Penyerahan BLT dana desa dari Penjabat Ohoi Ngabub ke salah satu orang tua Mahasiswa. |
Langgur, Marrinnews.com – Jeritan pilu mahasiswa asal Kepulauan Kei yang terdampak langsung wabah Corona Virus di sejumlah wilayah zona merah di Indonesia, bergema dimana-mana.
Permintaan ingin pulang dan bantuan sosial dari pemerintah setempat, menjadi hal dasar dibalik harapan dan keinginan mereka saat ini.
Keinginan mahasiswa ini pun lantas direspon. Salah satunya, oleh pihak Pemerintah Ohoi -desa (Pemo) Ngabub Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara dengan realokasi BLT dana desa tahap I.
“Kami telah menyalurkan BLT dana desa tahap I bagi 59 KPM pada Jumat (15/5/2020). Dari jumlah itu, ada 8 mahasiswa dari ohoi ini juga yang menerimanya. Kedelapan mahasiswa itu saat ini berada di wilayah Manado, Ambon, Yogjakarta, Manokwari dan Sorong” ungkap Perangkat Pemo Ngabub-Bidang/Seksi Kesejahteraan, Jefry Yanto Renwarin kepada awak Marrinnews.com di Langgur, Sabtu (16/5/2020).
lebih lanjut kata Jefry, kehidupan sehari-hari mahasiswa ohoi Ngabub yang saat ini berada pada wilayah tersebut sangat memprihatinkan. Yang mana untuk memenuhi kebutuhan makan saja sangat sulit. Kondisi mereka diperparah lagi dengan minimnya pengiriman uang dari orang tuanya.
“Ke 8 mahasiswa ini, orang tuanya hanya petani biasa. Sumber pendapatannya didapat dari hasil jual enbal bunga. Namun karena kondisi pandemi ini, pendapatan jadi berkurang. Akibatnya mereka (orang tua) tak bisa kirim uang untuk anak-anaknya,” bebernya.
Perangkat Desa bidang kesejahteraan Pemo Ngabub, Jefry Yanto Renwarin |
Menyikapi hal itu, ia mengungkapkan, Pemo bersama warga setempat lalu memutuskan agar anggaran BLT dana desa dapat diperuntukan juga bagi mahasiswa ohoi Ngabub diluar daerah yang terdampak langsung wabah Corona.
“Keputusan itu sesuai hasil musyawarah bersama yang dilakukan Pemerintah ohoi, Camat dan warga. Sebelumnya, musyawarah pertama, nama mereka tidak dicantumkan. Tapi melihat kondisi mereka tidak memungkinkan lagi, akhirnya dilakukan lagi musyawarah kedua dan munculah kesepakatan itu,” katanya.
Dia menegaskan, kebijakan itu sendiri merupakan wujud kemanusian dan kepedulian Pemerintah ohoi dalam membantu meringankan beban orang tua, sekaligus mahasiswa itu sendiri. Selain itu, pemerintah ohoi bertanggung jawab penuh untuk melayani dan memastikan warganya dalam kondisi baik.
“Dengan adanya bantuan ini, kiranya dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi mereka saat ini,” ujarnya.
Renwarin mengaku, bantuan bagi kedelapan mahasiswa itu telah diserahkan kepada orang tua masing-masing, bersamaan dengan keluarga penerima manfaat lainnya.
“Sudah kami salurkan kepada orang tua dari 8 mahasiwa tersebut, dengan maksud bahwa bantuan itu nantinya dikirim langsung oleh mereka. Sebagai pembuktiannya, setiap orang tua akan menyerahkan kembali bukti transfer (pengiriman) kepada pemerintah ohoi setempat untuk selanjutnya dibuat laporan pertanggungjawaban,” tandasnya. (Gerry)
Editor : Ridwan Kalengkongan