Walikota Tual Adam Rahayaan S,Ag. M,Si. |
Tual, Marrinnews.com.- Penyaluran Beras Cadangan Pemerintah (BCP) Tahun 2018 yang saat ini memasuki tahap penyelidikan oleh Reskrim Polda Maluku dengan memeriksa sejumlah saksi terkait penyaluran, Walikota Tual Adam Rahayaan saat dikonfirmasi membenarkan hal tersebut, dikatakanya saat ini Kepolisian sementara menelusuri.
“prinsipnya
semua lembaga peradilan atau lembaga penegak hukum untuk semua laporan yang
masuk wajib disikapi, nanti laporan itu benar atau tidak kan dikembalikan,”
Ujar Walikota Tual Adam Rahayaan S,Ag. M,Si. di Pendopo Yarler Tual pada Rabu
11 April 2019.
Atas
hal tersebut dirinya meminta semua pihak agar pro aktif dan memeberikan
kesempatan kepada Kepolisian untuk menelusuri terlepas dari benar atau tidaknya.
Dijelaskanya di Kota Tual tidak pernah terjadi bencana alam dan hanya bencana
sosial atau bencana kelaparan karena secara geografis Tual memiliki luas lautan
lebih besar dari daratan selain itu lahan pertanian hanya ada dibeberapa Desa
didaratan dengan produksi pertanian yang difokuskan hanya pada sayur mayur,
bawang dan bukan untuk pangan, sementara dikepulauan struktur tanahnya tidak
cocok untuk pertanian.
“
jadi coba dicek ke Desa yang ada di
kepulauan maupun didaratan saat ini, apakah masyarakat lapar dan butuh beras,
ya butuh dan memang lapar,” Ujarnya.
Dijelaskanya
Diskresi atau kebijakan seorang kepala daerah dijamin dalam Undang -undang.
“
anggaran saja bisa saya punya kewenangan apalagi hanya beras keluar untuk
masyarakat makan,” Tegasnya.
Menurutnya
kebijakan tersebut merupakan sebuah prestasi yang terpenting jangan sampe beras
tersebut diperjualbelikan, sehingga diskresi itu boleh sepanjang tidak
merugikan kepentingan umum, merugikan orang banyak atau memperkaya diri sendiri
itu tidak menjadi persoalan.
Sehingga
sambungnya, dirinya harus tanggap serta responsif membaca kesulitan dan
rintihan yang dialami masyarakat dan diyakininya tidak ada kerugian negara
dalam kebijakan tersebut, dirinya bahkan meminta agar BPK untuk memeriksa
apakah ada kerugian yang ditimbulkan dari kebijakanya tersebut.
“ beras sampai ke perut masyarakat, uji petik
saja dilapangan, apakah beras sampai kepada masyarakat mangur, fadol, kaimear atau
tidak kalo sampe ya selesai,” Tegasnya.
Tetapi
apabila kebijakan yang diambil tersebut dilaporkan seakan akan sebuah
pelanggaran hukum maka selaku pimpinan di Kota Tual dirinya siap karena kebijakanya
merupakan sebuah prestasi, dan sudah menjadi resiko yang melekat pada jabatan
yang dimilikinya saat ini.
“
Pimpinan yang berpihak dengan kebijakan untuk menjawab keresehan, kesulitan,
kelaparan yang dialami masyarakat itu lebih penting, “ Ujarnya.
Menyoal
penyelidikan kasus BCP yang kini menjadi isu yang di bahas dimasyarakat
dikatakannya dirinya menyadari sungguh dan siap atas konsuekwensinya karena saat
ini rival politiknya tidak tidur serta diam dan terus memantau kebijakan serta
pelaksanaan jalanya pemerintahan yang dipimpinya selama 5 tahun kedepan.
“
saya punya anak istri dan saya akan
tetap menjaga nama baik dengan memikirkan setiap dampak dalam setiap kebijakan
yang diambil, hanya orang kei begitu seakan akan ini dahsyat sekali, saya
pernah menjalani kasus asuransi dan biasa biasa saja,” Ungkapnya.
Pada
tataran pelaksanaan penyaluran BCP kalau diduga penyalagunaanya ada saat penyaluran
ditingkat lapangan maka bukan lagi menjadi tanggung jawab dirinya selaku kepala
daerah, karena dirinya bertanggungjawab
ditataran kebijakan umum dan hal teknis itu ada pada Kepala Desa, RT, RW yang
menandatangani berita acara pada saat penyerahan beras tersebut ke warga
masyarakat.
“saya
tanya, kalau uang Desa itu ada penyimpangan, yang ditangkap saya atau kepala
desanya,” Ujarnya.
Saat
diminta memberikan himbauan kepada masyarakat mengingat penyelidikan masalah
BCP telah terjadi polemik dimasyarakat dirinya mengatakan tidak ingin
memberikan himbauan karena nanti dipolitisir lagi seakan akan dirinya membujuk
dan merayu masyarakat, dirinya meminta biarlah proses ini berjalan seperti
biasanya, siapapun yang akan dipanggil agar datang dan memberikan keterangan
menurut yang diketahui.
“
kapan saya kumpul mereka, saya giring satu persatu bawa ke rumah atau di
ruangan kerja saya untuk mengarahkan Beras untuk kepentingan politik itu tidak ada, dan terlalu bodoh saya kalau
melakukan hal tersebut,” Tutupnya. (MN_86)
Editor : Ridwan Kalengkongan