Dr. Zainal A. Rahawarin, M.Si bersama Kepala BKPSDM Yani Renuat saat seminar penguatan budaya lokal kei di aula kantor Walikota pada Senin, (20 /5/ 2019.) |
Tual,
Marrinnews.com.- Dr. Zainal A. Rahawarin, M.Si menggelar seminar Penguatan Budaya
Lokal Kei di Kota Tual dengan tema “Monarki dalam Sistem Pemerintahan Adat Kei,
Suatu Tinjauan Hukum Adat Larvul Ngabal dan Desentralisasi Pemerintahan Desa” guna
memboboti Penulisan Jurnal Internasional dalam rangka meraih gelar Profesor yang
berlangsung di aula kantor Walikota pada Senin, 20 Mei 2019.
Dr. Zainal Kepada Wartawan usai seminar
mengatakan Monarki dalam Sistem Pemerintahan Adat Kei merupakan Local Wisdom atau pemerintahan adat yang
pada zamannya sangat luar biasa maju dan setara dengan sistem pemerintahan
monarki yang ada di dunia.
“ Sistem adat tersebut sangat diapresiasi
oleh para ilmuwan untuk mau mengangkat dengan menulis secara publish baik di
nasional maupun internasional,” Ujarnya.
Dikatakanya kehadiranya dalam rangka
penelitian tersebut sangat berharap kepada pemerintah baik itu Kota Tual maupun
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maluku Tenggara (Malra)agar dapat memfasilitasinya.
“tadi di forum-forum berkembang agar bukan
hanya sekedar data yang diambil di sini tapi juga kita ke Belanda sehingga ada pengayaan
terhadap budaya kei,” Pintanya.
Hal ini perlu dilakukan agar adat kei yang
sangat luar biasa bisa diketahui dan bahkan bisa menjadi model dalam sistem
pemerintahan adat di Indonesia.
“ karena undang-undang telah memberikan ruang kepada pemerintahan
adat itu untuk melahirkan Perda Perda atau peraturan daerah yang terkait dengan
sistem pemerintahan adat itu sendiri,” Jelasnya.
Pemerintah pusat telah memberikan jalan
kepada pemerintah daerah untuk melahirkan sistem pemerintahan sesuai nilai yang
baik terkait dengan adat yang berlaku di daerah setempat untuk itu mintanya agar
seminar yang dilakukanya hanya menjadi kegiatan awal tapi sekembalinya akan
kembali diundang untuk pedalaman atau pembahasan yang tidak hanya dengan Pemkot
Tual namun juga Pemkab Malra dengan melibatkan seluruh Raja sehingga ada satu persepsi
bersama terkait dengan penulisan sejarah Kei yang di bukukan.
“tapi itu kembali lagi kepada pemerintah
daerah apakah mereka bisa membantu dalam hal penulisan dan penelitian tersebut maka
ketika telah satu pemahaman dan persepsi mungkin akan menjadi satu buku katakanlah
satu kitab suci bagi orang Kei,” Ujarnya.
Diakuinya kegiatan seminar tersebut walaupun
telah mendapat respon positif dari Walikota Tual atas kajian tentang penguatan
budaya lokal namun diharapkanya ada tindak lanjut.
“ ketika saya menulis dalam bentuk buku dan jurnal
internasional maka dunia akan tahu bahwa sebetulnya bukan saja sistem monarki
itu berlaku di negara Modern tapi juga di Kei,” Tegasnya. (MN_86)
Editor : Ridwan Kalengkongan