Marrin News

Dibalik Fakta Medis ABK Nelayan Andon yang Buat Heboh Warga Kei

Kapal Nelayan Andon
Kapal Nelayan Andon

Langgur, Marrinnews – Hasil pemeriksaan rapid diagnostic test (RDT) terhadap satu anak buah kapal (ABK) nelayan andon asal Buton-Sulawesi Tenggara, sempat menggegerkan masyarakat di wilayah Kepulauan Kei-Provinsi Maluku, Rabu (20/5/2020) malam. Hasil RDT dimaksud beredar luas melalui medsos dengan menyatakan bahwa ABK tersebut positif Covid-19.

“Hasil ini belum bisa kita katakan positif covid-19 karena ini hasil dari RDT yang mana hanya menunjukan reaktif. Reaktif ini pun belum bisa disimpulkan bahwa ABK dimaksud terpapar Corona, karena RDT hanya menditeksi virus biasa bukan corona,” ungkap Danlanal Tual Kolonel Laut (P) I Gusti Putu Wisnawa kepada awak Marrinnews.com di Tual, Kamis (21/5/2020) dini hari.

Wisnawa mengaku, selain satu ABK itu, telah dilakukan juga pemeriksaan RDT bagi kurang lebih 100 ABK dan nakhoda kapal nelayan andong. Hasilnya negatif.

“Pemeriksaan RDT hari Pertama sebanyak 28 orang, hari kedua 72 orang, termasuk ABK dimaksud. Dari hasil pemeriksaan itu ditemukan satu ABK menunjukan reaktif, sedangkan lainnya negatif,” sebutnya.

Menurut Wisnawa, hasil RDT salah satu ABK itu sempat mengherankan tim dokter Pemkot Tual dan Lanal. Pasalnya, dari kurang lebih 100 orang hanya satu yang reaktif.

“Ini sangat aneh karena dari satu kapal itu tidak ada yang reaktif. Hanya dia (ABK) itu saja,” bebernya.

Ia mengatakan, dari kasus itu oleh tim dokter kemudian melakukan wawancara medis. Hasilnya, menurut pengakuan nakhoda kapal bahwa mereka telah melakukan perjalanan dari Buton selama kurang lebih 20 hari.

Selama masa waktu itu, katanya, tidak adapun dari mereka yang sakit. Kecuali terhadap ABK-R memiliki riwayat penyakit asma akut yang dideritanya sejak kecil.

“Dia (ABK-R) sudah bersama dengan saya sejak kecil. Orang tuanya sudah meninggal dan sejak itulah bila kemana-mana selalu bersama saya. Apabila dia bekerja sampe kelelahan, asmanya sering kambuh,” ujar Danlanal meniru kembali pernyataan sang nahkoda.

Menurut Wisnawa, dalam keterangan sang nahkoda bahwa selama rentan 20 hari, mereka hanya berada di lautan dan tak pernah menyentuh daratan. Apalagi sampai berinteraksi dengan masyarakat lainnya.

“jika satu orang ABK tersebut positif Covid lalu bagaimana dengan ABK dan nakhoda lain yang bersama dengannya diatas kapal selama 20 hari itu. Pastinya, mereka semua akan tertular, bahkan mungkin selama 20 hari itu ada yang sudah meninggal. Tapi faktanya mereka semua dalam kondisi sehat dan hanya 1 orang saja yang reaktif karena penyakit bawaan yang dideritanya itu,” papar dia.

Meski begitu, guna memastikan riwayat hasil RDT tersebut, terhadap ABK-R telah diambil sampel darahnya untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) atau Swab di Ambon.

“Sampel darahnya akan dikirim ke Ambon. Namun mengingat saat ini tidak ada penerbangan, sehingga kita akan tunggu pesawat milik AL ataupun AU yang masuk disini untuk dapat mengirimkan sampel tersebut. Apapun hasilnya akan kami umumkan ke publik,” tegas Wisnawa.

Sementara itu, juru bicara pemerintah untuk penanganan covid-19 Kota Tual, Moksen Ohoiyuf membenarkan pernyataan Danlanal Tual.
Menurut Moksen, hasil RDT reaktif hanya mengarah pada penyakit bawaan yang diderita ABK-R.

“Jadi yang bisa menentukan seseorang positif Covid-19 atau tidak bukanlah pihak dokter disini, melainkan hanya akan melalui hasil uji laboratorium PCR di Ambon. Dalam konteks ini, maka siapapun yang ada di wilayah kota Tual saat ini, tidak punya kompeten untuk mengklaim hal tersebut,” tegas dia saat dihubungi Marrinnews.com via telepon WhatsApp, Kamis (21/5/2020) siang.

Ohoiyuf menyatakan, Kota Tual saat ini dalam kondisi zona hijau. Dimana, baik untuk ODP, PDP ataupun positif terkonfirmasi 0 (tidak ada) kasus.

“Bagi seluruh masyarakat di Kota Tual ataupun Maluku Tenggara agar tidak panik dan terpancing dengan informasi-informasi yang tidak jelas asalnya. Tetap waspada dan patuhi protokol kesehatan sebagaimana berlaku,” imbaunya. (Gerry)


Editor : Ridwan Kalengkongan


Baca Juga

Berita Populer

Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar