Kadis Dikbud Kota Tual M. Zein Renhoat. S,Pdi saat penyematan id card kepada peserta workshop yang berlangsung di Aula SD 1 Fiditan Senin (4/11) |
Tual,
Marrinnews.com.- Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Fiditan menggelar Workshop Penguatan
Implementasi Kurikulum 2013, Ektrakulikuler dan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
yang berlangsung di aula SD 1 Fiditan pada Senin 4 November 2019.
Pantauan
media ini sebelum membuka kegiatan yang ditandai dengan pemasangan Id Card kepada
peserta, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tual M. Zein Renhoat, S.Pd.I dalam sambutan di depan
peserta yang terdiri dari perwakilan Sekolah Dasar serta murid mengatakan tujuan
pelaksaanaan workshop hari ini yang pertama penguatan implementasi kurikulum
2013 dimana harus bermuara pada beberapa hal yang pertama apakah sudah ada
silabus, perangkat pembelajaran setelah itu bagaimana proses belajar mengajar
di kelas.
“Penguatan
kurikulum 2013 yang akan dipelajari disini agar bisa diaplikasikan di sekolah
masing masing sehingga pembelajaran di kelas harus ada perubahan,” Ujar Renhoat
saat memberikan arahan di Aula SD 1 Fiditan Senin (4/11).
“Pola
mengajar yang hanya memberikan murid catatan untuk disalin kembali itu harus
dirubah dan tidak boleh lagi,”ujarnya menambahkan.
Kedua
Penguatan ekstrakulikuler, menurutnya selama ini terlihat tumpang tindih dimana ada sekolah yang melaksanakan dan punya
perencanaan dalam kegiatan ekstrakulikuler sehingga ada capaian yang didapat di
akhir kegiatan, namun ada yang hanya asal-asalan sehingga tidak ada output bagi
peserta didik. Kegiatan ekstrakulikuler diarahkan pada kegiatan Pramuka dimana
berkaitan dengan bagaimana membentuk karakter anak.
“Kegiatan
ekstrakulikuler harus memiliki perencanaan dan terfokus, kalau ada tari- tarian
harus fokus disitu saja jangan banyak kegiatan tetapi akhirnya
amburadul,”Ucapnya.
Ketiga
Penguatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang mana butuh pemahaman bersama dalam
implementasinya, dijelaskannya UKS jangan hanya dipahami soal melatih murid
dalam penanganan saja tapi bagaimana melatih melakukan pencegahan dengan membangun
kesadaran dan pemahaman.
“Guru
jangan pasrah dengan keadaan, UKS bukan hanya terbatas pada ketika anak pingsan
lalu dibawa dan di sana sudah ada minyak kayu putih dan daklonya lalu kemudian
digosok untuk penyembuhan, bukan itu saja,” Tegasnya.
UKS
itu dimulai dari bagaimana guru menciptakan suasanan yang sehat, lingkungan dan
WC yang bersih dan di setiap kelas terdapat ember yang memiliki kran untuk
digunakan sebagai tempat cuci tangan.
“Ruang
UKS juga harus dibuat, walaupun tidak terlalu besar tetapi diharapkan terdapat
beberapa pelayanan kesehatan seperti tandu dan obat obatan ringan yang dibutuhkan
apabila ada murid yang sakit,” Harapnya.
Untuk
itu dirinya mengharapkan kepada para peserta agar dapat mengikuti kegiatan yang
direncanakan selama tiga hari dengan baik, sehingga sekembalinya dapat mengimplementasikan
di sekolah masing masing. (MN_86)