Marrin News

Penanganan Covid-19 di Kota Tual Masih Terkendali, Dinkes Siapkan Langkah Antisipatif

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kota Tual, Dokter Max Martin ketika diwawancarai Marrinnews.com di ruang kerjanya, Rabu (13/01/2021). Foto: Marrinnews.com

Tual, Marrinnews.com – Sejak awal Desember 2020 hingga saat ini, Kota Tual tengah memasuki fase gelombang kedua Covid-19. Disebut gelombang kedua karena daerah ini pernah mengalami masa di mana tidak ditemukan lagi kasus Covid-19 baru untuk beberapa waktu lamanya.

Demikian diungkapkan Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Kesehatan, dr. Max Martin saat dijumpai Marrinnews.com di ruang kerjanya, Jumat (15/1/2021). 

Max Martin menjelaskan, dalam upaya menghadapi situasi baru wabah virus dari Wuhan Cina ini, penanganan pasien Covid-19 untuk warga Kota Tual difokuskan di Rumah Sakit Umum (RSU) Maren.

“Sampai posisi terakhir, yang kami tangani dalam ruang isolasi itu ada dua. Satu baru masuk. Dari sisi kapasitas, kami tetap memiliki 13 ruang isolasi yang ada di Rumah Sakit Maren,” sebutnya. 

Meski demikian, Dokter Max mengungkapkan bahwa tidak tertutup kemungkinan untuk mengambil langkah-langkah pembukaan ruang isolasi baru apabila dibutuhkan. 

Langkah tersebut, lanjutnya, akan ditempuh sesudah ada telaah dari Direktur RSU Maren dan dokter penanggung jawab pemberi pelayanan Covid-19, jika ada peningkatan tren kasus yang harus ditangani secara langsung.

“Tentu kami akan mengambil langkah-langkah komunikasi strategis dengan dalam hal ini bapak Wali Kota. Itu juga kalo memang dibutuhkan, maka kami akan mengambil langkah-langkah pembukaan ruang isolasi baru dengan membuka kembali, mungkin Hotel Anugrah sebagai tempat isolasi resmi yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Ini sangat penting,” jelasnya. 

Disisi lain, Max menegaskan, kebijakan terkait  penentuan pasien Covid-19 yang hendak melakukan isolasi mandiri juga berada di bawah kewenangan dokter penanggung jawab pemberi pelayanan pasien Covid-19 di Kota Tual, yakni Dokter Mitha.

APD dan Nakes

Dokter Max mengklaim, terkait pemenuhan kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD) dalam rangka kegiatan perlindungan dan pencegahan serta terlebih peran tenaga kesehatan (nakes), masih terjamin untuk satu bulan ke depan. 

Kendati begitu, pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) juga menyiapkan langkah-langkah strategis dengan mendorong penyediaan anggaran guna percepatan pengadaan APD, sehingga tidak terjadi kekosongan. 

Menurut dia, kekosongan APD akan sangat beresiko terhadap para dokter, perawat dan tim nakes lainnya.

“Bahkan yang terlibat dalam penanganan Covid ini baik isolasi maupun tim tracing, bahkan staf-staf Puskesmas itu harus terjamin dan terlindungi dengan protokoler APD level 1, level 2 dan level 3. Itulah harus kami persiapkan senantiasa,” paparnya.

Terkait kekuatan personil nakes, Dokter Max menjelaskan bahwa kemampuan pelayanan dari nakes sangat tergantung dari jumlah kasus yang ada. Dimana, apabila semakin banyak kasus Covid-19, maka tentunya para nakes akan semakin kelabakan.

Tetapi untuk kondisi saat ini, katanya, Dinkes Kota Tual masih cukup mampu menangani 3T dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19. Namun, tak bisa dipungkiri juga bahwa harus tetap ada penguatan-penguatan SDM secara nyata bagi rumah sakit.

“Tetapi yang jelas, itulah, keberadaan nakes itu merupakan garda terdepan dalam rangka pencegahan dan bahkan penanganan. Mari dukung kami tenaga kesehatan untuk bagaimana mengurangi penyebaran Covid di Kota Tual,” ujarnya.

Salah satu Bilik Disinfektan yang ada di Balai Kota Tual, Rabu (13/01/2021). Foto: Marrinnews.com

Bilik Disinfektan

Secara khusus, Dokter Max juga memberikan penjelasan terkait penempatan bilik penyemprotan disinfektan di sejumlah titik strategis. 

Menurutnya, pengadaan dan penempatan bilik tersebut bertujuan dalam rangka melakukan dekontaminasi terhadap masyarakat yang diindikasikan memiliki resiko terpapar dan menularkan Covid-19.

“Itu meminimalkan resiko penularan virus ke orang lain dengan cara penyemprotan cairan disinfektan dan ultraviolet. Tentu dalam proses operasionalnya tentu kita akan tata. Kita sudah tempatkan di pelabuhan untuk pelaku perjalanan melalui pintu masuk,” jelasnya.

