Marrin News

dr. Max: Penyebaran Covid 19 Masuk Gelombang Kedua, Warga Tual Diminta Disiplin Jalankan 3M

 

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kota Tual, Dokter Max Martin ketika diwawancarai Marrinnews.com di ruang kerjanya, Rabu (13/01/2021). FOTO/Dok. Marrinnews.com

Tual, Marrinnews.com – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kota Tual dr. Max Martin mengatakan penyebaran Covid-19 di Kota Tual telah memasuki gelombang  kedua. Pernyataan ini diungkapkannya berdasarkan data serta sesuai dengan kesimpulan diskusi bersama teman sejawat yang merupakan dokter ahli.

“Kota Tual masuk pada gelombang kedua sejak awal Desember (2020) dengan dimulainya kasus yang masuk yang boleh saya sebut sebagai kasus Fakfak, karena dia (pasien Covid-19) berdomisili di Fakfak. Di situlah mulai titik awal di mana Kota Tual masuk dalam areal gelombang kedua Covid-19,” jelas Dokter Max usai disambangi Marrinnews.com di ruang kerjanya, Rabu (13/01/2021).

Max mengklaim, kasus Fakfak kemudian disusul dengan munculnya kasus Covid-19 lainnya dari pelaku perjalanan karena penugasan khusus ke Kota Tual. Seiring waktu dan setelah dilakukannya testing, tambah dia, ternyata yang bersangkutan dinyatakan positif Covid-19.

"Kami kemudian fokus menjalankan tracing usai menemukan adanya kasus-kasus baru di Kota Tual," katanya. 

Ia mengungkapkan, kasus-kasus baru tersebut diidentifikasikan sebagai gelombang kedua Covid-19 di Kota Tual, mengingat untuk beberapa waktu daerah ini mengalami masa dimana tidak memiliki kasus Covid-19.

“Sejak bulan Maret itu hingga per tanggal 5 Januari 2021, kami punya total kasus itu sekitar 167 orang. Per tanggal tersebut itu dinyatakan sembuh 142 orang. Tentu angka kesembuhan itu sudah terjadi lagi seiring dengan bertambahnya waktu,” terang Dokter Max.

Plh Kadis Kesehatan itu mengungkapkan bahwa penanganan pasien Covid-19 untuk warga Kota Tual difokuskan di Rumah Sakit Umum (RSU) Maren. 

Meski demikian, sambungnya, ada juga beberapa kasus yang ditangani RSU Karel Sadsuitubun Langgur. “Sampai posisi terakhir, yang kami tangani dalam ruang isolasi (RSU Maren) itu ada dua. Satu baru masuk,” bebernya. 

Lebih lanjut, menurutnya, berbicara kasus Covid-19 tidak perlu harus memisahkan area-area tertentu.

Ia menegaskan, pihaknya senantiasa berkolaborasi, bersinergi, dan berkoordinasi bersama Dinkes Kabupaten Maluku Tenggara demi mengatasi penyebaran Covid-19 di kedua daerah ini.

“Untuk kasus kematian (Kota Tual), sampai tanggal 5 Januari 2021 itu ada 3 orang. Kemudian ada penambahan kasus (kematian) baru itu pada hari Sabtu lalu tanggal 9 itu meningkatkan angka kematian Covid-19 kita menjadi 4,” ungkapnya. 

Max menyatakan, Kota Tual sudah memiliki lahan pemakaman Covid-19 sehingga mereka yang meninggal karena Covid-19 sudah dimakamkan secara baik, tertib, dan tidak ada permasalahan di lokasi lahan pemakaman Covid-19 Kota Tual.

Strategi Penanganan

Demi menekan laju penyebaran Covid-19 di Kota Tual, Max mengatakan, Dinas Kesehatan berfokus pada tupoksi yang diemban yakni penguatan di 3T atau tracing, testing dan treatment.

Selain itu, pihaknya juga melakukan penguatan dengan OPD terkait demi mewujudkan visi bersama dengan Tim Satgas Penanganan Covid-19 dan Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional.

“Tracing itu artinya melakukan kontak lacak beresiko rendah maupun resiko tinggi. Harus disertai dengan pemeriksaan rapid test. Sekarang ini kita coba usaha memaksimalkan dengan pemeriksaan antigen. Itu pada area tracing. Kemudian kita harus perkuat pada testing. Artinya itu pemeriksaan. Yang ketiga adalah treatment, penanganan pasien yang sudah dinyatakan testing konfirmasi positif,” urainya.

Lantas, Dokter Max mengajak warga masyarakat bersama-sama dengan pihaknya untuk berupaya menekan laju pertambahan angka penularan Covid-19 di Kota Tual. 

Ditegaskannya, upaya 3T yang menjadi tanggung jawab pihaknya tidak akan berdampak banyak bila masyarakat sendiri tidak disiplin menerapkan 3 M.

“Mari disiplin buat diri sendiri untuk tetap melakukan protokoler 3 M: menggunakan masker, mencuci tangan secara benar, dan bagaimana tetap menjaga jarak. Prinsipnya, pahami apa yang disebut dengan VDJ, Ventilasi, Durasi, Jaga Jarak,” ajaknya.

Selanjutnya, ia juga mengimbau masyarakat untuk membaca informasi tentang  Covid-19 dari sumber yang valid dan tertanggung jawab. Masyarakat harus menghindari berita hoaks tentang Covid-19.

“Tidak memberikan edukasi bahkan mungkin meningkatkan rasa takut bagi diri sendiri maupun masyarakat. Inilah yang menyebabkan bagaimana terjadi retensi terhadap upaya menekan laju penularan Covid-19 ke depan,” sesalnya.

“Bahkan ada juga kalangan masyarakat yang sampai sini tetap pesimistis sepertinya Covid-19 itu tidak ada, tidak menegakkan 3M bagi diri sendiri padahal melindungi buat orang lain bahkan mungkin juga sudah tercipta di mana masyarakat sudah resisten tentang informasi Covid-19 pada suatu tingkat kejenuhan karena kurang lebih sudah mau 1 tahun Covid-19 itu masih ada,” ujarnya.

Meski demikian, tak lupa Dokter Max memberikan apresiasi kepada masyarakat Kota Tual yang menurutnya sudah semakin banyak yang memberi dukungan. Dukungan tersebut, sesuai pengamatannya, diwujudnyatakan dengan melakukan protokoler 3M.

“Mari kita tetap bersemangat, berjalan bersama, sinergi bersama bahwa pencegahan Covid-19 dari kita oleh kita dan untuk kita. Mari lindungi diri! Mari lindungi orang lain dengan protokoler kesehatan 3 M,” pungkasnya. (Nick Renleuw)

Baca Juga

Berita Populer

Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar