Marrin News

Uskup Agung Mandagi Undang Paus Fransiskus ke Merauke

(duduk ki-ka), Sekretaris Uskup Agung Merauke Rm John Kandam (batik merah), Uskup Agung Merauke Mgr PC Mandagi MSC (batik hitam putih) dan Presidium Bidang Komunikasi Politik ISKA AM Putut Prabantoro (pakaian hitam). Sumber foto: PP

Reporter: Ghege Ngamel | Editor: Ghege

Papua, Marrinnews.com - Uskup Agung Merauke Mgr Petrus Canisius Mandagi MSC mengundang Paus Fransiskus untuk hadir di Keuskupan Agung Merauke, jika nanti pemimpin tertinggi Gereja Katolik dunia itu berkunjung ke Indonesia.

Diketahui, kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia sempat tertunda dari jadwal semula karena Pandemi Covid-19.

Uskup Mandagi mengisyaratkan bahwa kehadiran Paus Fransiskus di Merauke dimungkinkan jika wilayah Papua Selatan menjadi Provinsi tersendiri.

Undangan untuk Paus Fransiskus itu ditegaskan Uskup Mandagi ketika menerima kunjungan Pendiri Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI), AM Putut Prabantoro yang juga Presidium Bidang Komunikasi Politik ISKA (Ikatan Sarjana Katolik Indonesia) di kediamannya, Merauke, Selasa (01/06/2021).

Dalam pertemuan itu, Mgr Mandagi menyatakan dirinya akan menerima “Pallium” dari Paus Fransiskus pada tanggal 22 Juni 2021.

Uskup Mandagi mengatakan undangan tersebut juga sebagai bentuk kontribusinya untuk menyelesaikan masalah Papua dengan cepat, damai, tanpa dendam dan dalam ikatan NKRI.

Pada November 2020, Mgr Mandagi diangkat sebagai Uskup Agung Merauke oleh Paus Fransiskus. Meskipun sudah ditunjuk sebagai Uskup Agung Merauke, Uskup Mandagi masih merangkap jabatan sebagai Uskup Amboina, Wilayah Maluku.

Ketika terjadi konflik sosial di Maluku, Mgr Mandagi merupakan salah satu tokoh sentral perdamaian di wilayah itu.

Menurut Uskup Mandagi, terbentuknya wilayah Papua Selatan menjadi provinsi baru merupakan pemecahan strategis dan penyelesaian atas masalah wilayah Papua, termasuk konfliknya.

Uskup Mandagi berpesan kepada dunia bahwa Papua tidak seperti suara-suara para propagandais dan pendukung pemisahan diri Papua dari NKRI.

“Kami di Wilayah Papua Selatan hidup dalam damai, toleran dan kerukunan antar suku sungguh terlihat. Konflik bukan berada di Wilayah Selatan. Dunia harus tahu Papua itu seperti apa dan saya ingin menegaskan bahwa Papua adalah wilayah NKRI. Saya ingin Papua diselesaikan secara damai, cepat dan tanpa dendam,” ujar Mandagi.

Sang Uskup melihat ada ketidakadilan dalam distribusi dana otsus dan digunakan tidak secara bijak sehingga menghambat pembangunan daerah-daerah di Papua.

Rentang kendali pemerintahan untuk Papua dengan wilayah yang begitu luas, merupakan alasan lain, karena sangat tidak  efektif untuk pembangunan daerah dan pemberdayaan masyarakat.

Selain itu, menurut Mandagi, sebagian para pemimpin daerah di Papua kurang memberikan contoh yang baik dan bijak bagi masyarakatnya.

Ironisnya, tambah dia, stigma buruk atas Papua dari dunia luar sangat berdampak pada wilayah Papua Selatan yang damai dan aman.

“Kami (Wilayah Papua Selatan) sangat kaya dengan alamnya. Kami ingin mengelola dana dari pemerintah apapun namanya untuk pembangunan sendiri bagi kesejahteraan rakyat,” kata dia. 

Ia mengklaim, keterlibatan masyarakat dalam pengawasan penggunaan dana-dana itu sangat dimungkinkan jika Papua Selatan menjadi provinsi sendiri. Papua Selatan akan menjadi contoh bagi wilayah-wilayah Papua lainnya terkait dengan percepatan pembangunan dan bermanfaat bagi semua rakyat.

“Saya ingin menunjukkan kepada dunia bahwa masyarakat wilayah Papua Selatan sangat bertanggung jawab atas hidupnya. Oleh karena itu, wilayah Papua Selatan akan memfokuskan diri pada pendidikan sebagai salah satu program prioritas,” tegas Mandagi.

Uskup menjelaskan, Keuskupan Agung Merauke merupakan metropolit Provinsi Gerejani dalam kesatuan dan fungsinya sebagai pemersatu dengan keuskupan-keuskupan yang berdekatan letaknya.

Untuk Wilayah Papua, Keuskupan Agung Merauke meliputi wilayah Keuskupan Agats, Keuskupan Jayapura, Keuskupan Manokwari-Sorong dan keuskupan Timika.

Sementara Pallium adalah sehelai selempang berbentuk lingkaran yang diberikan dan penggunaan dikhusukan bagi Sri Paus dan para uskup agung metropolitan (yang mengepalai satu provinsi gerejani).

Sebagai informasi, dalam pertemuan bersama Uskup Mandagi, Putut Prabantoro menginformasikan telah mengadakan Peringatan Hari Lahir Pancasila dengan menyerahkan buku Masyarakat Pancasila kepada para tokoh masyarakat setempat di Titik Nol Kilometer Indonesia, Sota, Merauke pada Senin (21/05/2021).

Putut Prabantoro adalah lulusan Lemhannas PPSA XXI dan sekaligus editor buku Masyarakat Pancasila yang ditulis Letjen TNI (Purn) Sayidiman Suryohadiprojo, mantan Gubernur Lemhannas dan sekaligus sesepuh TNI.


Baca Juga

Berita Populer

Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar