![]() |
Salah satu lansia saat mendapat suntikan vaksin Sinovac pada pelaksanaan vaksinasi hari kedua di Gedung Serbaguna Langgur-Maluku Tenggara, Kamis (22/4/2021). Foto: Ghege |
Penulis: Ghege Ngamel | Editor: Ghege
Langgur, Marrinnews.com – Vaksinasi COVID-19 terhadap
pekerja publik dan kelompok lanjut usia (lansia diatas 60 tahun) di Kabupaten
Maluku Tenggara, kini memasuki hari kedua.
Di hari kedua ini, pekerja publik serta lansia terlihat begitu
antusias menerima suntikan vaksin CoronaVac yang dilaksanakan Pemerintah Daerah
Kabupaten Maluku Tenggara secara massal di Gedung Serbaguna Larvul Ngabal.
Bahkan, para peserta terlihat sudah mengantri dua jam sebelum
waktu pelayanan yang seyogyanya baru dimulai pukul 10.00 WIT.
“Sejak kemarin hingga hari ini saya amati partisipasi pekerja
publik dan lansia untuk menerima suntikan vaksin cukup meningkat. Ini berarti bahwa masyarakat sudah
semakin sadar akan bahaya dari penularan Covid-19. Terutama bagi kaum lansia,” ungkap
Kepala Dinas Kesehatan Malra, dr. Katrinje Notanubun disela-sela pelaksanaan vaksinasi
tahap kedua-hari kedua, Kamis (22/4/2021).
Sesuai data yang berhasil dihimpun Marrinnews.com, peserta penerima vaksin hari pertama yang terdaftar sebanyak 252 orang. Dari jumlah tersebut, yang menerima vaksin hanya 224 orang. Terdiri dari, petugas publik 198 orang dan lansia 26 orang. Sedangkan 28 orang lainnya ditunda.
Sementara di hari kedua, pekerja publik yang terdaftar sebanyak 350 orang dan lansia 27 orang. Selanjutnya yang menerima vaksin sebanyak 316 orang, diantaranya pekerja publik sebanyak 297 orang dan lansia 19 orang.
![]() |
Proses vaksinasi bagi pekerja publik dan lansia di hari kedua pada setiap jalur pelayanan. Dok. Marrinnews.com |
Sementara itu, mekanisme pelayanan vaksinasi di hari kedua dilakukan secara berbeda. Jika di hari pertama terlihat ada penumpukan dan para peserta saling bercampur baur, di hari kedua ini peserta sudah dibagikan dalam tiga jalur pelayanan dan ditempatkan secara terpisah.
Pada jalur pertama-bagian kiri dari pintu masuk gedung serbaguna,
terdapat vaksinator dari Puskesmas Kolser. Jalur ini untuk melayani kelompok
tokoh agama, pengusaha atau pedagang pasar dan lansia
Di jalur kedua-bagian kanan gedung, ditempatkan petugas dari
Puskesmas Debut. Layanan dari faskes ini dikhususkan untuk petugas ASN.
Sedangkan di jalur tiga-bagian sayap kiri gedung, terdapat vaksinator
Puskesmas Ohoijang/Watdek yang ditugaskan untuk melayani petugas BUMD/BUMN dan instansi
vertikal. Sistem pelayanan tersebut ternyata sangat efektif.
Dokter Ketty menjelaskan, mekanisme jalur pelayanan tersebut
dibuat setelah dilakukan evaluasi terhadap kondisi pelayanan hari pertama. Dimana
pelayanan terlihat tak beraturan.
Selain itu, sistem pelayanan itu dilakukan semata-mata demi tetap
menjaga protokol kesehatan.
“Kemarin saat pembukaan itu memang sangat padat. Jadi ketika
dilakukan evaluasi sore kemarin, saya perintahkan untuk hari ini, masing-masing
kelompok peserta vaksinasi dilayani sesuai fakes yang sudah ditempatkan di dalam
gedung serbaguna. Saat saya tinjau tadi ternyata sistem layanan ini cukup efektif,”
ujar Notanubun.
Pada vaksinasi hari kedua ini juga diikuti oleh para pedagang pasar. Para pedagang ini sebagian berdomisili Kota Tual.
Notanubun mengatakan bahwa untuk para pedagang pasar walaupun berdomisili Kota Tual, namun mereka tetap diberikan kesempatan untuk menerima vaksin. Hal itu lantaran para pedagang ini berjualan di Pasar Langgur dan setiap saat melakukan kontak dengan warga Kabupaten Maluku Tenggara.
Terpisah, salah satu lansia mengatakan, ia mengikuti vaksinasi
tanpa ada paksaan dari pihak mana pun. Ia mau divaksin karena tak mau
menyusahkan keluarga. Lansia tersebut tidak sendiri, ia membawa serta keluarga
besarnya juga untuk divaksin.
Usai menerima suntikan vaksin, lansia 76 tahun itu lantas tak
merasa gejala apapun. Bahkan ia masih sempat berjalan keluar gedung dan bercerita
dengan wartawan.
“Aman, seng (tidak, red) rasa apa-apa, pusing juga seng, mungkin
nanti sampai dirumah tapi mudah-mudahan saja seng,” kata lansia itu tersenyum.
Terdapat juga salah satu Pastor (Imam Katolik) lansia yang sangat
ingin menerima vaksin. Meski begitu, saat diperiksa petugas vaksinator, sang Pastor
kemudian tidak diperbolehkan karena tekanan darahnya saat itu tidak stabil.
![]() |
Kepala Dinas Kesehatan, dr. Katrinje Notanubun memeberikan penjelasan kepada salah satu Imam Katolik (Pastor) berusia 86 tahun terkait kondisi kesehatan sang Pastor. Foto: Ghege |