Penulis/Editor: Ghege Ngamel ||
"Pengembangan industri rumput laut ini nantinya dapat mendorong peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat dan daerah. Termasuk juga, menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran di Kabupaten Maluku Tenggara," _ Muhamad Thaher Hanunun.
Langgur, MARRINNEWS.com – Bupati
Maluku Tenggara Muhamad Thaher Hanubun meminta dukungan Gubernur Maluku Murad
Ismail untuk keberlanjutan tahapan pengembangan sentra industri rumput laut di daerah
berjuluk Larwul Ngabal itu.
Hal tersebut disampaikan Bupati Thaher saat
diwawancarai awak media di lokasi Ve'e Kes Yang, jalan Abraham Koedoeboen
Langgur, Maluku Tenggara, Senin (30/8/2021).
“Di Ambon ada lumbung ikan nasional (LIN) dan akan
dibangun Newport. Jadi, saya sangat berharap juga dukungan Gubernur Maluku,
bapak Murad Ismail supaya pengembangan seaweed estate di Maluku Tenggara bisa
terlaksana dengan lancar dan sukses,” ujar Thaher.
Permintaan Bupati Thaher ini seiring telah ditetapkannya
Kabupaten Maluku Tenggara sebagai pusat industri rumput laut berskala besar “Kampung
budidaya rumput laut/seaweed estate” di kawasan Timur Indonesia.
Penetapan dimaksud dilakukan Pemerintah pusat, melalui Kementerian Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi
(Kemenko Marves) bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Program ini sendiri direncanakan akan dimulai pada tahun 2022 mendatang.
Thaher meyakini pengembangan industri rumput laut ini
nantinya dapat mendorong peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat dan daerah.
Termasuk juga, menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran di Kabupaten Maluku
Tenggara.
“Untuk mewujudkan itu semua, maka sangat dibutuhkan dukungan
dari seluruh elemen masyarakat Malra, khususnya juga dukungan Pa Gubernur
Maluku, Jenderal Murad Ismail,” imbuhnya.
Hasil Survey Tim Kemenko Marves dan KKP
Berdasarkan data yang dihimpun, Kabupaten Maluku
Tenggara memiliki lahan budidaya rumput laut seluas 11.000 hektar.
Dari besaran luas lahan tersebut, yang disiapkan
Pemerintah daerah untuk dijadikan kawasan sentra produksi sekira 7.000 hektar.
Selanjutnya, terkait project pengembangan sentra
industri rumput laut di Malra, baru-baru ini selama tiga hari (23-25 Agustus
2021) Tim Kemenko Marves dan KKP dibawah pimpinan Tenaga Ahli Deputi Sumber
Daya Maritim Kemenko Marves Safri Burhanuddin telah melakukan survey di
lokasi-lokasi budidaya.
Dari hasil survey itu, Safri menilai lahan budidaya
yang ada di Maluku Tenggara memenuhi kriteria sebagai sentra produksi.
“Lokasi-lokasi yang sudah dikunjungi, semuanya bagus
dan sangat luar biasa. Tinggal bagaimana memanajemen sistem pengelolaannya
saja,” kata Safri kepada wartawan dalam kunjungan saat itu.
Safri menekankan lahan-lahan budidaya yang telah di
survey sangat berpotensi luar biasa dalam mendukung program kampung budidaya
rumput laut di Kabupaten Maluku Tenggara.
“Dari semua lokasi yang ada, di Malra ini sangat luar
biasa. Kenapa? Karena dari sisi keberadaan lahan-lahan dimaksud tidak
bermasalah (konflik, red) dan bebas dari jangkauan limbah,” jelas Pria yang
juga menjabat sebagai Tenaga Ahli pada Kementerian Kelautan dan Perikanan RI itu.
Safri meyakini masyarakat petani rumput laut di daerah
berjuluk Larwul Ngabal ini memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam hal
membudidayakan rumput laut.
“Saya yakin, budidaya rumput laut bukan hal baru buat
masyarakat di daerah ini. Kalau baru, pastinya perlu pengajaran ekstra,” ujar
dia.
“Tinggal bagaimana nanti mereka (petani rumput laut,
red) dibimbing untuk bekerja lebih praktis dan simpel sehingga lebih berhemat,
mulai dari tahapan produksi hingga pemasaran,” tandas Safri.