan sejumlah pembatasan,
termasuk penerapan protokol kesehatan.
Kilas perayaan di tahun 2019 kemarin, dilaksanakan dengan
penuh kesederhanaan. Sementara perayaan kali ini, dinilai berlangsung istimewa dan
penuh kemeriahan.
“Tahun ini kita (Pemerintah daerah dan masyarakat, red) kembali
memperingati hari Nen Dit Sakmas sebagaimana telah ditetapkan untuk diperingati
setiap tanggal 7 September. Tahun ini merupakan tahun ketiga,” ungkap Bupati
Maluku Tenggara Muhamad Thaher Hanubun dalam sambutannya.
“Perayaan tahun ini sedikit berbeda dengan perayaan pada
tiga tahun lalu, dimana belum ada
pandemi Covid-19”
“Namun, alhamdulilah kondisi ini tidak meredup untuk
peringatan hari Nen dit Sakmas tetap diselenggarakan. Perayaan kali ini tetap terlihat
meriah dan dekorasinya sangat luar biasa,” ujar Thaher.
Berikut Marrinnews.com merangkum sejumlah moment-moment
menarik nan meriah pada acara puncak peringatan Hari Nen Dit Sakmas ke III di
lokasi makam Nen Dit Sakmas, yang berada di wilayah Ohoi Semawi, Kecamatan Kei
Kecil Timur, Maluku Tenggara.
Moment Ibu Eva Eliya bergabung dengan tim penari pada acara penyambutan. Sumber foto: Ghege |
Aksi Tarian Bunda Eva Hingga Lantunan Wa’War
Tak berbeda dengan tahun sebelumnya, Bupati Thaher Hanubun
hadir di perayaan kali dengan mengenakan pakaian adat. Tak tekecuali, elemen
tokoh perempuan serta jajaran pimpinan dan staf lingkup Pemkab Malra dan tokoh
adat.
Di awal kehadiran orang nomor satu Bumi Larwul Ngabal ini
di lokasi acara, ia yang didampingi ibu daerah Eva Elliya Hanubun beserta
pimpinan Forkopimda disambut dengan tarian adat oleh Vat-Vat Kilin Resok Ohoi
Semawi.
Uniknya, ditengah acara penyambutan tersebut, Bunda Eva
Elliya masuk bergabung ke dalam barisan tim penari. Tak tanggung-tanggung,
istri Bupati Malra ini langsung mengikuti gerak-gerik para penari.
Aksi Bunda Eva itu lantas menuai decap kagum tamu dan
undangan yang hadir. Bidikan kamera handphone dari berbagai arah berhasil mengabadikan
momen tersebut.
Kemudian, iringan tarian menghantar Bupati Thaher bersama
rombongan hingga memasuki pintu gerbang lokasi makam Nen Dit Sakmas.
Di depan gerbang, Bupati bersama rombongan kembali
disambut dengan lantunan nyanyian tradisional Kei “Wa’war” berkisahkan Nen Dit
Sakmas. Wa'war ini dinyanyikan oleh Vat-vat Dit Koran Rumlus Ohoi Wain.
Selanjutnya, dalam acara puncak perayaan tersebut dibacakan
sinopsis perjalanan Nen Dit Sakmas. Sinopsis dibacakan oleh Vencensia Meturan.
Penjaga makam, Pit Jaflean melakukan ritual adat sebelum para peziarah memasuki kawasan makam Nen Dit Sakmas. Sumber foto: Ghege |
Ziarah ke Makam
Sudah menjadi tradisi dalam perayaan peringatan moment
bersejarah ini, Bunda Eva Elliya bersama ibu-Ibu Dharma Wanita berziarah ke makam
Nen Dit Sakmas.
Kali ini, sang Bupati bersama para Raja dan pimpinan
Forkompimda juga ikut dalam ziarah tersebut.
Ziarah dilakukan dipertengahan acara usai sinopis
dibacakan. Uniknya, bunyi tipa gong disertai hembusan nada-nada khas Kei dari
peniup suling bambu bergema mengiringi jalannnya prosesi perziarahan.
Sebelum memasuki area makam, penjaga makam Nen Dit Sakmas, Pit Jaflean
melakukan ritual adat dengan mengangkat sesajian.
Ritual ini dimaksudkan sebagai bentuk pemberitahuan
sekaligus permohonan izin kepada Nen Dit Sakmas, barulah para peziarah diperkenankan
masuk ke area tersebut.
Setibanya di makam, Bunda Eva bersama peziarah lainnya kemudian
meletakan dan menabur bunga di atas pusara makam sang leluhur.
Sebelum prosesi penaburan bunga, Bupati Thaher tampak memanjatkan permohonan kepada arwah Nen Dit
Sakmas.
Mewakilkan masyarakat, ia memohon pengampunan dan penyertaan
Tuhan melalui perantara Nen Dit Sakmas untuk meridohi kelangsungan kehidupan sosial masyarakat Kei
ditengah pandemi Covid-19, dan lebih khusus pembangunan di Bumi Larvul Ngabal.
Penyerahan Hadiah Lomba dan Tarian Sawat
Massal
Usai dari perziarahan, acara kemudian dilanjutkan dengan penyerahan
hadiah bagi para pemenang lomba menyanyi tradisional dan meniup suling. Penyerahan
dilakukan langsung oleh Bupati Malra M Thaher Hanubun.
Lomba ini telah dilaksanakan pada 2 September 2021, dalam
rangka memeriahkan hari peringatan Nen Dit Sakmas.
Adapun pemenang lomba, yakni untuk menyanyi tradisional kategori
wa'war diraih oleh perwakilan SMA Sanata Karya Langgur dan juara kategori ngel-ngel
oleh SMA Ruadah Danar.
Sedangkan untuk juara meniup suling, diraih oleh siswa dari
SMA Negeri 11 Maluku Tenggara.
Setelah penyerahan hadiah lomba, tiga siswi dari SMA
Raudah Danar mempersembahkan nyanyian Ngel-ngel.
Tak sampai disitu, tarian sawat massal turut menyemarakan suasana saat itu. Penampilan tarian ini juga sekaligus menutup seluruh rangkaian acara puncak peringatan hari Nen Dit Sakmas ke III.