Bupati Maluku Tenggara Muhamad Thaher Hanubun mengalungkan Rosario kepada Mgr. Petrus Canisius Mandagi di acara perpisahan, Jumat (18/6/2021) malam. Sumber foto: Bag. Prokopim Malra |
Reporter: Ghege Ngamel | Editor: Ghege
Langgur, Marrinnews.com – Bupati Maluku Tenggara
Muhamad Thaher Hanubun beserta jajaran di lingkungan Pemerintah Kabupaten Maluku
Tenggara dan sejumlah umat Katolik Kei memberikan penghormatan perpisahan kepada
Mgr. Petrus Canisius Mandagi MSC.
Acara penghormatan kepada sang Uskup berlangsung
di Gedung Katolik Centre Langgur, Jumat (18/6/2021) malam.
Dengan suara bergetar, Bupati Thaher mengungkapkan kesedihannya dan kemudian berbicara
mengenang sosok Uskup Mandagi.
“Jujur saya mau katakan, hari ini ada rasa sedih
yang menyelimuti diri saya bersama keluarga dan Pemerintah daerah. Saya percaya,
perasaan yang sama juga menyelimuti umat Katolik bahkan umat beragama lain di Kepulauan
Kei yang mengenal dekat dengan sosok Uskup Mandagi,” ungkap Thaher.
Thaher berujar, perpisahan dengan Uskup Mandagi
mungkin terasa biasa-biasa saja, bahkan mungkin ada kegembiraan bagi segelintir
orang. Tapi tidak dengan banyak orang yang hidup di tanah Kei.
Menurut Thaher, mengenal dan menjadi sahabat seorang
tokoh besar seperti Uskup Mandagi adalah suatu kehormatan luar biasa. Ia mengaku
bangga bisa bersahabat dengan Uskup Agung Keuskupan Agung Merauke itu.
“Mengenal dan menjadi sahabat dari Uskup Mandagi
adalah sebuah kehormatan bagi saya,” ucap dia.
Orang nomor satu di bumi Larwul Ngabal ini akui
bahwa banyak diajarkan tentang nilai-nilai persahabatan sejati.
“Ajaran berharga yang saya dapat dari beliau (Uskup
Mandagi, red), apabila saya memiliki rasa dendam dan amarah, maka saya terjebak
dalam kesesatan,” tutur Thaher.
Pertemuan Thaher-Mandagi
Thaher menyebut sudah tiga kali mengikuti ajang
kontestasi pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Maluku Tenggara, namun selalu gagal.
Kursi Bupati baru berhasil ia duduki pada periode keempat.
Setelah mendapat kepercayaan rakyat untuk memimpin
Maluku Tenggara dan dilantik pada 30 Oktober 2018 lalu, lanjut kata Thaher bahwa
hal pertama yang dilakukan adalah bertemu dengan Uskup Mandagi.
Pertemuan Bupati Thaher dan Uskup Mandagi terjadi
pada bulan Desember 2018. Dalam pertemuan saat itu, Thaher Hanubun menyebut, ada
tiga pesan penting dari Yang Mulia Uskup Mandagi.
“Pertama, berlakulah adil bagi sesama. Keadilan
yang dimaksudkan, yakni keadilan yang proposional. Kedua, perhatikan Kei Besar karena
masyarakat Kei Besar sudah terlalu lama merasakan ketidakadilan”
“Dan ketiga, merangkul semua karena saya menjadi
Bupati bukan hanya Bupati satu golongan tertentu atau tim sukses saja. Saya menjadi
Bupati untuk semua. Syukur alhamdulilah, sampai saat ini, pesan Uskup tetap saya
pegang teguh,” tutur Hanubun.
Bupati Thaher mengungkapkan hari ini, perhatian
terhadap golongan agama dilakukan berazazkan keadilan yang proposional. Sebagian
besar wilayah Pulau Kei Besar telah menikmati listrik 24 jam dan 72 persen telah
dapat menikmati jaringan telekomunikasi berbasis internet.
Sarana jalan di Pulau Kei Besar mulai dikerjakan
karena keberhasilan perjuangan menjadikan 4 kecamatan di Pulau Kei Besar menjadi
Lokasi Prioritas (Lokpri). Selain itu, memperoleh penetapan pembangunan akses jalan
trans Kei Besar.
“Semua berkat kerja keras jajaran pemerintah, termasuk doa Bapak Uskup serta seluruh rakyat
Maluku Tenggara,” imbuhnya.
Mengutip ungkapan Mother Theresa “Saya adalah pensil
kecil ditangan Allah yang sedang menulis, yang mengirim surat cinta kepada dunia”,
Thaher mengklaim dirinya hanyalah alat yang dilengkapi dengan kekuasaan dan kewenangan
sebagai Bupati untuk mengupayakan keadilan bagi semua.
Thaher menyatakan, Monsenyur Mandagi sangat menaruh
perhatian besar bagi pembangunan di wilayah Kabupaten Maluku Tenggara
Untuk itu, atas nama pribadi, keluarga, Pemerintah
daerah dan seluruh rakyat Maluku Tenggara, Bupati menyampaikan terima kasih yang
setinggi-tingginya kepada Monsenyur Mandagi.
Pada acara malam perpisahan itu juga Thaher memberikan
sebuah Rosario sebagai bingkisan perpisahan termanis bagi Uskup Mandagi. Rosario
itu langsung dipasangkan Bupati Thaher ke leher sang Uskup.
Kilas Jejak Uskup Mandagi
Sesuai informasi yang dihimpun Marrinnews.com, masa
tugas Uskup Mandagi sebagai Administrator Apostolik Keuskupan Amboina telah berakhir.
Pria kelahiran Tombulu Minahasa, Sulawesi Utara 71 tahun silam itu tidak akan lagi
melakukan pelayanan kanonik di wilayah Keuskupan Amboina.
Sebelum ditugaskan menjadi Administrator Keuskupan
Amboina, Mandagi merupakan Uskup Diosesan Keuskupan tersebut. Namun pada akhir tahun
2020 kemarin, Mgr Petrus Canisius Mandagi MSC diangkat Paus Fransiskus menjadi
Uskup Agung Merauke di Papua.
Sebelum diangkat menjadi Uskup Agung Merauke,
Mandagi juga sempat bertugas menjadi Administrator Apostolik Keuskupan Agung
Merauke. Ia menggantikan Mgr Yohanes Philipus Saklil yang meninggal pada
Agustus 2019. Sejak saat itu, Mandagi, yang juga Uskup Amboina, sering pulang
pergi Papua-Maluku.
Mandagi menjabat sebagai Uskup Amboina sejak
tahun 1994, menggantikan Uskup Andreas Sol MSC. Selama 26 tahun mengabdikan diri
di Keuskupan Amboina, yang meliputi Maluku dan Maluku Utara, Mandagi banyak
berkiprah untuk urusan sosial kemanusiaan.
Peran Mandagi yang paling terasa adalah menjadi
salah satu tokoh perdamaian kala Maluku dilanda konflik sosial bernuasa agama
pada 1999. Oleh banyak kalangan di Maluku, Mandagi kemudian dianggap sebagai
”Bapak” orang Maluku. Kendati populasi umat Katolik tak lebih dari 10 persen,
suara Mandagi sangat didengar di sana.