Sebanyak 59 warga Kepulauan Kei-Maluku Tenggara dari Timika-Papua dan Dobo (Kepulauan Aru) saat tiba dengan KM Leuser di Pelabuhan Yos Sudarso Tual, Minggu (12/4/2020) pagi |
Langgur, Marrinnews.com – Sebanyak 59 warga Kepulauan
Kei-Maluku Tenggara dari Timika-Papua dan Dobo (Kepulauan Aru), akhirnya tiba
di Pelabuhan Yos Sudarso Tual, Minggu (12/4/2020) pagi dengan menumpang KM Leuser.
Pantauan Marrin News, proses evakuasi para pelaku perjalanan
ini dikawal ekstra ketat oleh petugas TNI/Polri serta Satuan Sat Pol PP hingga
memasuki lokasi karantina di Langgur. Setiap penumpang, pelaku perjalanan
diberlakukan Standar Operational Prosedur (SOP) kesehatan Covid-19, mulai dari
cuci tangan, penyemprotan disinfektan terhadap barang bawaan dan pelaku
perjalanan itu sendiri, hingga pemeriksaan suhu badan menggunakan termos scaner
pun tak luput dari perlakuan prosedur yang berlaku.
Bupati Maluku Tenggara M. Thaher Hanubun selaku Ketua Tim
Gugus Tugas memimpin langsung jalannya proses evakuasi tersebut. Sesuai
pantauan, proses evakuasi berjalan aman dan tertib.
Saat tiba di Hotel Langgur yang telah di ubah sebagai pusat
karantina milik Pemda Malra, para pelaku perjalanan kemudian diberi arahan secara
bergantian dari Dandim 1503-Tual Letkol Inf. Mario Noya dan Bupati Malra.
Bupati Maluku Tenggara M. Thaher Hanubun bersama Pimpinan TNI-Polri saat berada di Lokasi Karantina |
“Mengingat bahwa Bapak ibu dan basudara semua datang dari
daerah yang saat ini merupakan sudah zona merah, maka semuanya akan di
karantina di sini. Kami harap dapat dimaklumi akan hal itu,” ujar Noya.
Noya mengakui, saat ini masih terdapat keterbatasan
sarana-prasarana pada tempat karantina. Namun, prosedur karantina kesehatan
selama 14 hari wajib ditaati.
“Pemerintah sudah berupaya untuk memberikan pelayanan
terbaik bagi basudara semua dengan segala keterbatasan yang ada. Tapi tolonglah
agar semua kebijakan dan prosedur yang berlaku dapat dijalankan dengan baik
demi keamanan dan kenyamanan kita semua,” pintah sang Dandim.
Sementara itu, Bupati M. Thaher Hanubun menegaskan, Maluku
Tenggara ataupun Kota Tual saat ini tidak memberlakukan Lockdown Wilayah. Hal
itu sesuai instruksi Presiden RI Joko Widodo.
“Papua sudah Lockdown tapi syukur puji Tuhan hari ini,
kalian semua sudah sampai disini. Kami pahami perasaan yang saat ini saudara/i
rasakan, tetapi semua yang datang di Maluku Tenggara harus dikarantina,”
ungkapnya.
Bupati mengingatkan, perjuangan untuk menjadikan hotel
Langgur sebagai tempat karantina, bukanlah hal yang mudah. Pro dan kontra
menjadi bagian dari proses lokasi ini.
“Kami sudah berusaha mendapatkan tempat ini dan itu semua
digratiskan oleh pemilik hotel. Saya hanya minta satu saja, tolong taati aturan
yang ada,” imbaunya.
Thaher menegaskan, segala kebutuhan selama masa isolasi di
tempat-tempat karantina yang disediakan akan menjadi tanggung jawab penuh Pemda,
Ohoi (Desa) dan Kecamatan masing-masing.
“Saat ini Malra dan Kota Tual masih aman. Saya berharap
kondisi akan terus seperti ini. Yang terpenting adalah aturan yang ada harus
dijalankan sebagimana mestinya,” tandas Bupati Hanubun.
Untuk diketahui, terdapat dua tempat karantina yang
disediakan Pemda Malra saat ini, yakni Hotel Langgur dan SMP Unggulan Malra
yang berlokasi Pokarina Barat. Untuk hotel Langgur, menampung 29 pelaku
perjalanan dari Timika dan Dobo. Sementra 30 orang lainnya di tampung di SMP
Unggulan.
Pelaku perjalanan di lokasi karantina SMP Unggulan sendiri,
sebelumnya sempat mendapat penolakan warga setempat. Meski begitu, keberadaan
pelaku perjalanan di lokasi itu akhirnya diterima, setelah dilakukan dialog
kesepakatan bersama antara warga setempat dengan pihak Pemda dan pimpinan TNI -
Polri. (Gerry)
Editor : Ridwan Kalengkongan