Ritual penyambutan sang imam baru, RP. Yos Haris Ruban, MSC di Kampung halamannya di Ohoi Waur, Pulau Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Senin (1/3/2021). FOTO : Facebook Densus |
Penulis: Ones Kowarin | Editor: Ghege Ngamel
Langgur (Waur), Marrinnews.com - Ohoi (Desa) Waur tak pernah “puasa” dalam mempersembahkan putera-putera terbaiknya sebagai Imam dalam Gereja Katolik.
Tahun ini, satu lagi Imam Katolik asal Ohoi Waur yang ditahbiskan. Dia adalah RP. Yos Haris Ruban, MSC. Pastor Yos ditahbiskan oleh Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC di Gereja Katedral Ambon pada 20 Februari 2021 lalu.
Setelah dari pentahbisan itu, Pastor Yos berkesempatan kembali ke kampung halaman tercinta Ohoi Waur, yang terletak di Pulau Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara untuk merayakan misa perdananya.
Imam kesebelas asal Ohoi Waur itu tiba di dermaga Elat dengan menumpangi KMP. Telaga Expres, Senin (01/03/2021). Ia didampingi oleh RP. Yoseph Rettob MSC selaku Superior MSC Daerah Maluku, para konfrater MSC, para imam asal Ohoi Waur dan biarawan-biarawati.
Di dermaga Elat rombongan imam baru diterima oleh Wakil Uskup Kei Besar, RP. Frans Lesomar MSC dan Muspika Kecamatan Kei Besar. Selanjutnya, imam baru juga diterima secara adat oleh Penjabat Kepala Ohoi Wulurat, Dewi Sarkol bersama para tokoh adat.
Setelah melalui ritual rinin, doa adat dan pengalungan bunga oleh tokoh adat Woma El Walob (Ohoi Wulurat), rombongan imam baru bertolak menuju Ohoi Waur dengan menumpangi kendaraan yang telah disediakan oleh panitia.
Tiba di Ohoi Ohoiwang, rombongon konvoi imam baru juga diterima secara adat oleh masyarakat woma Buit Ngavel melalui ritual rinin, dan doa adat. Selanjutnya rombongan diarak dan diantar dengan berjalan kaki oleh tarian Temar Rubil yang ditarikan oleh baranran Mosen Kojai menuju ohoi Waur.
Di gapura Ohoi Waur, rombongan imam baru diterima lagi secara adat oleh Kepala Ohoi Waur, Benediktus Farneubun bersama para tokoh adat setempat. Imam baru kemudian di-rinin oleh tokoh adat dan didoakan dalam taitaroman.
Ritual adat ini bertujuan agar membersihkan dan menyucikan sang imam dari segala bentuk penyakit, kesialan dan godaan. Juga sang imam didoakan dalam doa adat agar tetap setia dalam jalan panggilannya.
Kemudian sang imam baru bersama rombongan diarak dalam belan Kecok Lahoil menuju pusat kampung Waur. Sebelum tiba di pusat kampung Waur, imam baru berhenti sejenak mendoakan kaum kerabatnya yang telah meninggal dan memberkati pekuburan ohoi.
Sebelum melewati pintu woma, Vid Nang Lakte imam baru diriciki pula dengan air kelapa (ritual rinin). Kemudian imam baru diantar menuju rumah adat Ohoi Waur Rahan Tahaide. Sebelum memasuki Rahan Tahaide, imam baru diriciki dengan Wear Vatngauf.
Di dalam rumah adat ini, dilangsungkan ritual adat. Salah satunya, imam baru diberi kesempatan untuk menyentuh benda-benda pusaka sebagai tanda bahwa ia telah kembali dari perjuangannya.
Ritual adat kemudian dilanjutkan dengan prosesi adat Yel Woma. Prosesi adat Yel Woma ini dilakukan dengan cara sang imam mengelilingi woma El Bulil Ngaid Lakes sebanyak 3 kali. Setiap putaran ditandai dengan teriakan oleh seseorang yang ditunjuk dan kemudian dibalas oleh seluruh masyarakat yang hadir.
Rangkaian acara penjemputan Pastor Yos ditutup dengan doa dan pemberkatan dari dalam Gereja Katolik Hati Kudus Yesus Waur.
Kedepankan Protkes Covid
Prosesi penjemputan dan perarakan sang imam baru Ohoi Waur ini menerapkan protokoler kesehatan Covid-19.
Semua warga Ohoi Waur baik, anak-anak maupun orang dewasa, mengenakan masker saat menjemput imam mereka. Di beberapa titik juga telah disediakan alat-alat cuci tangan, seperti di depan gereja, pastoran dan di seputaran woma.
Sebelumnya di portal Ohoiwang, beberapa pemuda bertugas untuk mendeteksi dan menegur para pelanggar protokol kesehatan.
Tak hanya itu, beberapa ritual adat dihilangkan, seperti tarian dan nyanyian penghormatan yang biasanya disuguhkan saat prosesi rinin. Tak sampai di situ, demi menekan jumlah masa yang akan berkumpul, pihak panitia harus membatasi undangan yang hendak dibagikan.
Sebagai perbandingan, setiap kali misa pertama di Ohoi Waur, panitia biasanya mengundang lebih dari 700 sampai 1000 orang. Namun karena situasi pandemi Covid-19 yang belum berakhir, maka panitia hanya mengundang 300 orang saja.
Protokol kesehatan memang diterapkan dengan sangat ketat dalam acara penjemputan imam baru kali ini. Hal ini ditegaskan langsung oleh Alber Tito Ngutra selaku ketua panitia.
“Karena Covid jadi banyak acara ditiadakan, biasanya ada tarian penghormatan saat diterima di ujung kampung itu. Karena peristiwa Covid itu maka acara-acara begitu ditiadakan. Undangannya terbatas, lalu tetap menggunakan aturan protokol kesehatan. Alat-alat cuci tangan juga ditaruh di muka gereja, pastoran, mau masuk woma. Semua yang datang juga pakai masker”, tegas Tito.
Selain sebagai imam asal Waur, Pastor Yos Ruban MSC merupakan satu-satunya imam asal Kepulauan Kei yang ditahbiskan di Ambon oleh Mgr. P. C. Mandagi MSC pada tanggal 20 Februari 2021 lalu.