Reporter: Ghege Ngamel | Editor: Ghege
Langgur, Marrinnews.com – Ohoi atau desa Dian Darat
di pesisir pantai Kecamatan Hoat Sorbay menjadi kawasan Kampung Bahari Nusantara
pertama yang ditetapkan TNI Angkatan Laut di Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku.
Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono
dan Bupati Maluku Tenggara Muhamad Thaher Hanubun meresmikan status Desa Dian Darat
sebagai Kampung Bahari Nusantara, Jumat (18/6/2021) sore. Peresmian ditandai dengan
penandatangan prasasti dan penekanan tombol sirene.
Turut meresmikan, Ketua Umum Jalasanastri Ny. Vero
Yudo Margono, ditandai dengan pengguntingan pita.
Margono mengungkapkan program kampung bahari adalah
wujud operasi militer selain perang yang dipegang TNI, yaitu menyiapkan potensi nasional kekuatan negara
secara dini, baik sumber daya manusia maupun
alam.
Tujuannya untuk membangun sinergitas peningkatan
kesejahteraan masyarakat pesisir diberbagai bidang, mulai dari pertahanan, ekonomi,
kesehatan, pariwisata, pendidikan hingga ketahanan pangan.
“Kampung Bahari Nusantara merupakan program TNI
Angkatan Laut. Program ini sudah dilaksanakan di seluruh wilayah Lantamal dan Lanal,” kata Kasal
Yudo.
Margono berharap, eksistensi Kampung Bahari Nusantara
di Desa Dian Darat senantiasa berkelanjutan.
“Seluruh masayarakat harus tetap menjaga dan mengembangkannya.
Tentunya juga Pemerintah Daerah, dalam hal ini Bupati dan Danlanal serta stackholder
lainnya perlu mengasistensi program ini berjalan maksimal sehingga dapat betul-betul
dirasakan hasilnya oleh masyarakat ” ujar dia.
Margono menyebut Desa Dian Darat memiliki potensi
hutan mangrove yang dapat dijadikan sektor unggulan pariwisata di Maluku Tenggara.
Dengan begitu, ia menekankan pentingnya edukasi program pemberdayaan bagi generasi
muda di desa tersebut dalam mengelola potensi yang ada.
“Jika program dilaksanakan secara terpadu, masyarakat
pasti sehat. Begitu juga dari sisi pertahanan,
generasi muda harus senantiasa diedukasi sehingga dapat membantu Prajurit-Prajurit
Laut dalam menjaga kedaulatan NKRI.
Menurut Margono, keberadaan desa binaan kampung
bahari dapat menyelamatkan masyarakat dari masalah keamanan perairan laut dan perikanan.
“Apabila ada sesuatu penghambat atapun hal yang
mmerugikan di laut, masyarakat segera melapor ke Lanal setempat dan diteruskan kepada
kami, sehingga kita bisa mengantisipasi hal-hal yang tidak kita inginkan. Baik kegiatan
ilegal maupun yang bersifat mengganggu masyarakat nelayan,” imbuhnya
Yudo menyatakan, desa-desa pesisir lain di Maluku
Tenggara dan Kota Tual dapat menyusul menjadi kampung bahari. “Asalkan memungkinkan,
pastinya akan kita tetapkan dan laksanakan seperti di Desa Dian Darat ini,” kata
dia.
Ia menyebut, terdapat 14 lantamal Indonesia. Dari
jumlah tersebut, Margono akui bahwa ada lantamal yang belum melaksanakan program
Kampung Bahari Nusantara.
“Belum semua dilaksanakan. Masih menunggu kesiapan
dari daerah, dimana program ini dilaksanakan. Tentunya juga kesiapan Pemerintah
daerah setempat dan lembaga kementerian terkait karena tidak mungkin Lanal bekerja
sendiri,” ungkap Yudo.
Bupati Maluku Tenggara Muhamad Thaher Hanubun mengatakan,
status Kampung Bahari Nusantara bisa turut mendorong kesadaran masyarakat dalam
mengelola potensi maritim menjadi program strtaegis dan berdaya guna bagi peningkatan
kemajuan dan kemandirian berbagai sektor.
Thaher mengklaim, klaster pengembangan program kawasan
kampung bahari sejalan dengan budaya dan visi misi pembangunan Maluku Tenggara kedepan.
Menurut dia, hal tersebut dapat ditelusuri dari
fakta sejarah orang Kei (Maluku Tenggara), dimana memiliki hubungan erat dengan
alam.
“Karateristik daerah ini terdiri dari pulau-pulau.
Untuk itu, orang Kei menjadikan laut sebagai sumber sumber penghidupan,” tutur Thaher.
Bupati menambahkan, daerah Maluku Tenggara memiliki
keindahan alam pesisir dan bawah laut. Keindahan dua alam ini menjadi potensi pengembangan
pariwisata. Pariwisata terus dikembangkan menjadi penggerak ekonomi masyarakat.
Pada aspek pertahanan, kata Thaher, posisi Kepulauan
Kei sangat strategis. Dimana fakta sejarah pembebasan Irian Barat, lapangan terbang
yang berlokasi di ohoi Letvuan waktu itu menjadi sentral pertahanan.
“Fakta sejarah itu menunjukan kondisi dan keberadaan
Kabupaten Maluku Tenggara sebagai salah satu bentuk nyata dari semangat kampung
bahari nusantara,” jelas Bupati.
Thaher menganggap pemilihan dan penetapan Desa Dian
Darat tentunya melewati tahapan penilaian dan pertimbangan yang sangat ketat.
Ia menyatakan, Pemerintah daerah mendukung keberlanjutan
Kampung Bahari Nusantara di Desa Dian Darat.
“Kita berharap dengan penetapan ini, Desa Dian Darat
akan semakin maju dan berkembang dari berbagai aspek. Semoga kehadiran Kampung Bahari
Nusantara ini juga akan memicu pertumbuhan desa sehingga menjadi penyangga kemajuan
daerah dan masyarakat Maluku Tenggara,” kata Thaher.