Kepala Ohoi atau Desa Maar Definitif, Sayuti Fakaubun. Foto: Ghege |
Penulis: Ghege Ngamel | Editor: Ghege
Langgur, Marrinnews.com – Warga Ohoi atau desa Maar
selama kurang lebih enam tahun menunggu pengangkatan dan pelantikan Sayuti Fakaubun
sebagai Kepala Ohoi definitif.
Penantian yang ditunggu-tunggu itu pun akhirnya telah terwujud.
Pelantikan dan pengambilan sumpah Sayuti dilakukan oleh Sekertaris Daerah Kabupaten
Maluku Tenggara Ahmad Yani Rahawarin, di Ohoi Danar Kecamatan Kei Kecil Timur Selatan
pada Kamis (20/5/2021) siang.
“Saya punya rekomendasi ini (rekomendasi sebagai
Kepala Ohoi Maar) sudah dari tahun 2015. Prosesnya juga cukup lama dan alhamdulilah
hari ini baru saya bisa dilantik,” kata Sayuti Fakaubun kepada Wartawan saat ditemui
di kediamannya di Ohoi Maar, Kamis (20/5/2021).
“Ohoi ini menangis, menangis hadirnya sosok Kepala
ohoi definitif. Alhamdulilah, hari ini terjawab sudah penantian itu,” tambah dia.
Sayuti mengaku, terdapat masalah sejak Rin Kot menetapkan
dirinya sebagai calon tunggal Kepala Ohoi Maar. Walau demikian, Ia tak menyebutkan
secara gamblang permasalahan tersebut.
Menurut dia, permasalahan dimaksud hanya ada dalam
pusaran keluarganya. “Dari tahun 2015 sampai sekarang pasti ada kendala saja. Tapi
kendala itu hanya di dalam lingkaran keluarga saja, tidak dari luar. Mungkin karena
perbedaan pendapat saja,” ujar Fakaubun.
Titipan dari Tuhan
Sayuti Fakaubun mengaku terharu. Ia merasa baik-baik
saja usai dirinya diangkat dan dilantik secara resmi sebagai Kepala Ohoi Maar.
Disisi lain, Sayuti menganggap jabatan yang diembaninya
sekarang sebagai Kepala Ohoi definitif hanyalah bersifat sementara saja. Namun yang
terpenting bagi dia adalah keberadaan serta kemampuannya dapat mengayomi masyarakat
menuju tujuan pembangunan yang sebagaimana mestinya.
“Jabatan ini hanyalah titipan dan bersifat sementara
dari Tuhan saja. Yang terpenting kita harus mengayomi masyarakat untuk bersama-sama
mencapai tujuan pembangunan, baik dari sisi pembangunan infrastruktur maupun sumber
daya manusia,” ujar dia.
Sayuti mengklaim, keberadaan Ohoi Maar di wilayah
Kabupaten Maluku Tenggara menjadi salah satu penunjang Pemerintah dalam memajukan
pembangunan daerah.
Senada hal itu, ia menyatakan bahwa dalam masa pemerintahannya
enam tahun kedepan akan senantiasa berpijak pada ideologi pembangunan serta nilai-nilai
falsafah Kei ‘u wel wel ai rang rang, it foing fo kud it faung fo banglu'.
“Ada masyarakat baru ada ohoi atau desa. Sebaliknya
ada ohoi, pasti ada pimpinan. Untuk itu, selaku pimpinan ohoi definitif maka mau
tak mau saya harus rangkul seluruh masyarakat yang ada di ohoi ini demi memajukan
pembangunan,” tutur Fakaubun.
Bangun Ohoi “Andalkan Generasi Muda
dan Hasil Pertanian”
Fakaubun mengatakan, misi dan program utama pembangunan
di era kepemimpinannya akan terfokus pada aspek pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan
ekonomi masyarakat. Untuk mencapai sasaran tersebut maka dirinya akan menggenjot
peran generasi muda Ohoi Maar.
Kendati demikian, menurut Fakaubun, mengingat saat
ini sudah memasuki pertengahan tahun 2021 sehingga pelaksanaan pembangunan di Ohoi
Maar akan disesuaikan dengan program yang sudah ditetapkan sebelumnya.
“Untuk melakukan perubahan terhadap program yang
sudah ada, pastinya membutuhkan regulasi atau aturan perubahan sebagaimana berlaku.
Kita tidak bisa paksakan jadi program yang ada tetap akan kita jalankan. Nantinya
di tahun depan barulah kita duduk bersama-sama untuk merancang program baru sesuai
harapan bersama,” jelas Sayuti.
Sementara itu, Sayuti mengungkapkan bahwa 90 persen
penduduk Ohoi Maar bermata pencaharian sebagai petani. Sedangkan 10 persen lainnya
adalah nelayan musiman.
Untuk itu, kata dia bahwa kedepannya prioritas pemberdayaan
masyarakat Ohoi Maar akan lebih diprioritaskan pada sektor pertanian.
Ia menyebut, tanaman holtikultura cabe atau cili
merupakan salah satu tanaman unggulan hang dikelola masyarakat Ohoi Maar.
“Dari tahun 2020 hingga saat ini, pertanian di Ohoi
ini cukup bagus khususnya cabe. Namun kendalanya adalah hama. Kami sudah berkonsultasi
dengan pihak Dinas Pertanian, hanya saja masalah itu belum bisa dikendalikan,” beber
Fakaubun.
Menurut Sayuti, hasil panen cabe dalam seminggu
oleh satu KK (kepala keluarga) di Ohoi Maar bisa mencapai 40-50 kilogram.
“Bayangkan saja, kalau 50 kg dan dikalikan Rp100
ribu. Tapi hasil sekarang sangat menurun, setengah kilo juga tidak dapat karena
persoalan hama ini,” kata Sayuti.
Fakaubun berharap dukungan Pemerintah daerah dalam
hal ini Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Maluku Tenggara guna dapat
menindaklanjuti permasalahan hama yang mengerogoti tanaman cabe milik warga Ohoi
Maar.
“Masyarakat Ohoi Maar saat ini sangat bergantung pada hasil Cabe. Jadi saya sangat berharap dukungan dan kerja sama pemerintah untuk mengatasi permasalahan itu,” ucap Sayuti.