Pewarta: Nick Renleuw
“Hasil kesimpulan dan diskusi itulah (Program PESAT) akan kita jadikan sebagai sebuah rekomendasi yang akan ditindaklanjuti Pemerintah Kota Tual.” - Drs. Djamaluddin Rahareng
Tual, Marrinnews.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Tual bekerja sama dengan Cendekia Pradipta Lestari (CPL) memulai Program Penguatan Kapasitas Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Penggerak Masyarakat Kota Tual (PESAT), Selasa (06/04/2021).
Program PESAT direncanakan berlangsung selama beberapa bulan ke depan dengan sejumlah agenda pemaparan materi, pelatihan dan diskusi yang akan dilaksanakan secara daring (dalam jaringan) maupun tatap muka atau luring (luar jaringan) sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.
Kegiatan pembuka yang berlangsung hari ini dilaksanakan secara daring melalui aplikasi zoom. Fokus utamanya adalah pemaparan materi dan diskusi dengan topik leadership (kepemimpinan) lebih khusus lagi servant leadership (kepemimpinan yang melayani).
Para fasilitator berasal dari tim Cendekia Pradipta Lestasi. Untuk kegiatan pembukaan ini, Dr. Rachman Sjarief bertindak sebagai pemateri utama. Pertemuan dimoderatori oleh Ambiya Pietoyo. Jalannya pertemuan juga dibantu dengan fasilitator lainnya dari CPL yakni Ivan Wijaya.
Sementara para peserta berasal berasal dari Kota Tual dengan rincian kurang lebih 15 (lima belas) peserta dari ASN Pemkot Tual dan 5 (lima) peserta dari kalangan non-ASN seperti pegiat komunitas, jurnalis dan LSM.
Pertemuan dibuka secara resmi oleh Asisten II Sekretariat Daerah (Setda) Kota Tual, Drs. Djamaluddin Rahareng didampingi Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Tual, Dr. Fahry Rahayaan.
Rahareng dalam sambutannya antara lain mengapresiasi terselenggaranya program PESAT, terutama lewat gagasan yang dibangun oleh Cendekia Pradipta Lestari dan Kepala Bappeda Tual.
“Apresiasi karena Bapak-Bapak (Pemateri dari CPL) mau menyentuh dan mau membantu untuk mendorong bagaimana akselerasi percepatan pembangunan di Kota Tual,” ujarnya.
Menurutnya, percepatan pembangunan sudah tentu dilakukan melalui identifikasi persoalan-persoalan yang terjadi. Itu semua, sambungnya, akan bermuara pada bagaimana mengembangkan sumber daya manusia (SDM)
Lebih lanjut Rahareng menjelaskan, sebagai kota kepulauan, persoalan utama yang dihadapi Kota Tual adalah bagaimana mengoptimalkan sumber daya laut untuk bisa menyejahterakan masyarakatnya.
“Oleh karena itu saya titip juga agar dalam forum diskusi ini, kita lebih banyak fokus ke pengelolaan sumber daya laut, tanpa tidak juga mengabaikan sektor lain seperti pariwisata dan bidang-bidang lain,” paparnya.
Ia berharap agar para fasilitator dan peserta dapat memanfaatkan forum diskusi ini sebaik mungkin. Terutama, saling sharing antara tim fasilitator yang menyampaikan gagasan dan para peserta yang menyampaikan persoalan-persoalan penting di daerah ini untuk bisa didapatkan solusi.
“Dan selanjutnya dari hasil kesimpulan dan diskusi itulah akan kita jadikan sebagai sebuah rekomendasi yang akan ditindaklanjuti Pemerintah Kota Tual. Kita kembalikan kepada Bappeda nanti yang akan meramu dan menghasilkan dokumennya. Hasilnya akan kami terima dari beliau dan akan kami diskusikan bersama Pak Wali Kota untuk kita tindaklanjuti,” pungkasnya.