Menteri Kelautan dan Perikanan RI Sakti Wahyu Trenggono saat diwawancarai wartawan di pelataran Pandopo Yarler, Kota Tual, Selasa (29/6/2021) malam. Sumber foto: Ghege MN |
Penulis: Ghege Ngamel | Editor: Ghege
“Tual ada diantara wilayah penangkapan 718, 715, dan 714. Tiga wilayah ini potensinya sangat besar, kira-kira sekitar Rp30 Trilyun,” kata Trenggono.
Tual, Marrinnews.com – Menteri
Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menginginkan Kota Tual kelak menjadi
pusat ekonomi perikanan dunia. Oleh karena perairan di wilayah timur Indonesia ini
memiliki segudang potensi sumber daya perikanan menjanjikan.
Hal tersebut disampaikan Menteri Trenggono saat melakukan kunjungan
ke Kota Tual, Selasa (29/6/2021).
“Kalau mimpi saya, pusat ekonomi perikanan dunia ada di
sini. Mimpinya, tapi untuk semuanya itu, 24 jam saja tak cukup untuk kita pikirin,”
ujar Trenggono kepada wartawan usai jamuan makan bersama Wali Kota Tual di Pandopo
Yarler, Selasa (29/6) malam.
Trenggono mengatakan, harapan dibalik mimpi itu bisa saja terwujud
apabila keberadaan infrastruktur di daerah Kota Tual sudah terpenuhi. Termasuk juga
konektivitas industri sektor kelautan dan sumber daya manusia dapat ditata dan
dikelola secara baik.
Trenggono menyebut, terdapat potensi perikanan besar di Wilayah
Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 718, 715 dan 714. Tiga
WPPNRI ini memiliki potensi bernilai trilyun-an rupiah.
WPPNRI 718 merupakan perairan dangkal dengan ukuran kurang
dari 200 meter meliputi perairan Laut Aru, Laut Arafuru, dan
Laut Timor bagian timur.
Sementara WPPNRI 715, perairan dalam dengan kedalaman lebih dari 200
meter meliputi
perairan
Teluk Tomini, Laut Maluku, Laut Halmahera, Laut Seram, dan Teluk Berau. Dan WPPNRI
714 meliputi Teluk Toto dan Laut Banda.
“Tual ada diantara wilayah
penangkapan 718, 715, dan 714. Tiga wilayah ini potensinya sangat besar,
kira-kira sekitar Rp30 Trilyun,” kata Trenggono.
Walaupun memiliki potensi besar, namun menurut Trenggono bahwa
industri sektor kelautan di Indonesia, khususnya di Kota Tual belum ditata dengan
baik.
Untuk itu, ia meminta agar Pemerintah daerah memperbaiki dan
menata kembali lini sektor kelautan dan perikanan di daerah ini.
Aktivitas usaha di Pelabuhan Perikanan Nasional (PPN) Dumar,
Kota Tual ditingkatkan. Termasuk, memberdayakan produktivitas industri kelautan
yang ada di wilayah Kota Tual. Ini dilakukan guna mendorong pertumbuhan ekonomi
masyarakat.
“Jadi, kalau ini tidak ditata dengan baik, nantinya tidak
bisa memberi manfaat bagi masyarakat Maluku pada umumnya, dan Tual pada
khususnya. Pelabuhan, industri dan budidaya harus kita hidupkan, nelayan-nelayan
harus juga diberdayakan dengan baik,” tegas Trenggono.
Trenggono memastikan akan menindaklanjuti pengembangan sektor
industri kelautan di Kota Tual.
“Saya hadir disini untuk melihat langsung seperti apa dan bagaimana
keberadaan sektor industri kelautan di daerah ini. Untuk itu, setelah dari kunjungan
hari ini, saya akan bersama-sama dengan dua Dirjen terkait membahas dan menindaklanjuti
kebutuhan prioritas pengembangan Kota Tual
sebagai central kekuatan ekonomi perikanan dunia,” kata Menteri Trenggono.