“Di kantor-kantor tertentu itu akan kita cermati secara khusus apakah dia (bilik disinfektan) berfungsi dengan baik atau tidak tentu akan kami lakukan itu. Kita usahakan dalam waktu dekat itu alat-alat itu sudah dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya,” tambahnya.

Koordinasi Terapkan 3T

Demi menekan laju penyebaran Covid-19 di Kota Tual, Dokter Max menegaskan bahwa Dinas Kesehatan berfokus pada tupoksi yang diemban yakni penguatan di 3T atau tracing, testing dan treatment. 

Selain itu, pihaknya juga melakukan penguatan dengan OPD terkait demi mewujudkan visi bersama dengan Tim Satgas Penanganan Covid-19 dan Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional.

“Tracing itu artinya melakukan kontak lacak beresiko rendah maupun resiko tinggi. Harus disertai dengan pemeriksaan rapid test. Sekarang ini kita coba usaha memaksimalkan dengan pemeriksaan antigen. Itu pada area tracing. Kemudian kita harus perkuat pada testing. Artinya itu pemeriksaan. Yang ketiga adalah treatment, penanganan pasien yang sudah dinyatakan testing konfirmasi positif,” urainya.

Senada dengan Dokter Max, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kabid Kesmas) Dinkes Tual, Moni Welhen menegaskan bahwa sesudah menerima laporan setiap kasus yang dari Bidang P2P, Bidang Kesmas langsung turun ke lapangan melakukan disinfektan.

“Langsung kami melakukan edukasi sebelum melakukan tracing. Jadi edukasi untuk penghuni anggota keluarga di situ sebelum dilakukan tracing,” ungkap Welhen.

Tindakan konkret dengan penyemprotan disinfektan, edukasi dan tracing tersebut, menurut Welhen, belum lama ini diterapkan sesudah menerima laporan terkait kasus Covid pada Sabtu lalu (09/01/2021) yang mana pasien tersebut tersebut akhirnya meninggal dunia.

Selain itu, lanjutnya, pihak Bidang Kesmas Dinkes Tual juga melakukan pencegahan penyebaran Covid-19 pada momen perayaan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 dengan melakukan penyemprotan disinfektan di seluruh gereja yang ada di Kota Tual.

“Kami juga melakukan pendisiplinan protokol kesehatan melalui teman-teman puskesmas kemudian dia melakukan promosi lewat media-media sosial oleh teman-teman promosi di puskesmas masing-masing itu kami sudah jadi ada teman-teman punya,” jelasnya.

Disiplin Jalankan 3M

Dokter Max mengajak warga masyarakat bersama-sama dengan pihaknya untuk berupaya menekan laju pertambahan angka penularan Covid-19 di Kota Tual. Menurutnya, upaya 3T yang menjadi tanggung jawab pihaknya tidak akan berdampak banyak bila masyarakat sendiri tidak disiplin menerapkan 3 M.

“Mari disiplin buat diri sendiri untuk tetap melakukan protokoler 3 M: menggunakan masker, mencuci tangan secara benar, dan bagaimana tetap menjaga jarak. Prinsipnya, pahami apa yang disebut dengan VDJ, Ventilasi, Durasi, Jaga Jarak,” ajaknya.

Selanjutnya, ia juga mengimbau masyarakat untuk membaca informasi tentang  Covid-19 dari sumber yang valid dan tertanggung jawab. Ia mengajak masyarakat untuk menghindari berita hoaks tentang Covid-19.

“Tidak memberikan edukasi bahkan mungkin meningkatkan rasa takut bagi diri sendiri maupun masyarakat. Inilah yang menyebabkan bagaimana terjadi retensi terhadap upaya menekan laju penularan Covid-19 ke depan,” sesalnya.

“Bahkan ada juga kalangan masyarakat yang sampai sini tetap pesimistis sepertinya Covid-19 itu tidak ada, tidak menegakkan 3M bagi diri sendiri padahal melindungi buat orang lain bahkan mungkin juga sudah tercipta di mana masyarakat sudah resisten tentang informasi Covid-19 pada suatu tingkat kejenuhan karena kurang lebih sudah mau 1 tahun Covid-19 itu masih ada,” ujarnya.

Kendati demikian, tidak lupa Dokter Max memberikan apresiasi kepada masyarakat Kota Tual yang menurutnya sudah semakin banyak yang memberi dukungan. Dukungan tersebut, sesuai pengamatannya, diwujudnyatakan dengan melakukan protokoler 3M.

“Mari kita tetap bersemangat, berjalan bersama, sinergi bersama bahwa pencegahan Covid-19 dari kita oleh kita dan untuk kita. Mari lindungi diri! Mari lindungi orang lain dengan protokoler kesehatan 3 M,” pungkasnya. (Nick Renleuw)

Baca Juga

Berita Populer

Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar