Reporter: Ghege Ngamel | Editor: Ghege
Langgur, Marrinnews.com –
Bupati Maluku Tenggara Muhamad Thaher Hanubun membuka secara resmi Konferensi Cabang
Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Maluku Tenggara. Konfercab ke lima tersebut berlangsung
di Ballroom Kimson Center, Kamis (17/6/2021) malam.
Ketua panitia konfercab Ahmad Dahlan Tamher mengatakan, konferensi
ini digelar untuk melakukan pemilihan kepengurusan baru NU Kabupaten Maluku
Tenggara masa kidhmat 2021-2026.
Adapun tema konfercab kali ini berasaskan “Penguatan
Jamiyah NU Maluku Tenggara Menghadapi Tantangan Global”.
“Dasar pelaksanaan konfercab ini adalah anggaran dasar
rumah tangga NU, dengan melibatkan peserta yang terdiri dari pengurus kecamatan,
wilayah dan kabupaten. Sedangkan dana pembiayaan kegiatan berasal dari bantuan
Pemda Maluku Tenggara dan iuran pengurus cabang,” jelas Dahlan Tamher.
Karteker NU Maluku Tenggara Yusran Salamun menyatakan bahwa
eksistensi NU masa kini diperhadapkan pada tantangan global. Untuk itu diharapkan
keberadaan NU dapat menyesuaikan zaman.
Kendati demikian, Salamun menekankan agar kesesuaian itu harus
tetap mengikuti tradisi-tradisi Islam
kultural. Sehingga dapat membentengi tantangan arus Islam dan intoleransi
“Sampaikan pesan-pesan sejuk nan toleransi kepada sesama kita.
Dalam menjalin hubungan antar umat beragama, kita harus senantiasa menjadi
penyangga,” ujar Salamun
Wakil Pimpinan NU wilayah
Maluku itu menambahkan, kerjasama NU dengan Pemerintah daerah hingga
pusat, juga senantiasa dipertahankan dengan tetap mengedepankan azaz atau jalur
Nahdlatul Ulama.
“Saya berharap konfercab kali ini berjalan lebih baik sehingga
membawa makna sejuk di Maluku Tenggara,” kata Yusran.
Sementara itu, Bupati Maluku Tenggara Muhamad Thaher
Hanubun mengungkapkan, keberadaan NU di Indonesia hingga tingkat lokal tak perlu
diragukan lagi. Dimana sebagai organisasi sosial keagamaan terbesar di Republik
ini, NU sudah memperjuangkan banyak hal.
“Berbagai catatan sejarah dan tinta emas perjalanan bangsa ini
telah banyak dilakukan oleh ulama dan santri NU,” kata Thaher.
Bupati berharap, nilai-nilai patriotisme, kepoloporan dan semangat kebangsaan dibalik perjuangan
itu dapat diwariskan kepada generasi muda.
Bupati menegaskan, hal itu diamanatkan karena perkembangan globalisasi
telah banyak mengikis semangat patriotisme dan kepoloporan generasi muda.
“Bila tidak tertangani dengan baik, bukan tidak mungkin 10 hingga
20 tahun kedepan akan berdampak pada eksistensi kebangsaan kita,” imbuhnya.
Selaku kepala daerah, Thaher menyatakan mendukung konfercab
NU ke 5 ini. Ia memastikan akan menindaklanjuti rekomendasi program kerja NU Maluku
Tenggara sebagaimana hasil Konfercab.
“Bilamana nantinya ada rekomendasi-rekomendasi eksternal kepada
pemerintah daerah, hasil dari Konfercab ini dan dinilai relevan dengan agenda dan
program pemerintah daerah, saya pasti akan melaksanakannya,” ujar Hanubun.
Bupati mengungkapkan, NU sangat berperan dalam menjaga harmonisasi
kehidupan umat Islam dan organisasi keagamaan lainnya di bumi Larwul Ngabal. Sehingga
kehidupan masyarakat tetap kondusif hingga saat ini.
“Saya menyampaikan terima kasih untuk hal itu. Tentunya bahwa
hal ini sejalan dengan komitmen NU untuk terus memperjuangkan apa yang dikenal dengan
gerakan moderasi dan Islam Wasathiyah,” tutur Thaher.
Bupati menjelaskan, gerakan moderasi dan Islam Wasathiyah dipahami
sebagai jalan tengah. Ia berpandangan bahwa gerakan ini adalah keseimbangan antara
keyakinan yang kokoh dengan toleransi.
Gerakan tersebut, lanjut kata dia, sesuai dengan inti ajaran
Islam dan juga fitrah manusia, serasi dan seimbang serta mampu memadukan antar dua
kutub agama terdahulu.
“Syarat untuk merealisasikan Wasathiyah yang baik memerlukan
akidah dan toleransi. Sedangkan untuk merealisasikan akidah dan toleransi, memerlukan
sikap Wasathiyah,” kata Thaher.
Bupati menambahkan, nilai-nilai toleransi adalah bagian dari
misi perjuangan NU. Dengan demikian, nilai-nilai tersebut harus senantiasa dibumikan
di lingkungan keluarga, lingkungan kerja dan masyarakat.
Dengan begitu, isu-isu yang berlebelkan Islam, semisal Islam
radikal, Islam teroris dan Islam-Islam berbau SARA lainnya yang dihemnuskan oleh
oknum-oknum tak bertanggung jawab dapat dipatahkan.
“Islam tidak mengajarkan prinsip-prinsip demikian, justru Islam
adalah Rahmatan Lil Alamin sebagaimana dicontohkan Rasulullah, Muhammad SAW,” tutur
Thaher.