Bupati Maluku Tenggara, Muhamad Thaher Hanubun tampak menyerahkan selembar atap untuk dipasang pada bumbungan Gereja Baru di Ohoidertawun, Kamis (15/4/2021). Foto: CL |
Penulis: Ghege Ngamel | Editor: Ghege
Langgur, Marrinnews.com - Kerja keras dari panitia dan pekerja lokal yang ditopang oleh anggaran dana hibah Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara untuk pembangunan gedung Gereja Baru di Ohoidertawun, kini mulai menunjukan hasil.
Hal itu terbukti dengan telah dilakukannya pemasangan atap Gereja pada Kamis (15/4/2021) pagi. Warga jemaat Ohoidertawun tampak begitu antusias. Mereka saling bergotong royong memasang lembaran atap pada bumbungan Gereja.
Menariknya, orang nomor satu di negeri berjuluk Larvul Ngabal ini turut serta dalam prosesi pemasangan atap, pagi tadi. Ia hadir bersama beberapa staf dan Pimpinan OPD.
Ditengah aktivitasnya yang begitu padat sebagai Kepala daerah, Muhamad Thaher Hanubun tetap menyempatkan waktu untuk menghadiri kegiatan tersebut. Disisi lain, umat Muslim kini tengah memasuki bulan puasa hari ketiga.
Saat berada di lokasi pembangunan gedung Gereja baru Ohoidertawun, Bupati Thaher tetap menahan dahaga, walau saat itu terik matahari pagi menjelang siang terasa begitu perih. Ia tampak begitu sigap menaiki tangga dan menyerahkan selembar atap untuk dipasang.
Dia bersama Pimpinan OPD yang beragama Muslim lainnya tidak ikut menyantap jamuan makan. Ia memilih berdiri bersama para Pendeta dan Panitia sembari mengobrol sekira 30 menit lamanya sebelum beranjak kembali ke Kantor untuk melanjutkan aktivitas kerja.
Potret Gedung Gereja Baru Ohoidertawun dalam proses pembangunan. Foto: Ghege |
Selesai di Akhir Tahun Ini
Bupati Malra M. Thaher Hanubun mengatakan, dengan pemasangan atap gereja yang dilakukan hari ini, Panitia telah menunjukan tanggung jawabnya untuk menyelesaikan pembangunan gedung Gereja Baru di Ohoidertawun.
"Saya menyampaikan terima kasih karena Panitia telah memperlihatkan tanggung jawab untuk menyelesaikan pembangunan gedung Gereja ini," ucap Hanubun saat diwawancarai Wartawan usai kegiatan tersebut.
Bupati menegaskan bahwa bantuan dana hibah bagi pembangunan tempat ibadah di periode kepimpinannya berada di kisaran ratusan hingga milyaran rupiah. Sementara untuk Gereja Ohoidertawun mencapai kurang lebih Rp. 1 milyar.
Dengan besaran anggaran tersebut, Bupati menginginkan agar pembangunan gedung gereja baru di Ohoidertawun segera dapat terselesaikan di akhir tahun ini.
"Pastinya kita berharap tidak boleh berlama-lama karena kini pembangunan Gereja ataupun Masjid tidak lagi seperti waktu-waktu lalu yang hanya dengan mengandalkan bantuan Rp50 juta. Saat ini anggaran hibah dari Pemerintah yang diperuntukan bagi tempat ibadah sangat besar," ujar Thaher.
"Saya berharap agar di akhir tahun ini pekerjaan pembangunan gereja Ohoidertawun sudah selesai sehingga perayaan Natal tahun inijuga sudah bisa digunakan untuk beribadah," pinta Bupati.
Menurut Bupati, pembangunan gedung gereja baru Ohoidertawun dikerjakan dengan mengandalkan tenaga tukang dan pekerja dari warga Jemaat Ohoidertwaun sendiri. Dengan begitu, kata dia, pembangunan tempat ibadah ini tidak mengeluarkan biaya besar.
Hanubun mengklaim, dana hibah yang digelontorkan untuk pembangunan tempat ibadah di Ohoidertawun, sudah cukup untuk menyelesaikannya. Kalaupun masih kurang, itu tidak seberapa.
"Mungkin tertinggal sedikit soal finishing-finishing. Itu sudah pasti, karena agak mahal. Tetapi hari ini atap sudah dipasang dan kemudian beberapa waktu kedepan pekerjaan lainnya akan mulai dilakukan, seperti pemasangan plafon, plester dinding dan lainnya," tutur Thaher.
Bupati kembali menegaskan bahwa pembangunan sarana peribadatan baik Gereja maupun Masjid yang dibiayai dengan dana hibah Pemerintah harus dapat dipertanggungjawabkan. Proses pembangunannya harus berjalan sesuai target yang ditentukan.
"Gereja dan Masjid yang sudah dibiayai oleh Pemerintah Daerah dengan menggunakan uang negara, harus dapat dipertanggungjawabkan sebagaimana mestinya. Bertanggung jawab kepada Tuhan dan lembaga keuangan negara jadi harus selesai," kata Thaher.
Bagi Bupati, walaupun dirinya tidak diundang untuk suatu kesempatan pembangunan tempat ibadah namun tanpa masyarakat sadari bahwa di waktu tenggang, ia selalu menyempatkan diri untuk memantau langsung proses pembangunan dari tampat ibadah itu sendiri.
Seperti halnya Gereja Ohoidertawun, Ia katakan bahwa, dirinya pernah hadir dan melihat kondisi pembangunan gereja itu di kala sore hari. Saat melihatnya, ia sempat khawatir dan betanya-tanya dalam hati "kenapa belum selesai, " demikian ucap Bupati.
Kendati begitu, lanjut dia, kekhawatiran itu terjawab sudah seiring dilaksanakannya pemasangan atap.
Sementara itu, Ketua Panitia Jhon Rahakbauw mengatakan, progres pembangunan kini sudah mencapai 80 persen sejak mulai dibangun pada tanggal 1 Agustus 2019, diawali dengan peletakan batu pertama.
Rahakbauw mengakui, pihaknya sangat terbantu dengan adanya bantuan dana hibah dari Pemerintah Daerah pada tahun-tahun 2020 dengan nilai anggaran sebesar Rp. 1 milyar.
"Pekerjaan Gereja baru ini memang dikerjakan oleh warga jemaat laki-laki dengan waktu kerja dua hari, yakni Selasa dan Jumat. Sebelumnya hanya dilakukan 1 hari saja dalam semingguseminggu," ungkap Jhon.
Rahakbauw menjelaskan, tambahan hari kerja tersebut dilakukan agar proses pekerjaan segera dapat diselesaikan sebagaimana harapan Bupati.
"Kami terus berupaya bekerja untuk menyelesaikan pekerjaan yang ada. Hari ini ada dalam tahapan pemasangan atap Gereja dan akan dilanjutkan dengan pemasangan plafon dan diharapakan akhir Desember 2021 ini paling tidak sudah bisa dimanfaatkan sambil menunggu waktu pengresmiannya," ujar Ketua Panitia.
Menurut Rahakbauw, sejauh ini tidak ada kendala berarti dalam proses pekerjaan pembangunan gereja yang luas bangunannya berkisar 11×25 meter itu.
"Kami memanfaatkan betul bantuan dana hibah yang diberikan oleh Pemda Malra. Bahkan sebelum adanya bantuan tersebut, kami telah memuai pekerjaan dengan memanfaatkan dana swadaya Panitia," kata Jhon.